Hangabehi Raja Solo & Tedjowulan Mahapatih
A
A
A
Sindonews.com - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi serius konflik Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo), antara Pakubuana XIII Hangabehi dan Lembaga Dewan Adat Keraton Solo yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Pria yang akrab disapa Rudy tersebut, mengaku akan memanggil putra-putri Raja PB XII untuk melakukan musyawarah. Hal itu dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di keraton agar tidak melebar, dan segera selesai.
Tidak hanya itu, pihaknya mengaku juga akan melakukan pendekatan kepada dua pihak yang bertikai. Menurutnya, mulai hari ini pihaknya mulai menemui para kerabat keraton dari kubu Hangabehi, dan lembaga adat keraton di bawah GKR Koesmortiyah (Moeng).
”Kita akan lakukan pendekatan pada dua kubu, setelah pendekatan kami lakukan, nantinya seluruh putra-putri raja akan kami panggil ke balai kota untuk menyelesaikan permasalahan itu,” ucap Rudy, kepada wartawan, Senin (2/9/2013).
Rudy menjelaskan, pihaknya menginginkan anak-anak PB XII berkonsenterasi pada penyelesaian masalah yang utama. Masalah itu yakni pengakuan Pakubuana XIII Hangabehi sebagai raja, dan KGPH Tedjowulan sebagai Mahapatih Keraton Solo.
Jika ada permasalahan lain, pihaknya meminta agar mereka masing-masing menahannya terlebih dahulu, dan diselesaikan di waktu yang lain. Sebab, masalah utama yang terjadi sekarang hanyalah satu, yakni pengukuhan raja dan mahapatih.
“Permasalahan lain itu diselesaikan belakangan, yang penting disetujui dahulu Gusti Hangabehi sebagai raja dan Gusti Tedjowulan sebagai mahapatih. Itu dahulu diselesaikan, dan dijumenengkan terlebih dahulu, sudah selesai,” terangnya.
Pria yang akrab disapa Rudy tersebut, mengaku akan memanggil putra-putri Raja PB XII untuk melakukan musyawarah. Hal itu dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di keraton agar tidak melebar, dan segera selesai.
Tidak hanya itu, pihaknya mengaku juga akan melakukan pendekatan kepada dua pihak yang bertikai. Menurutnya, mulai hari ini pihaknya mulai menemui para kerabat keraton dari kubu Hangabehi, dan lembaga adat keraton di bawah GKR Koesmortiyah (Moeng).
”Kita akan lakukan pendekatan pada dua kubu, setelah pendekatan kami lakukan, nantinya seluruh putra-putri raja akan kami panggil ke balai kota untuk menyelesaikan permasalahan itu,” ucap Rudy, kepada wartawan, Senin (2/9/2013).
Rudy menjelaskan, pihaknya menginginkan anak-anak PB XII berkonsenterasi pada penyelesaian masalah yang utama. Masalah itu yakni pengakuan Pakubuana XIII Hangabehi sebagai raja, dan KGPH Tedjowulan sebagai Mahapatih Keraton Solo.
Jika ada permasalahan lain, pihaknya meminta agar mereka masing-masing menahannya terlebih dahulu, dan diselesaikan di waktu yang lain. Sebab, masalah utama yang terjadi sekarang hanyalah satu, yakni pengukuhan raja dan mahapatih.
“Permasalahan lain itu diselesaikan belakangan, yang penting disetujui dahulu Gusti Hangabehi sebagai raja dan Gusti Tedjowulan sebagai mahapatih. Itu dahulu diselesaikan, dan dijumenengkan terlebih dahulu, sudah selesai,” terangnya.
(san)