Gunung Tangkuban Parahu meletus, warga buat jalur evakuasi
A
A
A
Sindonews.com - Warga di Kabupaten Subang, Jawa Barat, menyiapkan kemungkinan terburuk terkait letusan Gunung Tangkuban Parahu. Gunung yang dikenal dengan legenda Sangkuriang itu berdiri di dua kabupaten, yakni Subang dan Bandung Barat.
Sepanjang hari ini saja, Gunung Tangkuban Parahu sudah tiga kali meletus. Letusan tersebut disertai hujan abu vulkanik. Meski demikian, warga yang bermukim di kaki Gunung Tangkuban Parahu, tepatnya di Desa/Kecamatan Ciater, Subang, masih beraktivitas seperti biasa.
Warga mengaku tidak panik sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status gunung tersebut dari Normal menjadi Waspada, pada Sabtu, 5 Oktober 2013.
Wari, warga setempat, Selasa (8/10/2013), mengatakan, sejak letusan Maret dan April 2013, warga sudah lebih siap. Jalur evakuasi pun sudah disiapkan. Jalurnya menuju dataran tinggi di sekitar Tangkuban Parahu, seperti Gunung Malang, Gunung Cinta, dan Gunung Palasari.
Selain itu, kata Wari, warga juga menyiapkan posko bencana untuk memberikan informasi perkembangan status gunung secepat mungkin kepada warga. Posko inilah yang nantinya dijadikan sumber referensi warga untuk mengetahui kondisi terakhir aktivitas gunung.
Dengan adanya posko tersebut, tidak ada informasi simpang siur yang menyebabkan kepanikan.
Sepanjang hari ini saja, Gunung Tangkuban Parahu sudah tiga kali meletus. Letusan tersebut disertai hujan abu vulkanik. Meski demikian, warga yang bermukim di kaki Gunung Tangkuban Parahu, tepatnya di Desa/Kecamatan Ciater, Subang, masih beraktivitas seperti biasa.
Warga mengaku tidak panik sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status gunung tersebut dari Normal menjadi Waspada, pada Sabtu, 5 Oktober 2013.
Wari, warga setempat, Selasa (8/10/2013), mengatakan, sejak letusan Maret dan April 2013, warga sudah lebih siap. Jalur evakuasi pun sudah disiapkan. Jalurnya menuju dataran tinggi di sekitar Tangkuban Parahu, seperti Gunung Malang, Gunung Cinta, dan Gunung Palasari.
Selain itu, kata Wari, warga juga menyiapkan posko bencana untuk memberikan informasi perkembangan status gunung secepat mungkin kepada warga. Posko inilah yang nantinya dijadikan sumber referensi warga untuk mengetahui kondisi terakhir aktivitas gunung.
Dengan adanya posko tersebut, tidak ada informasi simpang siur yang menyebabkan kepanikan.
(rsa)