Pembangunan Hotel Wisanti ancam rumah warga
A
A
A
Sindonews.com – Pembangunan Hotel Wisanti di Jalan Tamansiswa menuai masalah. Pengerukan tanah sedalam 4,5 meter untuk basement hotel mengancam rumah warga. Halaman depan rumah RT setempat dan kamar warga nyaris roboh karena tanah di bawahnya ambrol.
Arismanto, yang juga ketua RT 54 mengatakan, rumahnya terancam ambrol akibat pembangunan hotel. Saat hujan mengguyur DIY, Minggu (10/11/2013) sore, bagian depan rumahnya ambrol sepanjang dua meter karena tanah yang menopang longsor masuk ke dalam galian sedalam 4,5 meter.
Tidak hanya itu, kamar rumah milik Ferry yang berada persis di depan rumahnya juga terancam. Tanah bagian samping rumah juga ambrol. Kondisi itu sangat mengkhawatirkan karena mengancam keselamatan.
“Memang akhirnya disemen oleh pihak hotel, tapi tetap saja kami khawatir,” kata Aris, Senin (11/11/2013).
Dia menjelaskan, kabarnya di lokasi itu akan dibangun gedung baru enam lantai plus basement. Menurut dia, pihak hotel sempat memberi sosialisasi kepada warga bahwa pembangunan hotel akan dimulai awal tahun depan.
Sayang, pembangunan justru sudah dimulai secara diam-diam.
“Kami juga kaget sudah ada galian sedalam 4,5 meter. Kami tidak tahu karena sekeliling lokasi dipagari seng. Awalnya memang ada penggalian dengan alat berat, diprotes warga lalu dihentikan. Ternyata proyek tetap jalan tapi manual,” jelasnya.
Wahyana Giri, warga lain mengatakan, sebenarnya pembangunan hotel ditolak warga terutama warga RW 18 dan 18. Warga takut ada dampak serius terhadap mereka jika pembangunan jadi dilakukan. Dia meyakini, proyek dikerjakan diam-diam karena tidak dilengkapi perizinan.
Alasannya sederhana, warga belum pernah dimintai persetujuan untuk mengurus HO atau izin gangguan. “Kami ingin ada amdal dulu dari yang netral. Setelah dipastikan tidak bahaya kami ingin ada MoU antara warga dan pihak hotel,” katanya.
Arismanto, yang juga ketua RT 54 mengatakan, rumahnya terancam ambrol akibat pembangunan hotel. Saat hujan mengguyur DIY, Minggu (10/11/2013) sore, bagian depan rumahnya ambrol sepanjang dua meter karena tanah yang menopang longsor masuk ke dalam galian sedalam 4,5 meter.
Tidak hanya itu, kamar rumah milik Ferry yang berada persis di depan rumahnya juga terancam. Tanah bagian samping rumah juga ambrol. Kondisi itu sangat mengkhawatirkan karena mengancam keselamatan.
“Memang akhirnya disemen oleh pihak hotel, tapi tetap saja kami khawatir,” kata Aris, Senin (11/11/2013).
Dia menjelaskan, kabarnya di lokasi itu akan dibangun gedung baru enam lantai plus basement. Menurut dia, pihak hotel sempat memberi sosialisasi kepada warga bahwa pembangunan hotel akan dimulai awal tahun depan.
Sayang, pembangunan justru sudah dimulai secara diam-diam.
“Kami juga kaget sudah ada galian sedalam 4,5 meter. Kami tidak tahu karena sekeliling lokasi dipagari seng. Awalnya memang ada penggalian dengan alat berat, diprotes warga lalu dihentikan. Ternyata proyek tetap jalan tapi manual,” jelasnya.
Wahyana Giri, warga lain mengatakan, sebenarnya pembangunan hotel ditolak warga terutama warga RW 18 dan 18. Warga takut ada dampak serius terhadap mereka jika pembangunan jadi dilakukan. Dia meyakini, proyek dikerjakan diam-diam karena tidak dilengkapi perizinan.
Alasannya sederhana, warga belum pernah dimintai persetujuan untuk mengurus HO atau izin gangguan. “Kami ingin ada amdal dulu dari yang netral. Setelah dipastikan tidak bahaya kami ingin ada MoU antara warga dan pihak hotel,” katanya.
(lns)