Siswa SD tidak hafal lagu-lagu perjuangan

Senin, 19 Agustus 2013 - 15:10 WIB
Siswa SD tidak hafal lagu-lagu perjuangan
Siswa SD tidak hafal lagu-lagu perjuangan
A A A
DENGAN rasa malu, seorang siswa SD terbata-taba menyanyikan lagu Bagimu Negeri, di sela-sela pemberian 1.000 kacamata gratis di Gedung Pertemuan PMS, Solo.

Siswa dari SD Al Islam yang didaulat untuk menerima kacamata simbolis, ini diajak Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo untuk menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Namun apa daya, grogi, tidak hafal bercampur jadi satu sehingga dia tidak bisa menyanyikan lagu tersebut dengan selesai.

Rupanya, situasi ini tidak hanya terjadi pada siswa itu saja. Namun juga kepada 9 siswa lainnya yang didaulat untuk mendapatkan kacamata tersebut secara simbolis.

Saat Wali Kota mengajak mereka bernyanyi lagu-lagu perjuangan, siswa ini menyanyi dengan terbata-bata. Ada yang salah lirik, ada yang tidak hafal, dan kebanyakan menyanyikan dengan nada blero alias sumbang.

Kejadian ini membuat Wali Kota yang akrab disapa Rudy ini geram. Berkali-kali, dia menyampaikan jika siswa tidak bisa menyanyi lagu kebangsaan dan lagu perjuangan dengan benar, itu adalah salahnya guru.

“Nanti saya cek, jika siswa tidak bisa nyanyi, ini salahnya guru. Pasti jarang diajarkan lagu-lagu kebangsaan dan perjuangan. Sewaktu-waktu, saya dan ibu Kepala Dikpora akan mengecek ke sekolah,” kata Rudy saat berada di panggung, usai memberikan kacamata, Senin (19/8/2013).

Lebih lanjut, Rudy mengaku prihatin, banyak siswa yang tidak hafal lagu-lagu perjuangan dan justru hafal lagu-lagu dewasa, seperti band Noah, dan lagu dangdut. Padahal, menurutnya lirik-lirik lagu tersebut tidak sesuai dengan usia mereka.

“Ini berbahaya, lagu-lagu perjuangan tidak hafal, malah lagu-lagu dewasa hafal,” sesalnya.

Untuk itulah, Rudy meminta kepada semua guru sekolah dasar, agar setiap pagi menyanyikan setidaknya satu lagu kebangsaan dan perjuangan sebelum memulai proses belajar mengajar. Menurut Rudy, lirik-lirik lagu perjuangan mengandung semangat nasionalisme yang menjadi modal dasar pembentukan karakter anak.

“Ini bukan hanya sekedar menyanyi. Tapi ini adalah pembelajaran karakter bagi anak-anak sejak dini. Yang jelas, akan kami evaluasi terus. Kami harap semua guru akan memulai setiap pagi melantunkan lagu-lagu kebangsaan dan perjuangan,” katanya.

Salah seorang siswa SD Purworejo Bagus Adi mengaku jarang menyanyikan lagu-lagu tersebut. Menurutnya, lagu-lagu tersebut hanya dinyanyikan pada saat pelajaran kesenian. “Ada yang hafal, ada yang tidak hafal. Lha jarang menyanyi,” jelasnya.

Ditanya soal lagu-lagu band-band dewasa, Bagus mengaku lebih hafal. Menurutnya hampir setiap hari dia mendengarkan lagu-lagu tersebut, di stasiun televisi.

“Kadang-kadang, juga mendengarkan teman-teman yang menyanyi. Di rumah juga tidak diajarkan lagu-lagu kebangsaan dan perjuangan,” pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0552 seconds (0.1#10.140)