Suhu politik Pilkada Makassar memanas
A
A
A
Sindonews.com - Satu bulan lebih, menjelang pencoblosan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, suhu politik semakin memanas. Para kandidat, mulai menyerang rival politiknya dengan berbagai negative campaign.
Bahkan, Wali Kota Makassar dua periode Ilham Arief Sirajuddin yang tak lagi menjadi kontestan, ikut dirundung isu tak sedap. Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel ini disebut berlaku curang, karena ikut memenangkan duet Danny Pomanto-Syamsu Rizal (DIA) yang diusung koalisi Demokrat-PBB.
Tudingan itu, datang dari beberapa juru bicara (jubir) kandidat lain. Salah satunya, jubir Adil Patu-Isradi Zainal, Umar Laumma. Dia menyebut, Ilham telah curang karena memanfaatkan fasilitas negara untuk menyosialisasikan DIA.
Tak hanya itu, Umar juga menyebut pasangan Rusdin Abdullah-Idris Patarai, serta Muhyina Muin-Syaiful Saleh, juga melakukan kecurangan yang sama.
Terkait itu, jubir DIA Arman Mannahawu mengatakan, munculnya negatif campaign seperti menjadi bukti bahwa ada yang panik. "Peluang menang DIA semakin terbuka. Ini yang membuat rival menjadi panik, sehingga memunculkan berbagai negative campaign," katanya.
Menurut dia, jika ingin meraih hasil yang bersih dan sehat, maka harus berpikir agar warga merasakan suasana yang nyaman hingga lahirnya pemimpin baru.
"Beri pendidikan politik yang sehat dan cerdas pada masyarakat. Kalau ada dugaan pelanggaran, laporkan, pidanakan, dan jerat dengan hukum seberat-beratnya, karena ini negara hukum," tegasnya.
Bahkan, Wali Kota Makassar dua periode Ilham Arief Sirajuddin yang tak lagi menjadi kontestan, ikut dirundung isu tak sedap. Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel ini disebut berlaku curang, karena ikut memenangkan duet Danny Pomanto-Syamsu Rizal (DIA) yang diusung koalisi Demokrat-PBB.
Tudingan itu, datang dari beberapa juru bicara (jubir) kandidat lain. Salah satunya, jubir Adil Patu-Isradi Zainal, Umar Laumma. Dia menyebut, Ilham telah curang karena memanfaatkan fasilitas negara untuk menyosialisasikan DIA.
Tak hanya itu, Umar juga menyebut pasangan Rusdin Abdullah-Idris Patarai, serta Muhyina Muin-Syaiful Saleh, juga melakukan kecurangan yang sama.
Terkait itu, jubir DIA Arman Mannahawu mengatakan, munculnya negatif campaign seperti menjadi bukti bahwa ada yang panik. "Peluang menang DIA semakin terbuka. Ini yang membuat rival menjadi panik, sehingga memunculkan berbagai negative campaign," katanya.
Menurut dia, jika ingin meraih hasil yang bersih dan sehat, maka harus berpikir agar warga merasakan suasana yang nyaman hingga lahirnya pemimpin baru.
"Beri pendidikan politik yang sehat dan cerdas pada masyarakat. Kalau ada dugaan pelanggaran, laporkan, pidanakan, dan jerat dengan hukum seberat-beratnya, karena ini negara hukum," tegasnya.
(san)