Konflik Raja Solo rusak wibawa keraton

Senin, 02 September 2013 - 14:41 WIB
Konflik Raja Solo rusak...
Konflik Raja Solo rusak wibawa keraton
A A A
Sindonews.com - Konflik raja-raja di Solo dalam Kasunanan Surakarta (Keraton Solo), antara Pakubuana XIII Hangabehi dan Lembaga Dewan Adat Keraton Solo, berdampak negatif terhadap wibawa keraton.

Keraton yang seharusnya menjadi pusat budaya dan kearifan lokal yang patut dicontoh, menjadi hal yang buruk. Keturunan raja saling berebut kekuasaan. Nilai-nilai kearifan lokal yang dijaga keraton pun dipertanyakan.

"Konflik di tubuh keraton akan merusak cagar budaya dan eksistensi wisata di Keraton Solo," ujar Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyesalkan konflik yang tak kunjung selesai selama bertahun-tahun itu, Senin (2/9/2013).

Ditambahkan dia, jika konflik itu dibiarkan terus berkepanjangan, maka sudut pandang masyarakat terhadap keraton pasti akan menjadi sinis. Akibatnya, warga Solo akan kehilangan rohnya sebagai kota budaya yang menjunjung tinggi kearifan lokal.

"Kami akan melakukan pendekatan kepada dua pihak yang bertikai. Mulai dengan menemui para kerabat keraton dari kubu Hangabehi, dan lembaga adat di bawah GKR Koesmortiyah (Moeng)," terangnya.

Dalam pertemuan-pertemuan itu, pihaknya ingin menjembatani jurang antar kelompok. Untuk itu, dia meminta anak-anak dari PB XII berkonsenterasi pada penyelesaian masalah yang utama, yakni pengakuan Pakubuana XIII Hangabehi sebagai raja, dan KGPH Tedjowulan sebagai Mahapatih Keraton Solo.

"Jika ada permasalahan lain, kami meminta agar mereka masing-masing menahannya terlebih dahulu, dan diselesaikan di waktu yang lain. Sebab, masalah utama yang terjadi sekarang hanyalah satu, yakni pengukuhan raja dan mahapatih," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9651 seconds (0.1#10.140)