Truk pengangkut puluhan ton pupuk sawit terguling
A
A
A
Sindonews.com - Truk pengangkut puluhan ton pupuk sawit, terguling di Desa Tammejarra atau Tommo IV. Akibatnya, jalan satu-satunya menuju tiga desa dan beberapa dusun terganggu. Ketiga desa itu adalah Tommo VII, Mariri, dan Kabe.
Muladi sopir truk mengungkapkan, dirinya tidak bisa mengendalikan mobil saat kendaraan mulai oleng. Jalan menuju Desa Tammejarra memang luar biasa sempit, dan licin. Jalurnya juga berkelok-kelok, dan curam. Tidak ada jalan lain, kecuali melalui jalur itu.
"Rekan kami juga sempat mengalami hal yang sama. Truknya mundur, dan menabrak rumah kemudian terguling," katanya, kepada wartawan, Rabu (30/10/2013).
Muladi dan rekannya terpaksa harus memindahkan satu per satu karung seberat 50 kilogram berisi pupuk ke tepi jalan. Untuk mempercepat proses, beberapa warga membantu mereka.
Pekerjaan berat ini, memakan waktu cukup lama. Sehingga atrean kendaraan mencapai lima kilometer. Sekitar tiga jam kemudian, sebuah alat berat datang dan mengevakuasi truk.
Palaha tokoh masyarakat setempat mengatakan, di jalur tersebut sering terjadi kecelakaan. Akibatnya sudah tentu mengisolir beberapa wilayah.
"Butuh jalur alternatif baru agar masalah ini segera terpecahkan. Jalan ini memang dibangun perusahaan sawit," katanya.
Secara umum, jalur yang dibangun membelah gunung ini, memiliki lebar sekitar lima meter. Diperkeras dengan batu-batu kecil. Dalam cuaca normal, jalan ini tidak membahayakan. Pada musim hujan, cukup banyak kendaraan roda dua dan empat yang celaka.
Muladi sopir truk mengungkapkan, dirinya tidak bisa mengendalikan mobil saat kendaraan mulai oleng. Jalan menuju Desa Tammejarra memang luar biasa sempit, dan licin. Jalurnya juga berkelok-kelok, dan curam. Tidak ada jalan lain, kecuali melalui jalur itu.
"Rekan kami juga sempat mengalami hal yang sama. Truknya mundur, dan menabrak rumah kemudian terguling," katanya, kepada wartawan, Rabu (30/10/2013).
Muladi dan rekannya terpaksa harus memindahkan satu per satu karung seberat 50 kilogram berisi pupuk ke tepi jalan. Untuk mempercepat proses, beberapa warga membantu mereka.
Pekerjaan berat ini, memakan waktu cukup lama. Sehingga atrean kendaraan mencapai lima kilometer. Sekitar tiga jam kemudian, sebuah alat berat datang dan mengevakuasi truk.
Palaha tokoh masyarakat setempat mengatakan, di jalur tersebut sering terjadi kecelakaan. Akibatnya sudah tentu mengisolir beberapa wilayah.
"Butuh jalur alternatif baru agar masalah ini segera terpecahkan. Jalan ini memang dibangun perusahaan sawit," katanya.
Secara umum, jalur yang dibangun membelah gunung ini, memiliki lebar sekitar lima meter. Diperkeras dengan batu-batu kecil. Dalam cuaca normal, jalan ini tidak membahayakan. Pada musim hujan, cukup banyak kendaraan roda dua dan empat yang celaka.
(san)