Bentrok di Tamalate, 1 tewas, puluhan rumah dirusak
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan warga menyerang pemukiman penduduk, di Jalan Tamalate Kompleks Perumnas Panakkukang, Kecamatan Rappocini, dini hari. Akibat penyerangan tersebut, puluhan rumah warga dilaporkan rusak parah, setelah dilempari batu dan balok kayu, di sepanjang Jalan Tamalate III dan Tamalate VII.
Informasi yang dihimpun di TKP, insiden tersebut merupakan buntut dari bentrokan puluhan pemuda di sekitar TKP, yang menyebabkan satu orang warga tewas ditusuk senjata tajam jenis badik, pada Rabu 30 Oktober 2013 malam.
Korban yang meninggal dunia, diketahui bernama Alan Basri alias Allang alias Oby (26), warga Jalan Mappala, Kecamatan Rappocini. Alan Basri mengalami luka tusuk serius di bagian perut kiri. Meski sempat menjalani perawatan di RS Grestelina, namun nyawa korban tidak dapat terselamatkan.
Mendapat kabar kematian Alan, ratusan warga yang diduga kuat sebagai keluarga dan rekan korban, langsung melakukan penyerangan membabi buta sebagai bentuk balas dendam. Bahkan, siang kemarin, ratusan warga kembali melakukan penyerangan ke sekitar TKP, untuk mencari pelaku penikaman terhadap Alan.
Beruntung, aksi main hakim sendiri ini bisa diredam oleh ratusan Brimob Polda Sulselbar dan Polrestabes Makassar, yang telah disiagakan mulai dini hari kemarin. Petugas menyita barang bukti bom molotov dan puluhan anak panah, yang dipakai warga menyerang ke sepanjang Jalan Tamalate.
Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polrestabes Makassar AKBP M Ridwan mengungkapkan, untuk mengantisipasi serangan lanjutan, pihaknya telah mengantisipasi dengan menurunkan ratusan aparat di TKP. Bahkan, sejumlah akses menuju TKP ditutup sementara, untuk menghalau masuknya ratusan warga yang ingin melakukan aksi balas dendam.
"Kita antisipasi jangan sampai ini meluas. Makanya ada beberapa akses yang kita tutup," katanya saat ditemui di lokasi bentrokan, Kamis (31/10/2013).
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsekta Rappocini Iptu Andi Haris mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penikaman korban.
Menurutnya, pelaku diduga kuat berjumlah empat orang dan telah dikantongi identitasnya oleh penyidik kepolisian. "Mereka inilah yang memicu bentrokan, sehingga mengakibatkan ratusan warga mengamuk dan menyerang," beber Haris.
Dia menambahkan, motif pertikaian antara korban dan pelaku, diduga merupakan dendam lama. Apalagi, korban dan kelompok pemuda di Tamalate, kerap terlibat perselisihan.
Akibat penyerangan itu, sejumlah pertokoan di sekitar TKP memilih tutup mulai pagi hingga sore, karena takut menjadi sasaran kebringasan warga. Bahkan, beberapa warga memilih mengungsi sementara, karena khawatir menjadi sasaran penyerangan.
"Sudah banyak mengungsi warga pak, karena penyerang menggunakan bom molotov membabi buta rumah di sepanjang Tamalate," ujar Budi (27) warga sekitar.
Informasi yang dihimpun di TKP, insiden tersebut merupakan buntut dari bentrokan puluhan pemuda di sekitar TKP, yang menyebabkan satu orang warga tewas ditusuk senjata tajam jenis badik, pada Rabu 30 Oktober 2013 malam.
Korban yang meninggal dunia, diketahui bernama Alan Basri alias Allang alias Oby (26), warga Jalan Mappala, Kecamatan Rappocini. Alan Basri mengalami luka tusuk serius di bagian perut kiri. Meski sempat menjalani perawatan di RS Grestelina, namun nyawa korban tidak dapat terselamatkan.
Mendapat kabar kematian Alan, ratusan warga yang diduga kuat sebagai keluarga dan rekan korban, langsung melakukan penyerangan membabi buta sebagai bentuk balas dendam. Bahkan, siang kemarin, ratusan warga kembali melakukan penyerangan ke sekitar TKP, untuk mencari pelaku penikaman terhadap Alan.
Beruntung, aksi main hakim sendiri ini bisa diredam oleh ratusan Brimob Polda Sulselbar dan Polrestabes Makassar, yang telah disiagakan mulai dini hari kemarin. Petugas menyita barang bukti bom molotov dan puluhan anak panah, yang dipakai warga menyerang ke sepanjang Jalan Tamalate.
Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polrestabes Makassar AKBP M Ridwan mengungkapkan, untuk mengantisipasi serangan lanjutan, pihaknya telah mengantisipasi dengan menurunkan ratusan aparat di TKP. Bahkan, sejumlah akses menuju TKP ditutup sementara, untuk menghalau masuknya ratusan warga yang ingin melakukan aksi balas dendam.
"Kita antisipasi jangan sampai ini meluas. Makanya ada beberapa akses yang kita tutup," katanya saat ditemui di lokasi bentrokan, Kamis (31/10/2013).
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsekta Rappocini Iptu Andi Haris mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penikaman korban.
Menurutnya, pelaku diduga kuat berjumlah empat orang dan telah dikantongi identitasnya oleh penyidik kepolisian. "Mereka inilah yang memicu bentrokan, sehingga mengakibatkan ratusan warga mengamuk dan menyerang," beber Haris.
Dia menambahkan, motif pertikaian antara korban dan pelaku, diduga merupakan dendam lama. Apalagi, korban dan kelompok pemuda di Tamalate, kerap terlibat perselisihan.
Akibat penyerangan itu, sejumlah pertokoan di sekitar TKP memilih tutup mulai pagi hingga sore, karena takut menjadi sasaran kebringasan warga. Bahkan, beberapa warga memilih mengungsi sementara, karena khawatir menjadi sasaran penyerangan.
"Sudah banyak mengungsi warga pak, karena penyerang menggunakan bom molotov membabi buta rumah di sepanjang Tamalate," ujar Budi (27) warga sekitar.
(san)