Serang SMA PGRI, 31 pelajar di Cirebon diamankan
A
A
A
Sindonews.com - Tindakan puluhan pelajar di Cirebon ini barangkali tidak pantas dilakukan generasi muda saat bulan suci Ramadan saat ini. Lantaran terlibat tawuran, 31 siswa dari empat sekolah berbeda, diamankan petugas Polsek Depok, Kabupaten Cirebon, Senin (29/7/2013).
Aksi tawuran tersebut dilakukan puluhan siswa dengan melempari SMA PGRI di Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, menggunakan batu. Pelemparan itu menyebabkan kaca dan genting sekolah pecah.
Akibatnya, sejumlah ruangan rusak, di antaranya tiga ruang kelas belajar, ruang kepala sekolah, ruang Tata Usaha (TU), maupun ruang guru.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, puluhan siswa pelaku tawuran sendiri berasal dari empat sekolah di Cirebon, seperti SMK Nusantara, SMK PUI, SMK Budi Tresna, maupun SMK Muhammadiyah. Penyerangan terjadi sekira pukul 10.30 WIB. Namun begitu, serangan tersebut tidak mendapatkan aksi balasan.
Para guru SMA PGRI mencegah siswa mereka melakukan perlawanan atas serangan itu, sehingga tawuran pun tak berlangsung lebih jauh. Aksi pelemparan itu pun diketahui warga dan petugas. Polisi pun bersama warga dan anggota Arhanud langsung beraksi menangkap puluhan pelajar pelaku pelemparan tersebut.
Mengetahui mereka dikejar petugas dan warga, para pelajar itu langsung berpencar melarikan diri. Sebagian di antara mereka bersembunyi di areal pemakaman yang tak jauh dari lokasi kejadian. Akhirnya para pelaku pun berhasil ditangkap satu persatu dan langsung diamankan ke Mapolsek Depok.
Pihak PGRI sendiri melaporkan kerugian jutaan rupiah dari sejumlah infrastruktur sekolah yang rusak akibat dilempari.
Kapolsek Depok, AKP Dody Munandar menyatakan, aksi pelemparan itu sendiri diduga bermula karena adanya isu salah satu siswa SMK tewas oleh siswa SMA PGRI.
“Ada kabar melalui sms, siswa SMK tewas oleh siswa SMA PGRI. Mereka marah dan merencanakan penyerangan ke SMA PGRI,” beber dia.
Para pelaku pelemparan sendiri sempat pulang dan berkumpul kembali, sebelum kemudian menyerang SMA PGRI. Selain mengamankan puluhan pelajar yang terlibat pelemparan, polisi juga berencana memfasilitasi pertemuan antara guru-guru pembina dari sekolah yang bersangkutan.
Sejauh ini, pihaknya sendiri masih melakukan penyelidikan lebih dalam terkait kasus tersebut. Salah seorang siswa yang diamankan, S (15), asal SMK Nusantara, mengaku, mereka membolos dari sekolah untuk menjalankan rencana itu.
“Sebelumnya kami bolos dan sudah janjian akan menyerang. Soalnya salah satu anak SMK kami katanya ada yang meninggal oleh anak SMA PGRI,” ungkap dia saat diperiksa polisi.
Aksi tawuran tersebut dilakukan puluhan siswa dengan melempari SMA PGRI di Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, menggunakan batu. Pelemparan itu menyebabkan kaca dan genting sekolah pecah.
Akibatnya, sejumlah ruangan rusak, di antaranya tiga ruang kelas belajar, ruang kepala sekolah, ruang Tata Usaha (TU), maupun ruang guru.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, puluhan siswa pelaku tawuran sendiri berasal dari empat sekolah di Cirebon, seperti SMK Nusantara, SMK PUI, SMK Budi Tresna, maupun SMK Muhammadiyah. Penyerangan terjadi sekira pukul 10.30 WIB. Namun begitu, serangan tersebut tidak mendapatkan aksi balasan.
Para guru SMA PGRI mencegah siswa mereka melakukan perlawanan atas serangan itu, sehingga tawuran pun tak berlangsung lebih jauh. Aksi pelemparan itu pun diketahui warga dan petugas. Polisi pun bersama warga dan anggota Arhanud langsung beraksi menangkap puluhan pelajar pelaku pelemparan tersebut.
Mengetahui mereka dikejar petugas dan warga, para pelajar itu langsung berpencar melarikan diri. Sebagian di antara mereka bersembunyi di areal pemakaman yang tak jauh dari lokasi kejadian. Akhirnya para pelaku pun berhasil ditangkap satu persatu dan langsung diamankan ke Mapolsek Depok.
Pihak PGRI sendiri melaporkan kerugian jutaan rupiah dari sejumlah infrastruktur sekolah yang rusak akibat dilempari.
Kapolsek Depok, AKP Dody Munandar menyatakan, aksi pelemparan itu sendiri diduga bermula karena adanya isu salah satu siswa SMK tewas oleh siswa SMA PGRI.
“Ada kabar melalui sms, siswa SMK tewas oleh siswa SMA PGRI. Mereka marah dan merencanakan penyerangan ke SMA PGRI,” beber dia.
Para pelaku pelemparan sendiri sempat pulang dan berkumpul kembali, sebelum kemudian menyerang SMA PGRI. Selain mengamankan puluhan pelajar yang terlibat pelemparan, polisi juga berencana memfasilitasi pertemuan antara guru-guru pembina dari sekolah yang bersangkutan.
Sejauh ini, pihaknya sendiri masih melakukan penyelidikan lebih dalam terkait kasus tersebut. Salah seorang siswa yang diamankan, S (15), asal SMK Nusantara, mengaku, mereka membolos dari sekolah untuk menjalankan rencana itu.
“Sebelumnya kami bolos dan sudah janjian akan menyerang. Soalnya salah satu anak SMK kami katanya ada yang meninggal oleh anak SMA PGRI,” ungkap dia saat diperiksa polisi.
(rsa)