Nyaris separuh warga Kaltim golput
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah partisipasi warga Kalimantan Timur (Kaltim) dalam Pemilihan Gubernur tahun ini terbilang sangat rendah. Bahkan, angka Golput mendekati separuh jumlah penduduk yang masuk menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Berdasarkan perhitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Citra Publik Indonesia (CPI), partisipasi masyarakat untuk hadir di TPS hanya 54,71 persen. Sisanya memilih tidak menggunakan hak suaranya alias golput.
"Ada faktor teknis dan non teknis yang membuat angka golput tinggi. Faktor teknis itu karena jarak kediaman ke TPS cukup jauh, sehingga memilih tak datang," kata Direktur CPI Hanggoro DP di Kaltim, Selasa (10/9/2013).
Faktor teknis lainnya pemilih tidak mendapatkan undangan untuk memilih di TPS. Sedangkan faktor non teknis, paparnya, masyarakat Kaltim mulai apatis dengan pemilihan gubernur kali ini.
"Ada kecenderungan secara nasional, bahwa publik semakin apatis, tidak peduli terhadap proses demokrasi. Faktor non teknis ini penyebab paling besar," katanya.
Faktor non teknis lainnya adalah hari libur ditetapkan saat pemilihan. Karena pemilihan dilaksanakan hari Selasa dan diliburkan, sehingga hari Senin dianggap hari terjepit.
"Libur sejak Sabtu, Minggu, hari Seninnya terjepit, sehingga banyak warga Kaltim yang lebih memilih liburan. Dalam beberapa Pilkada yang kita ikuti di Kaltim, jika pada situasi seperti ini, itu kecenderungan tidak memilih," kata Hanggoro.
Ia menambahkan, publik semestinya tidak hanya diundang, tapi juga diajak untuk ke TPS. "Ini PR bagi penyelenggara Pemilu," katanya.
Berdasarkan perhitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Citra Publik Indonesia (CPI), partisipasi masyarakat untuk hadir di TPS hanya 54,71 persen. Sisanya memilih tidak menggunakan hak suaranya alias golput.
"Ada faktor teknis dan non teknis yang membuat angka golput tinggi. Faktor teknis itu karena jarak kediaman ke TPS cukup jauh, sehingga memilih tak datang," kata Direktur CPI Hanggoro DP di Kaltim, Selasa (10/9/2013).
Faktor teknis lainnya pemilih tidak mendapatkan undangan untuk memilih di TPS. Sedangkan faktor non teknis, paparnya, masyarakat Kaltim mulai apatis dengan pemilihan gubernur kali ini.
"Ada kecenderungan secara nasional, bahwa publik semakin apatis, tidak peduli terhadap proses demokrasi. Faktor non teknis ini penyebab paling besar," katanya.
Faktor non teknis lainnya adalah hari libur ditetapkan saat pemilihan. Karena pemilihan dilaksanakan hari Selasa dan diliburkan, sehingga hari Senin dianggap hari terjepit.
"Libur sejak Sabtu, Minggu, hari Seninnya terjepit, sehingga banyak warga Kaltim yang lebih memilih liburan. Dalam beberapa Pilkada yang kita ikuti di Kaltim, jika pada situasi seperti ini, itu kecenderungan tidak memilih," kata Hanggoro.
Ia menambahkan, publik semestinya tidak hanya diundang, tapi juga diajak untuk ke TPS. "Ini PR bagi penyelenggara Pemilu," katanya.
(kri)