Desak KPK usut Atut, ratusan mahasiswa long march

Rabu, 09 Oktober 2013 - 08:11 WIB
Desak KPK usut Atut,...
Desak KPK usut Atut, ratusan mahasiswa long march
A A A
Sindonews.com - Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Gerakan Banten untuk Rakyat (Gebrak), menggelar aksi ekspedisi dengan melakukan long march dari Serang, Banten, menuju Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu (9/10/2013).

Para mahasiswa yang terdiri dari elemen KMS30, UMC, HAMAS, KUMALA, GMNI, FAM STIA Bina Bangsa dan BEM Serang sebagai aksi dukungan terhadap KPK dan mendesak untuk menuntaskan sejumlah kasus korupsi yang melibatkan keluarga Ratu Atut Chosiyah.

Para mahasiswa berangkat dari kampus IAIN "SMHB" Serang sekira pukul 09.00 WIB dengan menggunakan jalur arteri melintasi Tangerang, Ciledug. Mereka menargetkan tiba di Gedung KPK pada hari Jumat 11 Oktober 2013 mendatang.

Koordinator lapangan Nedy Suryadi dari KMS 30 menyatakan, aksi long march yang dilakukan mahasiswa adalah salah satu bentuk dukungan terhadap KPK dalam menuntaskan kasus-kasus korupsi di Banten yang selama ini dilakukan keluarga Ratu Atut. Mulai dari penguasaan proyek APBD dari yang nilai terendah hingga ratusan miliar.

Dalam aksinya tersebut, mahasiswa juga membawa spanduk yang berisikan puluhan tanda tangan dari warga dan tokoh Banten, yang mendukung dan meminta KPK mengusut tuntas kasus korupsi di Banten.

"Kami berharap, penangkapan adik Gubernur Banten oleh KPK dalam kasus suap, bisa membuka kasus korupsi lainnyan," ujar Nedy kepada wartawan, Rabu (9/10/2013).

Selain itu, mahasiswa juga meminta KPK untuk segera mengusut tuntas asal dana Rp1 miliar yang digunakan Tubagus Chaeri Wardana untuk menyuap Ketua MK, dalam perkara sengketa Pilkada Lebak.

Mahasiwa gabungan ini juga meminta KPK untuk segera memeriksa Atut, karena diduga kuat ada di belakang kasus tersebut. "Kami sudah terlalu lama menderita, insfrastruktur rusak parah, fasilitas pendidikan dan kesehatan tidak memadai. Ini akibat ulah korupsi keluarga Atut dan kroninya," ungkap Nedy.

Hal senada juga disampaikan Kahfi dari Untirta Movement Community (UMC). Menurutnya, peristiwa hukum yang menimpa adik gubernur, harus dijadikan momentum untuk bersih-bersih Banten dari korupsi.

Maka dari itu, pihaknya bersama elemen lain untuk terus melakukan aksi-aksi simultan dalam rangka mendorong KPK mengusut perkara-perkara korupsi di luar kasus suap yang menjadikan tersangka Tb Wawan.

Di antara kasus yang selama ini diusung oleh mahasiswa, adalah kasus dugaan penyelewengan dana hibah tahun 2010-2011 yang mencapai Rp340 miliar. Bahkan jika diakumulasi temuan BPK dalam kasus bantuan hibah di Provinsi Banten dari tahun 2005 lalu hingga 2012 kemarin mencapai Rp1,13 triliun, yang hingga saat ini belum dikembalikan ke kas negara.

"Kami juga akan melakukan dorongan melalui gerakan ini (aksi-red), agar KPK juga masuk pada perkara TPPU, karena jelas pola korupsi keluarga Atut diduga kuat adalah TPPU," ungkap Kahfi.

Mahasiswa juga meminta KPK, untuk menyita sejumlah aset dan kekayaan keluarga Atut, yang diduga dari hasil pengerukannya dari proyek-proyek APBD.

Baca juga:
Benarkah dinasti Atut masih kuat?


(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)