Kehidupan warga di Rawas Ulu memprihatinkan
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi perekonomian 78 Kepala Keluarga (KK) Komunitas Adat Tertinggal (KAT) di Desa Sungai Kecamatan Rawas Ulu, Sumatera Selatan, sangat memperihatinkan. Meski sudah 68 tahun Indonesia merdeka, kehidupannya jauh di bawah garis kemiskinan.
Camat Rawas Ulu, Burlian mengatakan, kondisi KAT di Desa Sungai Kijang sangat memprihatinkan. Kebanyakan KAT hidup dalam rumah yang berukuran 6x6 meter dan ditempati tiga KK. Kemiskinan itu berpengaruh pada kehidupan mereka yang tidak bisa membuat tempat tinggal yang laik.
Apalagi pertumbuhan pendidikan sangat lambat, karena dari 1994 sampai sekarang KAT yang mengenyam pendidikan hanya satu orang sampai jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA).
"Sekarang KAT sudah banyak bersekolah dan ada tiga warga KAT yang bersekolah SMP dan 24 orang menempuh pendidikan sekolah dasar (SD)," sebut Burlian kepada wartawan, di Rawas Ulu, Minggu (25/8/2013).
Menurut Burlian, diharapkan instansi terkait segera turun ke lapangan untuk warga KAT yang lulus dari SMA. Sehingga, warga KAT benar-benar mendapatkan perhatian dari pemerintah terkait masalah pendidikan.
Selain itu, instansi terkait lainnya melakukan pembinaan terhadap usaha ekonomi warga KAT yang menggantungkan hidup dari ladang dan buruh tani penyadap getah karet. "Di sini KAT Sungai Kijang menetap tidak berpindah-pindah. Sehingga, sangat wajar mendapatkan perhatian serius sebab kehidupan mereka sangat miskin," ungkap Burlian.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Budiman S Parman menambahkan, instansi terkait diimbau membuat jadwal agar bisa melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada warga KAT.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan di tiap lini, mulai dari kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang dilakoni warga KAT. "Kami harapkan instansi terkait berkesinambungan membuat jadwal, sehingga warga KAT memang mendapatkan perhatian bukan hanya ketika ada permasalahan," pungkasnya.
Camat Rawas Ulu, Burlian mengatakan, kondisi KAT di Desa Sungai Kijang sangat memprihatinkan. Kebanyakan KAT hidup dalam rumah yang berukuran 6x6 meter dan ditempati tiga KK. Kemiskinan itu berpengaruh pada kehidupan mereka yang tidak bisa membuat tempat tinggal yang laik.
Apalagi pertumbuhan pendidikan sangat lambat, karena dari 1994 sampai sekarang KAT yang mengenyam pendidikan hanya satu orang sampai jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA).
"Sekarang KAT sudah banyak bersekolah dan ada tiga warga KAT yang bersekolah SMP dan 24 orang menempuh pendidikan sekolah dasar (SD)," sebut Burlian kepada wartawan, di Rawas Ulu, Minggu (25/8/2013).
Menurut Burlian, diharapkan instansi terkait segera turun ke lapangan untuk warga KAT yang lulus dari SMA. Sehingga, warga KAT benar-benar mendapatkan perhatian dari pemerintah terkait masalah pendidikan.
Selain itu, instansi terkait lainnya melakukan pembinaan terhadap usaha ekonomi warga KAT yang menggantungkan hidup dari ladang dan buruh tani penyadap getah karet. "Di sini KAT Sungai Kijang menetap tidak berpindah-pindah. Sehingga, sangat wajar mendapatkan perhatian serius sebab kehidupan mereka sangat miskin," ungkap Burlian.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Budiman S Parman menambahkan, instansi terkait diimbau membuat jadwal agar bisa melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada warga KAT.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan di tiap lini, mulai dari kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang dilakoni warga KAT. "Kami harapkan instansi terkait berkesinambungan membuat jadwal, sehingga warga KAT memang mendapatkan perhatian bukan hanya ketika ada permasalahan," pungkasnya.
(maf)