Penemuan potongan kaki diduga korban mutilasi
A
A
A
Sindonews.com – Tim forensik Bidang Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah menyimpulkan potongan kaki kanan manusia yang ditemukan di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (22/10) lalu, putus dari badannya karena disayat.
Hal itu berdasarkan pemeriksaan forensik yang sudah dilakukan. Tim tidak menemukan indikasi potongan tubuh itu terputus karena kecelakaan.
Kepala Bidang Dokkes Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Musyafak, mengatakan sejauh ini pihaknya belum menemukan potongan maupun organ tubuh lain yang diduga bagian dari kaki kanan itu.
"Melihat lukanya, itu terputus karena sayatan. Dipotong. Kalau korban kecelakaan saya rasa tidak, karena mestinya utuh. Bisa ditemukan yang lain. Kalau ini kan cuma satu potongan saja di sana," ungkapnya saat ditemui KORAN SINDO di Mapolda Jawa Tengah, Rabu (30/10) pagi.
Saat disinggung apakah potongan kaki itu merupakan korban pembunuhan dan dimutilasi, Musyafak tidak membantah.
"Arah ke sana (mutilasi pembunuhan) enggak salah. Itu kisaran tiga sampai satu tahun yang lalu, melihat kondisi fisik potongan tubuh itu," lanjutnya.
Pihak Dokkes mengimbau agar masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk melapor polisi.
"Potongan kaki itu masih di RS Bhayangkara. Kami masih buka posko (ante mortem). Jika sudah ada yang melapor dan identik, akan kami lakukan tes DNA," tandasnya.
Seperti diketahui, potongan kaki kanan manusia yang ditemukan dalam selokan di Jalan Diponegoro, Kabupaten Semarang pada Selasa (22/10) sore.
Potongan kaki itu kali pertama ditemukan siswa kelas IX SMP Islam Ungaran, Giri Leksana (15), di selokan bercampur sampah.
Kaki itu potongan pangkal paha hingga telapak kaki. Penemuan itu berawal dari bau menyengat di sekitar selokan.
Hal itu berdasarkan pemeriksaan forensik yang sudah dilakukan. Tim tidak menemukan indikasi potongan tubuh itu terputus karena kecelakaan.
Kepala Bidang Dokkes Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Musyafak, mengatakan sejauh ini pihaknya belum menemukan potongan maupun organ tubuh lain yang diduga bagian dari kaki kanan itu.
"Melihat lukanya, itu terputus karena sayatan. Dipotong. Kalau korban kecelakaan saya rasa tidak, karena mestinya utuh. Bisa ditemukan yang lain. Kalau ini kan cuma satu potongan saja di sana," ungkapnya saat ditemui KORAN SINDO di Mapolda Jawa Tengah, Rabu (30/10) pagi.
Saat disinggung apakah potongan kaki itu merupakan korban pembunuhan dan dimutilasi, Musyafak tidak membantah.
"Arah ke sana (mutilasi pembunuhan) enggak salah. Itu kisaran tiga sampai satu tahun yang lalu, melihat kondisi fisik potongan tubuh itu," lanjutnya.
Pihak Dokkes mengimbau agar masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk melapor polisi.
"Potongan kaki itu masih di RS Bhayangkara. Kami masih buka posko (ante mortem). Jika sudah ada yang melapor dan identik, akan kami lakukan tes DNA," tandasnya.
Seperti diketahui, potongan kaki kanan manusia yang ditemukan dalam selokan di Jalan Diponegoro, Kabupaten Semarang pada Selasa (22/10) sore.
Potongan kaki itu kali pertama ditemukan siswa kelas IX SMP Islam Ungaran, Giri Leksana (15), di selokan bercampur sampah.
Kaki itu potongan pangkal paha hingga telapak kaki. Penemuan itu berawal dari bau menyengat di sekitar selokan.
(lns)