Rumah ibadat di TTU dirusak massa

Selasa, 29 Oktober 2013 - 00:07 WIB
Rumah ibadat di TTU dirusak massa
Rumah ibadat di TTU dirusak massa
A A A
Sindonews.com - Gereja Betlehem (GMIT) di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Timur Tengah (TTU) dirusak massa. Akibat perusakan itu, kusen, seng, tembok dan terpal untuk penampungan air berantakan.

Belum diketahui secara pasti motif dari perusakan tersebut, namun informasi sementara menyebutkan perusakan dilakukan karena pembangunan rumah ibadah tersebut melanggar aturan. Dalam aksi massa itu, diketahui sekretaris desa setempat ikut terlibat di dalamnya.

Saat ini, pihak kepolisian masih berjaga-jaga untuk mengantisipasi adanya perusakan susulan.

Pendeta Yorgabs Boru Sth mengatakan, gereja itu masih dalam tahap pembangunan. Ia mengaku tak mengerti motivasi dari perusakan itu. Saat ini pihaknya telah melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian.

"Kami sore tadi sudah pergi liat kondisi bangunan gereja itu, memang rusak, jadi kita tetap laporkan perusakan bangunan ke polisi," terang pendeta yang juga Ketua Majelis Jemaat Kefamenanu, Senin malam, (28/10/2013).

Menurut dia, gereja tersebut sudah ada sejak awal 1991. Hingga kini jumlah jemaat mencapai 200 orang. Diakuinya, gereja itu awalnya memang rumah biasa, lalu berkembang menjadi rumah beratap seng kemudian dibangun permanen sebagai gereja.

"Saat ini polisi terus berjaga - jaga di lokasi gereja di Desa Bijeli sana, takut nanti ada perusakan susulan," tukasnya.

Sementara itu, terkait perusakan tersebut, Wakil Bupati Timor Tengah Utara, Alosius Kobes mengatakan, pembangunan gereja itu memang menuai pro dan kontra.

Beberapa waktu lalu telah diadakan pertemuan bersama agar aktivitas gereja dihentikan karena tidak memenuhi syarat salah satunya jumlah umat yang beribadah di gereja itu. Meski telah ada pertemuan, pihak gereja ternyata tidak menggubris dan melanjutkan pembangunan.

"Masalahnya bukan umat tidak mau tetapi, ironi umat tidak ada kok bangun gereja, itu yang dipertanyakan masyarakat, di Bijeli juga ada umat protestan, tetapi mereka beribadah di Gereja Ebenheiser Oenak," terang Alosius Kobes.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6291 seconds (0.1#10.140)