Ratusan siswi SMAN 2 Kefamenanu kerasukan
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan siswi SMA Negeri 2 Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur (NTT) kerasukan massal. Hampir setiap harinya, sejak Senin-Rabu 29 Agustus 2013, sekolah tersebut selalu dihebohkan dengan siswi yang kerasukan.
Suasana baru terkendali, dan ratusan siswi yang kerasukan baru sadar, setelah pihak sekolah mendatangkan guru spiritual Benediktus Sedu. Namun, akibat peristiwa itu, ratusan siswa tersebut terpaksa dipulangkan lebih awal.
Pembina Osis Anselmus M. Mana menyatakan, keputusan memulangkan siswa lebih awal untuk memberikan ketenangan batin bagi siswi yang kesurupan. "Terpaksa kita pulangkan agar mereka bisa tenang dan tidak panik," kata Ansel, Rabu (28/8/2013).
Valentinus Bano, siswa Kelas VII menuturkan, kejadian saat proses belajar mengajar baru mulai. Peristiwa kesurupan itu membuat siswa yang lain panik dan ketakutan.
Valen dan siswa lain yang menyaksikan hal itu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong. Sebab siswi korban kesurupan itu berkata sendiri dengan bahasa yang tidak bisa dimengerti.
"Bahasa mereka aneh dan kami tidak tahu artinya," ujar Valen didampingi siswa lainnya.
Informasi yang dihimpun, sekolah yang terletak di kilometer tujuh (7) dari arah Negara Timor Leste-Kupang tersebut setiap tahunnya selalu mengalami hal serupa.
Meski demikian, hingga saat ini pihak sekolah belum mengambil sikap untuk mendatangkan "orang pintar" untuk mengusir roh yang mengganggu sekolah itu.
Suasana baru terkendali, dan ratusan siswi yang kerasukan baru sadar, setelah pihak sekolah mendatangkan guru spiritual Benediktus Sedu. Namun, akibat peristiwa itu, ratusan siswa tersebut terpaksa dipulangkan lebih awal.
Pembina Osis Anselmus M. Mana menyatakan, keputusan memulangkan siswa lebih awal untuk memberikan ketenangan batin bagi siswi yang kesurupan. "Terpaksa kita pulangkan agar mereka bisa tenang dan tidak panik," kata Ansel, Rabu (28/8/2013).
Valentinus Bano, siswa Kelas VII menuturkan, kejadian saat proses belajar mengajar baru mulai. Peristiwa kesurupan itu membuat siswa yang lain panik dan ketakutan.
Valen dan siswa lain yang menyaksikan hal itu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong. Sebab siswi korban kesurupan itu berkata sendiri dengan bahasa yang tidak bisa dimengerti.
"Bahasa mereka aneh dan kami tidak tahu artinya," ujar Valen didampingi siswa lainnya.
Informasi yang dihimpun, sekolah yang terletak di kilometer tujuh (7) dari arah Negara Timor Leste-Kupang tersebut setiap tahunnya selalu mengalami hal serupa.
Meski demikian, hingga saat ini pihak sekolah belum mengambil sikap untuk mendatangkan "orang pintar" untuk mengusir roh yang mengganggu sekolah itu.
(san)