Batal kunjungi Tangkuban Parahu, wisatawan India kecewa
A
A
A
Sindonews.com - Pasca meletus pukul 06.21 WIB tadi, kawasan Gunung Tangkubanparahu ditutup bagi wisatawan mulai hari ini. Tak pelak penutupan kawasan itu membuat Winod (42), wisatawan asal India kecewa.
Ia yang datang bersama istri dan anaknya, terpaksa harus menyimpan rasa penasaran untuk melihat Gunung Tangkubanparahu dari dekat.
Winold dan anaknya datang ke lokasi pukul 13.30 WIB. Tapi ia langsung kecewa setelah diberitahu petugas bahwa kawasan wisata tujuannya ditutup sementara.
"Saya kecewa tidak bisa melihat langsung ke lokasi," ujar Winod, Sabtu (5/10/2013).
Ia lalu bertutur hari ini adalah kunjungan pertamanya ke Indonesia. Tadi pagi ia tiba di Jakarta dan langsung menuju Subang untuk berwisata di pemandian air panas Ciater.
"Setelah dari Ciater saya ke sini untuk melihat kawah," ungkapnya.
Karena tak bisa masuk ke Tangkuban Parahu, Winod akhirnya masuk ke Pos Pemantauan Tangkubanparahu yang jaraknya sekira 1 kilometer dari pintu gerbang.
Rasa penasaran melihat Tangkubanparahu dan sejumlah kawahnya hanya bisa dilakukan dengan memandang foto-foto yang dipajang di pos pemantauan bersama anaknya yang berusia 10 tahun.
Winod berharap, suatu saat nanti bisa kembali ke Tangkuban Parahu. "Mudah-mudahan nanti kalau ke sini lagi gunungnya sedang tidak aktif," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Winod memuji Indonesia yang menurutnya memiliki keindahan alam yang luar biasa. "Negara anda sungguh indah," pujinya.
Ia pun langsung kembali ke Jakarta karena besok sudah harus kembali ke India. "Kalau libur, mungkin saya akan ke sini lagi," pungkas Winod.
Sementara selain Winod dan keluarganya, banyak wisatawan yang akhirnya tak bisa datang ke lokasi. Mereka memilih pulang dan mengalihkan tujuan wisatanya ke tempat lain. Bahkan informasi yang didapat, ada sekira 800 wisatawan asal Korea yang gagal berwisata di lokasi.
Pengunjung terus berdatangan. Tapi mereka langsung kembali setelah diberitahu petugas bahwa lokasi wisata sedang ditutup. Tidak ada spanduk pemberitahuan bahwa Gunung Tangkubanparahu ditutup sementara. Padahal sebelumnya spanduk selalu dipasang jika gunung itu kembali
aktif.
Ia yang datang bersama istri dan anaknya, terpaksa harus menyimpan rasa penasaran untuk melihat Gunung Tangkubanparahu dari dekat.
Winold dan anaknya datang ke lokasi pukul 13.30 WIB. Tapi ia langsung kecewa setelah diberitahu petugas bahwa kawasan wisata tujuannya ditutup sementara.
"Saya kecewa tidak bisa melihat langsung ke lokasi," ujar Winod, Sabtu (5/10/2013).
Ia lalu bertutur hari ini adalah kunjungan pertamanya ke Indonesia. Tadi pagi ia tiba di Jakarta dan langsung menuju Subang untuk berwisata di pemandian air panas Ciater.
"Setelah dari Ciater saya ke sini untuk melihat kawah," ungkapnya.
Karena tak bisa masuk ke Tangkuban Parahu, Winod akhirnya masuk ke Pos Pemantauan Tangkubanparahu yang jaraknya sekira 1 kilometer dari pintu gerbang.
Rasa penasaran melihat Tangkubanparahu dan sejumlah kawahnya hanya bisa dilakukan dengan memandang foto-foto yang dipajang di pos pemantauan bersama anaknya yang berusia 10 tahun.
Winod berharap, suatu saat nanti bisa kembali ke Tangkuban Parahu. "Mudah-mudahan nanti kalau ke sini lagi gunungnya sedang tidak aktif," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Winod memuji Indonesia yang menurutnya memiliki keindahan alam yang luar biasa. "Negara anda sungguh indah," pujinya.
Ia pun langsung kembali ke Jakarta karena besok sudah harus kembali ke India. "Kalau libur, mungkin saya akan ke sini lagi," pungkas Winod.
Sementara selain Winod dan keluarganya, banyak wisatawan yang akhirnya tak bisa datang ke lokasi. Mereka memilih pulang dan mengalihkan tujuan wisatanya ke tempat lain. Bahkan informasi yang didapat, ada sekira 800 wisatawan asal Korea yang gagal berwisata di lokasi.
Pengunjung terus berdatangan. Tapi mereka langsung kembali setelah diberitahu petugas bahwa lokasi wisata sedang ditutup. Tidak ada spanduk pemberitahuan bahwa Gunung Tangkubanparahu ditutup sementara. Padahal sebelumnya spanduk selalu dipasang jika gunung itu kembali
aktif.
(lns)