Nikahi putri Raja Yogyakarta wajib nyantri
A
A
A
Sindonews.com - Prosesi pernikahan agung putri keempat Raja Yogyakarta Hadiningrat, GKR Hayu dan KPH Notonegoro dimulai dengan ritual nyantri. Calon mempelai pria asal Kudus ini menjalani nyantri dari Ndalem Mangkubumen menuju Bangsal Kasatriyan Keraton Yogyakarta.
Ketua Panitia Pernikahan Ageng Putri Keempat Sultan KRT Yuda Hadiningrat mengatakan, prosesi nyantri bertujuan agar calon menantu Sri Sultan HB X mengerti dan memahami kehidupan di keraton.
"Calon mantu akan diajari bagaimana hidup sebagai anggota keluarga Keraton Yogyakarta," katanya, kepada wartawan, Senin (21/10/2013).
Prosesi nyantri juga dilakukan untuk mengetahui keseharian calon mantu dari segala tindak tanduk. Ini akan menjadi tolok ukur penilaian keluarga keraton kepada si calon mantu.
Ritual nyantri ini sebelumnya berlangsung selama 40 hari. Namun, sejak era Kasultanan HB IX, ritual nyantri dipersingkat. Tujuannya sebagai toleransi kepada calon mempelai pria yang memiliki kegiatan lain seperti bekerja dan lainnya.
Sosok yang memberikan latihan kepada calon mempelai pria juga berubah. Dulunya diajarkan oleh Pepatih Dalem. Namun, posisi itu sudah tidak ada, sehingga sosok yang bertugas melatih adalah sesepuh Keraton yang ditunjuk oleh Sultan.
Ketua Panitia Pernikahan Ageng Putri Keempat Sultan KRT Yuda Hadiningrat mengatakan, prosesi nyantri bertujuan agar calon menantu Sri Sultan HB X mengerti dan memahami kehidupan di keraton.
"Calon mantu akan diajari bagaimana hidup sebagai anggota keluarga Keraton Yogyakarta," katanya, kepada wartawan, Senin (21/10/2013).
Prosesi nyantri juga dilakukan untuk mengetahui keseharian calon mantu dari segala tindak tanduk. Ini akan menjadi tolok ukur penilaian keluarga keraton kepada si calon mantu.
Ritual nyantri ini sebelumnya berlangsung selama 40 hari. Namun, sejak era Kasultanan HB IX, ritual nyantri dipersingkat. Tujuannya sebagai toleransi kepada calon mempelai pria yang memiliki kegiatan lain seperti bekerja dan lainnya.
Sosok yang memberikan latihan kepada calon mempelai pria juga berubah. Dulunya diajarkan oleh Pepatih Dalem. Namun, posisi itu sudah tidak ada, sehingga sosok yang bertugas melatih adalah sesepuh Keraton yang ditunjuk oleh Sultan.
(san)