Gas mahal, warga Cianjur beralih ke kayu bakar
A
A
A
Sindonews.com - Kelangkaan gas yang terjadi di Desa Mulyasari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, mengakibatkan warga beralih menggunakan kayu bakar untuk memasak.
Kepala Seksi Tata Pemerintahan (Kasi Tapem) Kecamatan Agrabinta Budi Irawan membenaran hal tersebut. Menurutnya, sebagian warga banyak menggunakan kayu bakar, lantaran masih banyak yang tidak mampu membeli gas elpiji bersubsidi tersebut.
“Di sini masih banyak warga yang menggunakan kayu bakar. Alasannya, ada yang tidak mampu, ada juga yang mungkin tidak bisa menggunakannya,” ujarnya, kepada wartawan, Jumat (5/7/2013).
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur Yudi Adi Nugroho menyebutkan, harga gas elpiji dipasaran memang bervariatif. Hal tersebut, kata dia, disesuaikan dengan jarak tempuh.
“Untuk HET (harga eceran tertinggi) untuk wilayah Cianjur selatan sudah Rp14.250 hingga Rp14.500 per tabung. Jadi wajar saja kalau gas elpiji ini mahal di sana (Cianjur Selatan),” terangnya.
Meski gas bersubsidi bisa mencapai Rp20 ribu per tabung, lanjut Yudi, hal tersebut tidak menjadi masalah, yang penting warga bisa membeli dan tidak ada kelangkaan.
“Yang susah itu kalau adanya kelangkaan. Kalau mahal juga tidak apa-apa, yang penting warga masih bisa mendapatkannya,” pungkasnya.
Kepala Seksi Tata Pemerintahan (Kasi Tapem) Kecamatan Agrabinta Budi Irawan membenaran hal tersebut. Menurutnya, sebagian warga banyak menggunakan kayu bakar, lantaran masih banyak yang tidak mampu membeli gas elpiji bersubsidi tersebut.
“Di sini masih banyak warga yang menggunakan kayu bakar. Alasannya, ada yang tidak mampu, ada juga yang mungkin tidak bisa menggunakannya,” ujarnya, kepada wartawan, Jumat (5/7/2013).
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur Yudi Adi Nugroho menyebutkan, harga gas elpiji dipasaran memang bervariatif. Hal tersebut, kata dia, disesuaikan dengan jarak tempuh.
“Untuk HET (harga eceran tertinggi) untuk wilayah Cianjur selatan sudah Rp14.250 hingga Rp14.500 per tabung. Jadi wajar saja kalau gas elpiji ini mahal di sana (Cianjur Selatan),” terangnya.
Meski gas bersubsidi bisa mencapai Rp20 ribu per tabung, lanjut Yudi, hal tersebut tidak menjadi masalah, yang penting warga bisa membeli dan tidak ada kelangkaan.
“Yang susah itu kalau adanya kelangkaan. Kalau mahal juga tidak apa-apa, yang penting warga masih bisa mendapatkannya,” pungkasnya.
(san)