Korban tewas demo pemekaran di makamkan
A
A
A
Sindonews.com - Jenazah almarhum Candra warga Desa Harapan, Dusun Patoko, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, di makamkan di pemakaman umum Islam Desa Harapan. Proses pemakaman, di antarribuan pelayat dari warga desa dan kerabat korban.
Proses pemakaman ini juga diwarnai isak tangis pihak keluarga. Usai disalati, jenazah almarhum Candra yang meninggal dunia akibat ditembak peluru tajam aparat, akhirnya di kebumikan.
Proses pemakaman jenazah ini, diantar ribuan pelayat. Warga desa merasa terpukul dengan kejadian tersebut. Menurut warga, yang memegang senjata api di lokasi bentrok hanya aparat keamanan. Sehingga warga menyimpulkan peluru yang menembus dada korban tersebut berasal dari senjata aparat keamanan.
Proses pemakaman ini juga diwarnai isak tangis keluarga korban. Mereka masih trauma dan terpukul atas kejadian tersebut. Keluarga juga menyalahkan aparat, karena terlalu lama membiarkan almarhum tergeletak di Polsek Walenrang, untuk dibawa ke RSUD Palopo. Diduga, korban tewas karena kehabisan darah.
Kapolda Sulselbar Irjen Pol Burhanuddin Andi beserta rombongannya yang sempat melawat kerumah duka tidak ikut kepemakaman untuk menyaksikan prosesi pemakaman.
Korban Candra adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara pasangan Bayung-Sawiah. Semasa hidupnya, korban cuma tamatan SMA dan bekekerja sebagai kuli bangunan. Dalam bentrokan kemarin, korban sempat bergabung dengan mahasiswa yang menuntut pemebentukan Kabupaten Luwu Tengah.
Proses pemakaman ini juga diwarnai isak tangis pihak keluarga. Usai disalati, jenazah almarhum Candra yang meninggal dunia akibat ditembak peluru tajam aparat, akhirnya di kebumikan.
Proses pemakaman jenazah ini, diantar ribuan pelayat. Warga desa merasa terpukul dengan kejadian tersebut. Menurut warga, yang memegang senjata api di lokasi bentrok hanya aparat keamanan. Sehingga warga menyimpulkan peluru yang menembus dada korban tersebut berasal dari senjata aparat keamanan.
Proses pemakaman ini juga diwarnai isak tangis keluarga korban. Mereka masih trauma dan terpukul atas kejadian tersebut. Keluarga juga menyalahkan aparat, karena terlalu lama membiarkan almarhum tergeletak di Polsek Walenrang, untuk dibawa ke RSUD Palopo. Diduga, korban tewas karena kehabisan darah.
Kapolda Sulselbar Irjen Pol Burhanuddin Andi beserta rombongannya yang sempat melawat kerumah duka tidak ikut kepemakaman untuk menyaksikan prosesi pemakaman.
Korban Candra adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara pasangan Bayung-Sawiah. Semasa hidupnya, korban cuma tamatan SMA dan bekekerja sebagai kuli bangunan. Dalam bentrokan kemarin, korban sempat bergabung dengan mahasiswa yang menuntut pemebentukan Kabupaten Luwu Tengah.
(san)