Dua warga Maros suspect Antraks
A
A
A
Sindonews.com - Dua warga Maros, di Kecamatan Tompobulu diduga suspect antraks. Mereka adalah Akbar warga Dusun Sejahtera Desa Bontomanurung, dan Dg Alle warga Dusun Tombolo, Desa Tompobulu.
Menurut petugas kesehatan Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kbaupaten Maros drh Ujistani, gejala pada Akbar yakni matanya memerah dan meradang. Sementara Dg Alle mengalami luka pada kulit. Keduanya kini masih suspect, belum positif.
"Kami belum berani mengatakan mereka positif, tapi lebih bagus dikatakan suspect. Karena kondisinya masih harus kami periksa," ujarnya, kepada wartawan, Senin (7/10/2013).
Saat ini, kedua korban telah ditangani Dinkes Puskesmas setempat. Dia menuturkan, pasca mendapatkan penanganan dari dinkes, keduanya perlahan-lahan mulai membaik.
"Sudah dilakukan pemberian antibiotik, dan sudah membaik. Mata Akbar juga sudah kembali normal. Tapi kami tetap melakukan kontrol yang rutin kepada keduanya," katanya.
Lebih lanjut, kata Ujis, sebelum menjadi suspect antraks, keduanya pernah melakukan kontak langsung dengan hewan ternak sapi yang terkena antraks.
Berdasarkan data yang ada, kedua korban terkena pada pertengahan bulan lalu. Hanya saja, mereka tidak langsung melaporkan kejadian itu. Setelah muncul penyakit, baru mereka melaporkan ke puskesmas terdekat.
Untuk ciri manusia yang terkena antraks tidak akan menularkan ke orang lain, kecuali ada kontak langsung. Adapun ciri-ciri hewan terkena antraks seperti mati mendadak, kejang-kejang, sapi mengeluarkan darah di bagian lubang dan limfa sudah rusak.
Menurut petugas kesehatan Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kbaupaten Maros drh Ujistani, gejala pada Akbar yakni matanya memerah dan meradang. Sementara Dg Alle mengalami luka pada kulit. Keduanya kini masih suspect, belum positif.
"Kami belum berani mengatakan mereka positif, tapi lebih bagus dikatakan suspect. Karena kondisinya masih harus kami periksa," ujarnya, kepada wartawan, Senin (7/10/2013).
Saat ini, kedua korban telah ditangani Dinkes Puskesmas setempat. Dia menuturkan, pasca mendapatkan penanganan dari dinkes, keduanya perlahan-lahan mulai membaik.
"Sudah dilakukan pemberian antibiotik, dan sudah membaik. Mata Akbar juga sudah kembali normal. Tapi kami tetap melakukan kontrol yang rutin kepada keduanya," katanya.
Lebih lanjut, kata Ujis, sebelum menjadi suspect antraks, keduanya pernah melakukan kontak langsung dengan hewan ternak sapi yang terkena antraks.
Berdasarkan data yang ada, kedua korban terkena pada pertengahan bulan lalu. Hanya saja, mereka tidak langsung melaporkan kejadian itu. Setelah muncul penyakit, baru mereka melaporkan ke puskesmas terdekat.
Untuk ciri manusia yang terkena antraks tidak akan menularkan ke orang lain, kecuali ada kontak langsung. Adapun ciri-ciri hewan terkena antraks seperti mati mendadak, kejang-kejang, sapi mengeluarkan darah di bagian lubang dan limfa sudah rusak.
(san)