Pemasangan toilet portabel setengah hati
A
A
A
Sindonews.com - Penyediaan toilet portabel di jalur city walk Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, terkesan setengah hati. Sebanyak empat unit fasilitas publik yang sedianya difungsikan awal Oktober, hingga saat ini masih terkendala infrastruktur.
Pantauan Sindonews saat car free day di Jalan Slamet Riyadi, dua unit fasilitas tersebut sudah ditempatkan di lokasi strategis jalur city walk, masing-masing di area Plaza Sriwedari dan di depan Stasiun Purwosari. Meski sudah dipasang, pengunjung car free day tak bisa memanfaatkannya karena pintu toilet dalam keadaan terkunci.
“Saya diberi tahu kalau sudah ada toilet umum di city walk. Saat sampai ke sana, ternyata digembok. Sangat disayangkan, padahal fasilitas ini sangat dibutuhkan,” kata seorang pengunjung, Denik Apriyani, Minggu (06/10/2013).
Menurut keterangan Efia (34), seorang pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan tak jauh dari lokasi toilet, aset milik pemkot itu dipasang sejak awal Oktober. Para pelanggan Efia berulangkali kecele saat ingin memanfaatkannya.
Pengunjung car free day yang kebingungan mengakses fasilitas publik itu terpaksa meminjam toilet milik gedung-gedung swasta di sepanjang Jalan Slamet Riyadi atau memakai toilet berbayar yang dikelola warga. Nihilnya toilet umum di jalur city walk sebenarnya sudah dikeluhkan sejak lama.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Hasta Gunawan mengatakan, pemanfaatan toilet portable di jalur city walk terkendala belum adanya instalasi air limbah permanen. DKP perlu membuat septic tank di bawah lokasi pemasangan toilet portabel.
“Tampungan air limbah di toilet portabel hanya satu meter kubik. Dengan kapasitas itu, maksimal bisa dipakai satu pekan. Kemungkinan, toilet portabel dikunci karena menunggu pembuatan septic tank,” urai Hasta.
Menurutnya, perlu pemetaan lokasi untuk memasang fasilitas tersebut dengan mempertimbangkan kebutuhan saluran instalasi air limbah dan sejumlah aspek lainnya. Lokasi pemasangan dua toilet portabel sisanya hingga kemarin belum final.
“Beberapa titik masih difinalisasi dengan pertimbangan tingkat keramaian, keindahan tata kota, kebersihan, dan lainnya,” jelasnya.
Pantauan Sindonews saat car free day di Jalan Slamet Riyadi, dua unit fasilitas tersebut sudah ditempatkan di lokasi strategis jalur city walk, masing-masing di area Plaza Sriwedari dan di depan Stasiun Purwosari. Meski sudah dipasang, pengunjung car free day tak bisa memanfaatkannya karena pintu toilet dalam keadaan terkunci.
“Saya diberi tahu kalau sudah ada toilet umum di city walk. Saat sampai ke sana, ternyata digembok. Sangat disayangkan, padahal fasilitas ini sangat dibutuhkan,” kata seorang pengunjung, Denik Apriyani, Minggu (06/10/2013).
Menurut keterangan Efia (34), seorang pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan tak jauh dari lokasi toilet, aset milik pemkot itu dipasang sejak awal Oktober. Para pelanggan Efia berulangkali kecele saat ingin memanfaatkannya.
Pengunjung car free day yang kebingungan mengakses fasilitas publik itu terpaksa meminjam toilet milik gedung-gedung swasta di sepanjang Jalan Slamet Riyadi atau memakai toilet berbayar yang dikelola warga. Nihilnya toilet umum di jalur city walk sebenarnya sudah dikeluhkan sejak lama.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Hasta Gunawan mengatakan, pemanfaatan toilet portable di jalur city walk terkendala belum adanya instalasi air limbah permanen. DKP perlu membuat septic tank di bawah lokasi pemasangan toilet portabel.
“Tampungan air limbah di toilet portabel hanya satu meter kubik. Dengan kapasitas itu, maksimal bisa dipakai satu pekan. Kemungkinan, toilet portabel dikunci karena menunggu pembuatan septic tank,” urai Hasta.
Menurutnya, perlu pemetaan lokasi untuk memasang fasilitas tersebut dengan mempertimbangkan kebutuhan saluran instalasi air limbah dan sejumlah aspek lainnya. Lokasi pemasangan dua toilet portabel sisanya hingga kemarin belum final.
“Beberapa titik masih difinalisasi dengan pertimbangan tingkat keramaian, keindahan tata kota, kebersihan, dan lainnya,” jelasnya.
(maf)