Rumah pengusaha Tionghoa dimolotov
A
A
A
Sindonews.com - Rumah seorang tokoh pengusaha Tionghoa di Makassar, Anton Obey, di Jalan Khairil Anwar Kecamatan Ujungpandang, dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal, Senin (2/9/2013) dinihari.
Akibat pelemparan bom molotov yang dilakukan sekira pukul 03.00 Wita dini hari itu, dinding dan halaman rumah pengusaha tersebut nyaris dilalap si jago merah.
Gabungan penyidik Polsekta Ujungpandang dan Polrestabes Makassar yang tiba di TKP, hanya menemukan pecahan botol dan bekas sumbu bom molotov. Informasi yang dihimpun SINDO, kasus bom molotov ini kali pertama diketahui oleh sopir pribadi Anton Obey, Daniel.
Saat itu, Daniel bermaksud mengambil mobil untuk mengantar keluarga majikannya ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Namun saat baru sampai di depan rumah majikannya, dia sudah mendapati kobaran api dan pecahan botol berserakan di halaman.
Daniel pun langsung membangunkan seisi rumah untuk memadamkam api menggunakan alat seadanya. Usai peristiwa ini, korban pun melaporkan kasus ini ke Mapolsek Ujungpandang. Sementara itu, saat SINDO ke TKP, rumah Anton Obey dalam keadaan tertutup. Tidak satu pun penghuni rumah yang dapat dikonfirmasi.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP M Endro, mengungkapkan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi.
Salah satu kendala petugas, karena tidak satu pun warga sekitar yang melihat pelaku melemparkan molotov ke dalam rumah Anton Obey.
"Memang ada informasi kalau sebelumnya ada sepeda motor yang singgah depan rumah Anton Obey. Ini yang kita dalami," ujar Endro.
Tersiar kabar, pelemparan bom molotov ini merupakan buntut dari pernyataan Anton Obey di media, bahwa seluruh pengusaha Tionghoa mendukung salah satu pasangan di Pilkada Makassar.
Meski demikian, Endro membantah isu tersebut. "Sampai sekarang kita belum menemukan bukti dan motif ke arah politik," pungkasnya.
Kapolsekta Ujungpandang AKP Trihanto Nugroho mengaku, telah melakukan koordinasi dengan Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Makassar untuk mengecek pecahan botol dari bom molotov tersebut.
"Ini untuk memastikan kalau yang terbakar itu disebabkan oleh bom molotov atau bukan," bebernya.
Hingga kini, pihaknya telah memeriksa dua orang saksi, masing-masing orang yang pertama kali menemukan dan seorang petugas sekuriti di sekitar TKP.
Molotov Antang
Selain di Khairil Anwar, kasus bom molotov juga terjadi di Kompleks IDI Jalan DR Leimena Kecamatan Panakkukang sekira pukul 00.30 Wita, Senin (2/9/2013) dini hari.
Kejadian ini menimpa rumah Abd Rahman Leo (57), yang merupakan pensiunan karyawan PT Freeport, Papua.
Sejumlah saksi melihat satu unit motor Suzuki Satria FU yang dikendarai sebanyak dua orang. Mereka inilah yang diduga melemparkan sedikitnya tiga bom molotov ke halaman rumah korban.
Akibat insiden ini, dinding rumah korban dilalap api namun bisa segera dipadamkan oleh warga sekitar. Petugas Polsekta Panakkukang hanya menyita pecahan botol miras dan bekas sumbu di TKP.
Akibat pelemparan bom molotov yang dilakukan sekira pukul 03.00 Wita dini hari itu, dinding dan halaman rumah pengusaha tersebut nyaris dilalap si jago merah.
Gabungan penyidik Polsekta Ujungpandang dan Polrestabes Makassar yang tiba di TKP, hanya menemukan pecahan botol dan bekas sumbu bom molotov. Informasi yang dihimpun SINDO, kasus bom molotov ini kali pertama diketahui oleh sopir pribadi Anton Obey, Daniel.
Saat itu, Daniel bermaksud mengambil mobil untuk mengantar keluarga majikannya ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Namun saat baru sampai di depan rumah majikannya, dia sudah mendapati kobaran api dan pecahan botol berserakan di halaman.
Daniel pun langsung membangunkan seisi rumah untuk memadamkam api menggunakan alat seadanya. Usai peristiwa ini, korban pun melaporkan kasus ini ke Mapolsek Ujungpandang. Sementara itu, saat SINDO ke TKP, rumah Anton Obey dalam keadaan tertutup. Tidak satu pun penghuni rumah yang dapat dikonfirmasi.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP M Endro, mengungkapkan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi.
Salah satu kendala petugas, karena tidak satu pun warga sekitar yang melihat pelaku melemparkan molotov ke dalam rumah Anton Obey.
"Memang ada informasi kalau sebelumnya ada sepeda motor yang singgah depan rumah Anton Obey. Ini yang kita dalami," ujar Endro.
Tersiar kabar, pelemparan bom molotov ini merupakan buntut dari pernyataan Anton Obey di media, bahwa seluruh pengusaha Tionghoa mendukung salah satu pasangan di Pilkada Makassar.
Meski demikian, Endro membantah isu tersebut. "Sampai sekarang kita belum menemukan bukti dan motif ke arah politik," pungkasnya.
Kapolsekta Ujungpandang AKP Trihanto Nugroho mengaku, telah melakukan koordinasi dengan Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Makassar untuk mengecek pecahan botol dari bom molotov tersebut.
"Ini untuk memastikan kalau yang terbakar itu disebabkan oleh bom molotov atau bukan," bebernya.
Hingga kini, pihaknya telah memeriksa dua orang saksi, masing-masing orang yang pertama kali menemukan dan seorang petugas sekuriti di sekitar TKP.
Molotov Antang
Selain di Khairil Anwar, kasus bom molotov juga terjadi di Kompleks IDI Jalan DR Leimena Kecamatan Panakkukang sekira pukul 00.30 Wita, Senin (2/9/2013) dini hari.
Kejadian ini menimpa rumah Abd Rahman Leo (57), yang merupakan pensiunan karyawan PT Freeport, Papua.
Sejumlah saksi melihat satu unit motor Suzuki Satria FU yang dikendarai sebanyak dua orang. Mereka inilah yang diduga melemparkan sedikitnya tiga bom molotov ke halaman rumah korban.
Akibat insiden ini, dinding rumah korban dilalap api namun bisa segera dipadamkan oleh warga sekitar. Petugas Polsekta Panakkukang hanya menyita pecahan botol miras dan bekas sumbu di TKP.
(rsa)