Buntut balap liar, dua desa di Muratara bentrok
A
A
A
Sindonews.com - Perayaan hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) Ke-68 bukan membuat warga Kecamatan Rupit Kabupaten Daerah Otonomi Baru (DOB) Musi Rawas Utara (Muratara) bersatu. Justru warga dua desa yang bertetangga Rupit dan Desa Karang Anyar bentrok, Minggu (18/8/2013) sekira pukul 17.30 WIB.
Mirisnya, bentrok diduga dipicu aksi kebut-kebutan balapan liar (bali) di Jalan Lintas Sumatera (jalinsum) di jembatan desa Muara Rupit.
Akibat aksi kebut-kebutan itu, salah satu warga yang terkena tembakan senjata api rakitan (senpira) dari orang yang tidak dikenal. Akibatnya warga dua desa bentrok berlanjut hingga ke perlombaan perahu dayung yang digelar.
Belum diketahui siapa pelaku penembakan. Sementara korban yang terkena sasaran tembak yakni, Hanafi (35), warga Desa Muara Rupit. Saat ini, korban sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sobirin, Kota Lubuklinggau.
Korban mengalami luka tembak di bagian pinggang sebelah kanan dan kini dalam keadaan kritis. Bahkan diduga ada seorang lagi warga Desa Karang Anyar yang terkena tikaman senjata tajam (sajam) akibat bentrok yang terjadi.
Mendengar ada korban warga dua desa yakni, Desa Muara Rupit dan warga Desa Karang Anyar saling sweeping di Jalinsum. Padahal keduanya hanya bersebelah desa dan hanya berjarak 1,5 kilometer (km).
Akses Jalinsum kembali mencekam dan tidak ada yang melintas termasuk kendaraan warga lainnya karena mengetahui ada bentrok warga dua desa tersebut.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kabupaten Mura, AKBP Chaidir mengatakan, kondisi sekarang sudah aman dan terkendali tidak ada bentrok antara dua warga desa. "Memang ada korban karena tertembak senpira yang belum diketahui siapa pelaku penembakan," tegas Chaidir.
Perwira berpangkat melati dua menambahkan, aparat kepolisian sudah berjaga di lokasi dua desa bersama anggota Satbrimob Petanang Lubuklinggau. "Diharapkan warga menjaga situasi kondisi yang kondusif sekarang ini,"jelas dia.
Sementara itu. Imron tokoh pemuda Desa Noman mengatakan, saat kejadian aksi mencekam jalinsum dua desa tidak ada berani melaluinya. "Saya saja mau ke Rupit takut pak karena ada sweeping dan nanti jadi korban karena tidak tahu apa-apa," pungkasnya.
Mirisnya, bentrok diduga dipicu aksi kebut-kebutan balapan liar (bali) di Jalan Lintas Sumatera (jalinsum) di jembatan desa Muara Rupit.
Akibat aksi kebut-kebutan itu, salah satu warga yang terkena tembakan senjata api rakitan (senpira) dari orang yang tidak dikenal. Akibatnya warga dua desa bentrok berlanjut hingga ke perlombaan perahu dayung yang digelar.
Belum diketahui siapa pelaku penembakan. Sementara korban yang terkena sasaran tembak yakni, Hanafi (35), warga Desa Muara Rupit. Saat ini, korban sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sobirin, Kota Lubuklinggau.
Korban mengalami luka tembak di bagian pinggang sebelah kanan dan kini dalam keadaan kritis. Bahkan diduga ada seorang lagi warga Desa Karang Anyar yang terkena tikaman senjata tajam (sajam) akibat bentrok yang terjadi.
Mendengar ada korban warga dua desa yakni, Desa Muara Rupit dan warga Desa Karang Anyar saling sweeping di Jalinsum. Padahal keduanya hanya bersebelah desa dan hanya berjarak 1,5 kilometer (km).
Akses Jalinsum kembali mencekam dan tidak ada yang melintas termasuk kendaraan warga lainnya karena mengetahui ada bentrok warga dua desa tersebut.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kabupaten Mura, AKBP Chaidir mengatakan, kondisi sekarang sudah aman dan terkendali tidak ada bentrok antara dua warga desa. "Memang ada korban karena tertembak senpira yang belum diketahui siapa pelaku penembakan," tegas Chaidir.
Perwira berpangkat melati dua menambahkan, aparat kepolisian sudah berjaga di lokasi dua desa bersama anggota Satbrimob Petanang Lubuklinggau. "Diharapkan warga menjaga situasi kondisi yang kondusif sekarang ini,"jelas dia.
Sementara itu. Imron tokoh pemuda Desa Noman mengatakan, saat kejadian aksi mencekam jalinsum dua desa tidak ada berani melaluinya. "Saya saja mau ke Rupit takut pak karena ada sweeping dan nanti jadi korban karena tidak tahu apa-apa," pungkasnya.
(rsa)