Jepang lebih peduli kesenian Bali ketimbang RI

Jum'at, 25 Oktober 2013 - 16:36 WIB
Jepang lebih peduli...
Jepang lebih peduli kesenian Bali ketimbang RI
A A A
Sindonews.com - Raja Puri Kesiman di Denpasar Bali, Anak Agung Ngurah Kusumawardhana, melontarkan keluhan atas ketidakpedulian pemerintah terhadap masa depan seni budaya dan kerajaan di Bali. Bahkan, dia menyebut nasib raja seperti dirinya, bak orang hutan yang terusir dari kelahirannya sendiri.

Kusumawardhana menyampaikan uneg-unegnya itu, karena memandang pemerintah kurang peduli terhadap bidang kesenian di Bali, termasuk perhatian atas peninggalan sejarah kerajaan seperti di Puri Kesiman.

Di pihak lain, yang membuatnya terharu, justru perhatian itu diberikan dari masyarakat Jepang yang secara khusus menggandeng Puri Kesiman untuk menggelar pemeran lukisan di Art Center Bali.

"Pemerintah justru tidak menghormati mereka yang telah turut berjuang melawan penjajah, saya terharu justru penghormatan datang dari Jepang," tutur Kusumawardana usai pembukaan pameran lukisan di Art Center Jalan Nusa Indah, Denpasar, Jumat (25/10/2013).

Dia menuturkan, berdirinya Taman Budaya juga tak lepas dari peran dan jasa kerajaan di Kesiman, Denpasar. Mulai tanah hingga pengurbanan kerajaan untuk menghidupkan seni budaya Bali agar tetap lestari sampai sekarang.

Karena itu, dia prihatin, sebab semua pengorbanan kerajaan seperti dari Raja Kesiman, sekarang seolah tidak berarti.

Pemerintah tidak lagi peduli terhadap nasib kerajaan, bahkan beberapa kali kegiatan besar seperti Pesta Kesenian Bali (PKB), sama sekali tidak pernah mengundang atau melibatkan mereka.

"Apa maunya sekarang pemerintah, tanah Taman Budaya ini milik puri yang harus dipertanggungjawabkan, kalau tidak bisa menghidupkan seni budaya dan tidak menganggap kami, bubarkan saja," cetusnya.

Sebagai anak pejuang, ia mengaku telah banyak mengorbankan semua yang dimilikinya demi keberlangsungan Bali, termasuk dalam bidang kesenian. Tak heran, keturunan Raja Kesiman itu mengaku telah kehilangan tanahnya di Bali sejak tahun 1906 yang dirampas oleh penjajah.

"Saya ini orang Bali yang kehilangan Bali, nasib saya seperti orang hutan, orang Bali dianggap hama seperti orang hutan," tukasnya serius.

Meskipun, telah kehilangan negeri sejak tahun 1906, kata dia, jawa dan semangatnya tetap tumbuh. Jiwa seperti matahari akan terus didorong untuk memberikan semangat kepada anak-anak generasi mendatang.

"Terima kasih atas kerja sama antar budaya Bali dan Jepang, kita akan bangkitkan kekuatan baru dari timur," tutupnya.
(rsa)
Berita Terkait
Bangun dan Revitalisasi...
Bangun dan Revitalisasi Sistem Pendidikan Seni dan Budaya lewat ODA
Art Love U Fest 2024:...
Art Love U Fest 2024: Bertemunya Seni dan Cinta di JDC
Indonesia Bertutur 2024,...
Indonesia Bertutur 2024, Upaya Perkuat Ekosistem Budaya
Napak Jagat Nusantara...
Napak Jagat Nusantara Penampil Utama dalam Gelaran Seni Budaya untuk Meriahkan Rangkaian HUT ke-79 TNI
Lestarikan Seni Tradisional,...
Lestarikan Seni Tradisional, Relawan GMC Gelar Pentas Jathilan
Tanamkan Cinta Budaya...
Tanamkan Cinta Budaya sejak Dini, SDN 22 Jakbar Gelar Pameran Karya Seni Betawi
Berita Terkini
IAI Gelar Sosialisasi...
IAI Gelar Sosialisasi Penyelenggaraan Sayembara Arsitektur
5 jam yang lalu
Banjir Meluas, 7 Kecamatan...
Banjir Meluas, 7 Kecamatan di Muarojambi Terendam
7 jam yang lalu
Reses di 6 Lokasi, Anggota...
Reses di 6 Lokasi, Anggota DPRD dari Partai Perindo Komitmen Wujudkan Aspirasi Warga
8 jam yang lalu
Dirlantas Polda Banten...
Dirlantas Polda Banten Terapkan Ganjil Genap di Tol Tangerang-Merak saat Mudik Mulai 27 Maret
8 jam yang lalu
Sanitasi Rusak, Siswa...
Sanitasi Rusak, Siswa SDN Babakan Kencana Sukabumi Semringah Dibantu MNC Peduli dan MNC Bank
9 jam yang lalu
Kapten Muljono: Legenda...
Kapten Muljono: Legenda Penerbang Tempur Indonesia yang Menggetarkan Nyali Penjajah
12 jam yang lalu
Infografis
Panglima Militer Israel:...
Panglima Militer Israel: Tentara yang Tewas di Gaza Jauh Lebih Banyak
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved