Sekelumit masalah bus Trans Metro Bandung
A
A
A
Sindonews.com - Akibat pendingin udara atau AC (air conditioner) yang tidak berfungsi, pintu bus Trans Metro Bandung (TMB) koridor I dibuka kendati tengah berjalan. Padahal terbukanya pintu di dua sisi bus tersebut praktis mengancam keselamatan penumpang. Apalagi bagi yang tidak mendapat tempat duduk.
Berdasarkan temuan di lapangan, terdapat sejumlah penumpang yang berdiri tepat di depan pintu lipat yang terbuka. Saat sopir menambah kecepatan, beberapa kali mereka hampir terpelanting keluar bis yang terbuka jika tidak benar-benar bertumpu pada pegangan yang menggantung.
Kondisi ini diakui salah satu juru kemudi TMB, Yayat (48). Menurutnya, kerusakan ini telah terjadi selama satu tahun lebih. Semenjak dirinya pertama kali mengendarai angkutan massal yang menjadi kebanggaan Pemerintah Kota Bandung ini.
"Semenjak saya pegang mobil habis lebaran tahun kemarin, keadannya sudah begini. AC-nya gak nyala, pintunya ga fungsi," katanya sambil berkendara menuju arah Cibiru, Selasa (3/9/2013).
Dikatakan Yayat, trayek Cibeureum-Cibiru ini sempat ada pemeliharaan namun tidak menyentuh bagian pintu dan AC. Sebatas perbaikan pada bagian mesin. Itu pun, kata Yayat tidak pernah lagi.
"Dulu pernah ada dan rutin. Sekarang sudah rada jarang. Terakhir itu bulan kemarin tapi sebatas pengecekan," ungkapnya.
Ditambahkan Yayat, terbuka pintu bus bukan hanya mengancam keselamatan penumpang, namun juga dirinya sebagai supir.
"Sempat beberapa kali kena tegur sopir angkot karena suka ada penumpang yang turun sembarangan, pas lampu merah. Dikiranya turun-naikin penumpang sembarang, padahal memang pintunya tidak bisa ditutup," kata Yayat.
Tidak hanya itu, akibat pintu terbuka, bus sering dimasuki pedagang asongan dan juga pengamen. "Saya serba salah, disuruh turun enggak bisa dibiarin kasian juga kepenumpang. Kadang saya kena tegur penumpang gara-gara itu," lengkapnya.
Seorang penumpang yang mengeluh dengan keadaan adalah Tuti Sutarsih (47). Warga Riung Bandung yang hendak menuji Cimahi ini mengeluhkan kondisi bus yang ada sekarang. Menurutnya, pada awal peluncuran TMB, keadaan busnya nyaman dan pelayanannya pun baik.
Namun sekarang, kata Tuti, kondisinya seakan tidak terurus. "Dulu saya naik ada AC-nya, tapi sekarang sudah lama engga ada. Padahal panas juga di dalam bis ini," ungkap Tuti yang menyatakan keadaan ini sudah berlangsung selama kurang lebih dua tahun ini.
"Apalagi kalau enggak kebagian duduk, paling takut soalnya kan pintu terbuka, bahaya," kata Tuti. "Dulu juga kan ada kondekturnya, pelayanannya juga bagus. Tapi sekarang engga," tambahnya.
Sementara itu Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) TMB, Yadi Haryadi mengakui adanya kerusakan di pintu dan AC bus. Yadi pun mengatakan kerusakan itu terjadi pada delapan bus dari total 10 bis yang dimiliki. "Ada delapan yang rusak itu, dua masih baik. Kendalanya rusak di sistem electrik pintunya," kata Yadi.
Namun dirinya mengelak jika hal itu telah berlangsung lama. "Kerusakannya sudah hampir tiga minggu atau sebulan lalu lah. Makanya kemarin kita ganti pakai kompresor. Tinggal nanti AC-nya diisi," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Yadi, kerusakan tersebut sebenarnya menjadi tanggung jawab operator. Sementara untuk keselamatan sendiri, pihaknya telah mengimbau kepada para penumpang melalui petugas shelter.
"Untuk keamanan sendiri kami ada petugas shelter yang selalu menyampaikan kepada penumpang. untuk sementara kondisi bus belum diperbaiki. Jadi posisi duduk atau berdiri bisa agak ke dalam," tuturnya.
Dikatakan Yudi, rencananya Jumat (6/9) ini pihak UPT akan memanggil operator untuk menyampaikan kerusakan ini. Kendati belum dapat dipastikan kapan AC dan pintunya bisa berfungsi kembali. "Kita sampaikan kepada PT Bianglala selaku operator," lengkapnya.
Berdasarkan temuan di lapangan, terdapat sejumlah penumpang yang berdiri tepat di depan pintu lipat yang terbuka. Saat sopir menambah kecepatan, beberapa kali mereka hampir terpelanting keluar bis yang terbuka jika tidak benar-benar bertumpu pada pegangan yang menggantung.
Kondisi ini diakui salah satu juru kemudi TMB, Yayat (48). Menurutnya, kerusakan ini telah terjadi selama satu tahun lebih. Semenjak dirinya pertama kali mengendarai angkutan massal yang menjadi kebanggaan Pemerintah Kota Bandung ini.
"Semenjak saya pegang mobil habis lebaran tahun kemarin, keadannya sudah begini. AC-nya gak nyala, pintunya ga fungsi," katanya sambil berkendara menuju arah Cibiru, Selasa (3/9/2013).
Dikatakan Yayat, trayek Cibeureum-Cibiru ini sempat ada pemeliharaan namun tidak menyentuh bagian pintu dan AC. Sebatas perbaikan pada bagian mesin. Itu pun, kata Yayat tidak pernah lagi.
"Dulu pernah ada dan rutin. Sekarang sudah rada jarang. Terakhir itu bulan kemarin tapi sebatas pengecekan," ungkapnya.
Ditambahkan Yayat, terbuka pintu bus bukan hanya mengancam keselamatan penumpang, namun juga dirinya sebagai supir.
"Sempat beberapa kali kena tegur sopir angkot karena suka ada penumpang yang turun sembarangan, pas lampu merah. Dikiranya turun-naikin penumpang sembarang, padahal memang pintunya tidak bisa ditutup," kata Yayat.
Tidak hanya itu, akibat pintu terbuka, bus sering dimasuki pedagang asongan dan juga pengamen. "Saya serba salah, disuruh turun enggak bisa dibiarin kasian juga kepenumpang. Kadang saya kena tegur penumpang gara-gara itu," lengkapnya.
Seorang penumpang yang mengeluh dengan keadaan adalah Tuti Sutarsih (47). Warga Riung Bandung yang hendak menuji Cimahi ini mengeluhkan kondisi bus yang ada sekarang. Menurutnya, pada awal peluncuran TMB, keadaan busnya nyaman dan pelayanannya pun baik.
Namun sekarang, kata Tuti, kondisinya seakan tidak terurus. "Dulu saya naik ada AC-nya, tapi sekarang sudah lama engga ada. Padahal panas juga di dalam bis ini," ungkap Tuti yang menyatakan keadaan ini sudah berlangsung selama kurang lebih dua tahun ini.
"Apalagi kalau enggak kebagian duduk, paling takut soalnya kan pintu terbuka, bahaya," kata Tuti. "Dulu juga kan ada kondekturnya, pelayanannya juga bagus. Tapi sekarang engga," tambahnya.
Sementara itu Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) TMB, Yadi Haryadi mengakui adanya kerusakan di pintu dan AC bus. Yadi pun mengatakan kerusakan itu terjadi pada delapan bus dari total 10 bis yang dimiliki. "Ada delapan yang rusak itu, dua masih baik. Kendalanya rusak di sistem electrik pintunya," kata Yadi.
Namun dirinya mengelak jika hal itu telah berlangsung lama. "Kerusakannya sudah hampir tiga minggu atau sebulan lalu lah. Makanya kemarin kita ganti pakai kompresor. Tinggal nanti AC-nya diisi," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Yadi, kerusakan tersebut sebenarnya menjadi tanggung jawab operator. Sementara untuk keselamatan sendiri, pihaknya telah mengimbau kepada para penumpang melalui petugas shelter.
"Untuk keamanan sendiri kami ada petugas shelter yang selalu menyampaikan kepada penumpang. untuk sementara kondisi bus belum diperbaiki. Jadi posisi duduk atau berdiri bisa agak ke dalam," tuturnya.
Dikatakan Yudi, rencananya Jumat (6/9) ini pihak UPT akan memanggil operator untuk menyampaikan kerusakan ini. Kendati belum dapat dipastikan kapan AC dan pintunya bisa berfungsi kembali. "Kita sampaikan kepada PT Bianglala selaku operator," lengkapnya.
(rsa)