Surono: Merapi tak seperti dulu lagi

Selasa, 30 Juli 2013 - 15:56 WIB
Surono: Merapi tak seperti...
Surono: Merapi tak seperti dulu lagi
A A A
Sindonews.com - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Dr Surono mengatakan, Gunung Merapi sekarang tidak sama dengan tahun 2011. Untuk itu, diperlukan perubahan sikap penangaan mitigasi, dan perilaku masyarakat.

"Merapi tidak seperti dulu lagi. Kalau sebelum erupsi 2010 Merapi termasuk kalem, sekarang ibarat kata sudah makin 'genit'. Dia (Merapi) seperti ingin pamer," ujar pria yang akrab disapa Mbah Rono, kepada wartawan, Selasa (30/7/2103).

Ditambahkan dia, Merapi kini lebih berbahaya ketimbang sebelumnya. "Kalau dulunya tenang seperti memakai blangkon yang kita tahu adanya kubah Merapi, sekarang sudah tidak lagi, sekarang sudah 'bergincu merah menyala'," terangnya.

Dia melanjutkan, atas perubahan Merapi tersebut sudah seharusnya para ahli dan masyarakat disekitar lereng Merapi bisa menyikapi aktivitas Merapi dengan cara yang berbeda.

“Tentu kita juga harus menghadapinya dengan berbeda. Tak hanya para ahli, sikap masyarakat juga harus berbeda. Kalau memang nantinya Merapi meningkatkan aktivitas kegenitannya, masyarakat tentu harus mengembalikan lahan yang saat ini mereka pinjam dari Merapi (mengungsi)," terangnya.

Dia mengingatkan, masyarakat jangan nekat dengan coba bertahan saat Merapi bergejolak. "Jangan ada perebutan ruang lahan, itu memang milik Merapi. Karena kita pasti akan kalah," tegasnya.

Perbedaan mencolok Merapi saat ini dengan sebelumnya, terlihat dari semakin aktifnya mengeluarkan material-material yang ada di dalamnya. Hal tersebut, bukan berarti dahulu Merapi tidak aktif. Hanya saja, setiap energi yang dikeluarkan Merapi dahulunya terakumulasi di dalam perut Merapi, karena adanya kubah lava yang menutupi kawah Merapi.

"Saat ini, kubah tersebut sudah hilang, sehingga Merapi lebih bebas mengeluarkan energi. Sekarang malah bagus, Merapi jadi tidak punya kesempatan mengakumulasi energinya. Ini jelas membuat kecil kemungkinan letusan besar," imbuhnya.

Menanggapi status Merapi yang awalnya masih ditetapkan normal aktif usai menyemburkan abu, menurut Surono tidak tepat. Baginya, status kegunungapian berfungsi menekan resiko bencana, bukan untuk meramal kapan akan terjadinya letusan.

"Status normal itu seharusnya tidak terjadi apa-apa. Jika masyarakat sudah merasa terancam dan kita sendiri secara akal sehat memprediksi bahwa sudah terjadi sesuatu yang berbahaya, itu sudah tidak normal lagi tentunya," ungkapnya.

Ditambahkan dia, apabila sudah ada aktivitas, dan orang dilarang masuk kawasan sekitar, hal itu berari masyarakat harus waspada. "Saya sendiri belum bisa apa-apa, karena wewenang saya jika status sudah siaga hingga awas," imbuhnya.

Seperti diketahui, saat ini status Merapi waspada. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan langkah antisipasi, apabila terjadi erupsi empat tahunan. Surono menuturkan, hal tersebut baik dilakukan. Menurutnya, paling tidak masyarakat dan pemerintah sudah melaksanakan kesiapsiagaannya.

“Kalau empat tahun-an tidak jadi meletus tentu tidak apa. Lebih baik tidak meletus, tapi kita semua sudah siap siaga daripada meletus saat kita tidak siap," tuturnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0343 seconds (0.1#10.140)