Masyarakat lereng Merapi diminta jangan panik
A
A
A
Sindonews.com - Badan Geologi dan Vulkanologi Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga kini terus memantau secara intensif aktivitas Gunung Merapi. Hal itu akibat dari hujan abu yang menyelimuti sebagian lereng Gunung Merapi, Yogyakarta.
"Kita terus intensif memantau dengan alat pemantau. Itu hanya energi tersimpan tidak terjadi apa-apa. Masyarakat tak perlu panik dan takut. Aman-aman saja," kata Kepala Pusat Sumber Daya Geologi Calvin Karo Karo Gurusinga, ditemui saat workshop sistem informasi geografi nasional sumber daya geologi, di Bandung, Selasa (23/07/2013).
Dia mengajak agar masyarakat disekitar Gunung Merapi tidak terprovokasi dengan informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab. "Kami juga mengajak pemerintah daerah dan masyarakat berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian," tuturnya.
Sebelumnya, disekitar lereng Merapi terjadi hujan abu pada radius tujuh kilometer dari puncak Merapi menuju ke Kaliurang. Hujan abu tipis juga terjadi di Singlar dan Glagaharjo atau sekitar sembilan kilometer dari puncak.
Selain itu, hujan abu juga terjadi di Deles atau berjarak enam kilometer dari Cangkringan atau mencapai 14 kilometer dari puncak, serta Balerante.
Atas kejadian itu, sebagian warga lereng Gunung Merapi, khususnya yang tinggal di Kabupaten Sleman, sempat dihujani abu vulkanik. Bahkan, beberapa penambang di daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Merapi juga sempat menghentikan sejenak aktivitas mereka begitu mendengar kabar tersebut.
"Kita terus intensif memantau dengan alat pemantau. Itu hanya energi tersimpan tidak terjadi apa-apa. Masyarakat tak perlu panik dan takut. Aman-aman saja," kata Kepala Pusat Sumber Daya Geologi Calvin Karo Karo Gurusinga, ditemui saat workshop sistem informasi geografi nasional sumber daya geologi, di Bandung, Selasa (23/07/2013).
Dia mengajak agar masyarakat disekitar Gunung Merapi tidak terprovokasi dengan informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab. "Kami juga mengajak pemerintah daerah dan masyarakat berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian," tuturnya.
Sebelumnya, disekitar lereng Merapi terjadi hujan abu pada radius tujuh kilometer dari puncak Merapi menuju ke Kaliurang. Hujan abu tipis juga terjadi di Singlar dan Glagaharjo atau sekitar sembilan kilometer dari puncak.
Selain itu, hujan abu juga terjadi di Deles atau berjarak enam kilometer dari Cangkringan atau mencapai 14 kilometer dari puncak, serta Balerante.
Atas kejadian itu, sebagian warga lereng Gunung Merapi, khususnya yang tinggal di Kabupaten Sleman, sempat dihujani abu vulkanik. Bahkan, beberapa penambang di daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Merapi juga sempat menghentikan sejenak aktivitas mereka begitu mendengar kabar tersebut.
(san)