Pasar Guntur minim sarana pemadam kebakaran

Jum'at, 12 Juli 2013 - 14:56 WIB
Pasar Guntur minim sarana pemadam kebakaran
Pasar Guntur minim sarana pemadam kebakaran
A A A
Sindonews.com - Sarana pemadam kebakaran, di Pasar Guntur Ciawitali, Garut, tidak layak pakai. Kepala UPTD Pasar Guntur Ciawitali Garut Dayat mengatakan, sebanyak enam hidran air yang ditempatkan khusus di pasar tersebut mengalami kerusakan, sejak 2006 silam.

“Seluruh hidran air di pasar sama sekali tidak berfungsi. Sejak rusak di 2006 lalu itu, muncul kekhawatiran akan rentannya pasar terbakar. Dan memang, kebakaran pun selalu terjadi. Dari 2009 lalu sampai sekarang, tercatat empat kali kebakaran besar,” katanya, kepada wartawan, Jumat (12/7/2013).

Menurut Dayat, sebenarnya Pasar Guntur masih memiliki sarana pemadam untuk skala kecil, yakni 50 tabung pemadam. Namun tabung sebanyak itu tidak akan berarti bila dibandingkan dengan luas pasar sekitar sembilan hektare (Ha).

“Pasar ini memiliki 1.800 kios, 600 lapak di dalam pasar, dan 1.300 lapak PKL di sekitar pasar. Dengan demikian, pasar membutuhkan lebih dari enam hidran yang berfungsi normal, dan lebih banyak lagi tabung pemadam kecil,” terangnya.

Senada dengan Dayat, Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perindustrian Perdagangan UKM dan Koperasi Kabupaten Garut Dedi menilai, keterbatasan sarana di Pasar Guntur menyebabkan pasar ini berkondisi fisik lebih buruk dari sejumlah pasar pada beberapa kecamatan lainnya.

Tidak hanya mengalami keterbatasan sarana pemadam kebakaran, Dedi pun menilai Pasar Guntur mengalami kekurangan di bagian sanitasinya.

“Padahal, Pasar Guntur adalah pasar induk satu-satunya di Garut. Tapi kondisinya bisa disebut bukan tidak layak lagi, tapi sudah hancur. Cuma ditambal di sana-sini saja. Semakin sini semakin lapuk. Memang sudah seharusnya direvitalisasi, karena usianya sudah lebih dari 30 tahun," jelasnya.

Menurut Dedi, rencana revitalisasi Pasar Guntur telah diagendakan sejak 2007 lalu. Pemenang tender untuk revitalisasi pasar ini pun sudah ditetapkan di 2009.

“Namun, sampai 2011 saat sosialisasi dengan para pedagang, rencana revitalisasi berakhir deadlock. Sebab, para pedagang menganggap iuran pasar masih terlalu tinggi. Akhirnya sampai sekarang ini, rencananya terkatung-katung begini,” terangnya.

Dia mengaku, perkembangan pasar ini sudah tertinggal jauh bila dibandingkan dengan sejumlah pasar lain ditiap kecamatan. Bila dibandingkan, sebanyak 22 dari 33 pasar diberbagai kecamatan telah direvitalisasi.

“Pasar ditiap kecamatan sebagian besar sudah ada yang direvitalisasi. Sedangkan Pasar Guntur yang berperan sebagai pasar induk, sampai sekarang belum juga ada pembenahan,” terangnya.

Dedi sendiri mengaku pihaknya masih menunggu kebijakan Bupati garut untuk memulai revitalisasi Pasar Guntur. Sebab, kebutuhan pembenahan pasar ini semakin hari makin mendesak.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4698 seconds (0.1#10.140)