Demo pemekaran dibubarkan paksa, aparat tembaki warga
A
A
A
Sindonews.com - Aparat kepolisian menembakan peluru dan gas air mata ke arah warga yang sudah memblokade jalan Trans Sulawesi. Sehingga, warga yang telah bertahan selama 24 jam, dipukul mundur.
Demo menuntut pembentukan Kabupaten Luwu Tengah ni berakhir bentrok. Warga yang bertahan terlibat bentrok dengan aparat keamanan. Untuk menghalau warga, aparat melepaskan tembakan gasir mata dan peluru tajam.
Tindakan represip aparat ini, ternyata ampuh. Warga yang memblokade jalan Tran Sulawesi mundur, sambil melakukan pelemparan kearah aparat. Untuk membersihkan jalan dari pohon kayu, petugas juga mengerahkan satu unit mesin senso untuk memotong pohon kayu yang melintang di tengah jalan.
Banyaknya petugas membuat pertahanan terakhir warga berhasil dikuasai aparat. Dalam bentrokan ini, sejumlah warga berhasil diamankan. Beberapa diantaranya, ditangkap di dalam rumah warga. Mereka yang ditangkap babak belur dihakimi petugas.
kaum ibu yang melihat kejadian tersebut marah. Mereka langsung mendatangi aparat dan memaki-maki aparat keamanan yang bertindak di luar batas kemanusiaan. Sementara dari kubu aparat keamanan tidak ada yang mengalami luka serius.
Selain itu, aparat juga menyita bom molotov yang tidak sempat dipergunakan pelaku. Informasi dari Kapolres Luwu AKBP Alan G Abbas, tindakan tegas ini dilakukan karena jalan negosiasi buntu.
Pihak pendemo tidak mau membuka jalan Trans Sulawesi sebelum anggota Komisi II DPR RI datang menemui warga. Permintaan tersebut tidak bisa dikabulkan. Jalan satu-satunya adalah menggerakan aparat keamanan untuk membuka paksa jalan Trans Sulawesi.
Demo menuntut pembentukan Kabupaten Luwu Tengah ni berakhir bentrok. Warga yang bertahan terlibat bentrok dengan aparat keamanan. Untuk menghalau warga, aparat melepaskan tembakan gasir mata dan peluru tajam.
Tindakan represip aparat ini, ternyata ampuh. Warga yang memblokade jalan Tran Sulawesi mundur, sambil melakukan pelemparan kearah aparat. Untuk membersihkan jalan dari pohon kayu, petugas juga mengerahkan satu unit mesin senso untuk memotong pohon kayu yang melintang di tengah jalan.
Banyaknya petugas membuat pertahanan terakhir warga berhasil dikuasai aparat. Dalam bentrokan ini, sejumlah warga berhasil diamankan. Beberapa diantaranya, ditangkap di dalam rumah warga. Mereka yang ditangkap babak belur dihakimi petugas.
kaum ibu yang melihat kejadian tersebut marah. Mereka langsung mendatangi aparat dan memaki-maki aparat keamanan yang bertindak di luar batas kemanusiaan. Sementara dari kubu aparat keamanan tidak ada yang mengalami luka serius.
Selain itu, aparat juga menyita bom molotov yang tidak sempat dipergunakan pelaku. Informasi dari Kapolres Luwu AKBP Alan G Abbas, tindakan tegas ini dilakukan karena jalan negosiasi buntu.
Pihak pendemo tidak mau membuka jalan Trans Sulawesi sebelum anggota Komisi II DPR RI datang menemui warga. Permintaan tersebut tidak bisa dikabulkan. Jalan satu-satunya adalah menggerakan aparat keamanan untuk membuka paksa jalan Trans Sulawesi.
(san)