2014, Jabar akan miliki bus rapid transit
A
A
A
Sindonews.com - Jawa Barat akan mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk membangun bus rapid transit (BRT) pada 2014. BRT adalah sebuah sistem bus yang secara umum mirip Trans Jakarta.
BRT itu nantinya akan jadi salah satu solusi kemacetan melalui sistem transportasi massal yang aman, nyaman, murah, dan bebas dari macet.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan sudah mendapat informasi dari Kemenhub yang akan memberi bantuan terkait BRT pada 2014.
"Tapi kita belum tahu apakah nanti bantuannya berupa hibah dana atau berupa bus, kita pokoknya terima saja," ujar Dedi di Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/9/2013).
BRT itu nantinya akan ada di Kota Bandung. Tapi pihaknya mengusulkan agar BRT menghubungkan kawasan Metropolitan Bandung raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.
"Itu sedang kita kaji karena dari pemerintah pusat memang ada batasan kilometer. Batasan (satu koridornya) berkisar 22 kilometer, tapi kita minta lebih. Tapi kata pemerintah pusat silahkan asal ada kajiannya," jelasnya.
Selama ini, Kota Bandung memang sudah memiliki Trans Metro Bandung. Tapi Trans Metro koridornya hanya melayani rute dalam Kota Bandung alias tidak terhubung dengan daerah tetangganya.
"Kalau kita mau menyelesaikan masalah transportasi, kita harus bicara metropolitan, bukan hanya Kota Bandungnya saja," ungkap Dedi.
Selain di kawasan Metropolitan Bandung Raya, rencananya BRT juga akan ada di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi. Tiga wilayah itu nantinya akan saling terhubung dengan rute BRT hingga Jakarta.
Untuk membangun sistem BRT memang tidak mudah. Sebab selain harus ada bus, berbagai sarana dan prasarana penunjang lainnya juga harus disiapkan secara matang mulai dari rambu-rambu, halte, penyediaan lajur khusus, hingga masalah ticketing.
Meski begitu, Dedi menyatakan kesiapannya menjalankan BRT di Jawa Barat. "Yang paling penting kita siap untuk menerima bantuan BRT itu karena merupakan solusi dalam rangka menyelesaikan masalah transportasi," tandasnya.
BRT itu nantinya akan jadi salah satu solusi kemacetan melalui sistem transportasi massal yang aman, nyaman, murah, dan bebas dari macet.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan sudah mendapat informasi dari Kemenhub yang akan memberi bantuan terkait BRT pada 2014.
"Tapi kita belum tahu apakah nanti bantuannya berupa hibah dana atau berupa bus, kita pokoknya terima saja," ujar Dedi di Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/9/2013).
BRT itu nantinya akan ada di Kota Bandung. Tapi pihaknya mengusulkan agar BRT menghubungkan kawasan Metropolitan Bandung raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.
"Itu sedang kita kaji karena dari pemerintah pusat memang ada batasan kilometer. Batasan (satu koridornya) berkisar 22 kilometer, tapi kita minta lebih. Tapi kata pemerintah pusat silahkan asal ada kajiannya," jelasnya.
Selama ini, Kota Bandung memang sudah memiliki Trans Metro Bandung. Tapi Trans Metro koridornya hanya melayani rute dalam Kota Bandung alias tidak terhubung dengan daerah tetangganya.
"Kalau kita mau menyelesaikan masalah transportasi, kita harus bicara metropolitan, bukan hanya Kota Bandungnya saja," ungkap Dedi.
Selain di kawasan Metropolitan Bandung Raya, rencananya BRT juga akan ada di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi. Tiga wilayah itu nantinya akan saling terhubung dengan rute BRT hingga Jakarta.
Untuk membangun sistem BRT memang tidak mudah. Sebab selain harus ada bus, berbagai sarana dan prasarana penunjang lainnya juga harus disiapkan secara matang mulai dari rambu-rambu, halte, penyediaan lajur khusus, hingga masalah ticketing.
Meski begitu, Dedi menyatakan kesiapannya menjalankan BRT di Jawa Barat. "Yang paling penting kita siap untuk menerima bantuan BRT itu karena merupakan solusi dalam rangka menyelesaikan masalah transportasi," tandasnya.
(rsa)