Hati-hati, Jalan Tamanan rusak parah
A
A
A
Sindonews.com - Ruas jalan kabupaten di daerah Tamanan, Tamanmartani, Kalasan Sleman, tepatnya mulai timur SD Tamanan 1 hingga perempatan Tamanan Pabrik atau perbatasan Cepoko, Bugisan, Prambanan, Klaten, kondisinya rusak parah.
Atas kondisi ini bukan saja menganggu kelancaraan arus lalu lintas, namun juga membahayakan keselamatan pengguna jalan. Terbukti hampir tiap hari, banyak pengunan jalan, terutama sepeda motor jatuh karena terperosok saat melintasi atau menghindari jalan berlubang yang ada di sini.
Namun begitu hingga sekarang belum juga ada perhatian dari pemerintah kabupatan (Pemkab) Sleman akan memperbaiki kerusakan jalan tersebut. Padahal untuk kerusakan ini pemkab sudah mengetahuinya, sebab sudah ada petugas yang melakukan pengecekan dan menandai titik jalan mana saja yang rusak, baik berlubang maupun mengelupas aspalnya.
“Hampir tiap hari minimal ada tiga pengendara sepeda motor yang jatuh di jalan ini,” terang warga Tamanan Pabrik, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Ari, 19, Senin (1/7/2013).
Ari menjelaskan, rusaknya jalan Tamanan yang menghubungkan wilayah Kalasan, Sleman dan Prambanan, Klaten tersebut sudah berlangsung lama, yakni hampir satu tahun lebih. Tetapi belum juga ada tanda-tanda pemkab akan memperbaiki rusaknya jalan ini. Untuk itu, warga mengharapkan pemkab segera memperbaiki kerusakan jalan.
Jalan Tamanan sendiri merupakan akses utama dari dan menuju ke Solo atau Magelang melalui jalur alternatif Prambanan-Tempel. Sehingga saat arus mudik dan balik lebaran nanti dipastikan ruas jalan ini akan dipadati kendaraan, baik yang akan menuju atau keluar wilayah Yogyakarta. Karena itu, jika tidak diperbaiki tentunya akan menyebabkan kemacatan.
“Saat ini saja kalau pagi dan sore, yakni ketika berangkat dan pulang kerja jalananan sudah macet, apalagi saat lebaran nanti,” paparnya.
Menurut Ari rusaknya jalan Tamanan ini, selain karena air, juga ditenggarai tonase kendaraan yang berlebih. Ini lantaran truk pengangkut pasir hilir mudik melewati jalanan tersebut, mulai pagi hingga malam, bahkan pada malam hari truk-truk pengangkut pasir semakin banyak. Bukti rusaknya jalan karena kelebihan tonase, yakni saat jalan sudah ditambal warga, tidak berapa lama jalan rusak lagi dan itu terus terulang.
“Persoalan lain yang menyebabkan sering terjadinya kecelakaan di jalan ini, yakni minimnya penerangan pada malam hari, sehingga bagi pengendara yang tidak terbiasa melewati jalan tersebut, dipastikan tidak mengetahui bagaimana kondisinya,” jelasnya.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sleman Mirza Anfanzury mengaku sudah mengetahui tentang rusaknya jalan kabupatan di daerah Tamanan, Tamanmartani, Kalasan, tersebut. Termasuk sudah ada petugas yang melakukan inventarisasi kerusakannya.
Hanya saja karena terkendala anggaran dan pengadaan untuk material, yakni aspal, sehingga pada tahun 2013, belum dapat melakukan perbaikan secara total dan baru akan dilaksanakan pada 2014 mendatan. Namun begitu, bukan berarti rusaknya jalan itu akan dibiarkan, tetapi tetap akan melakukan perbaikan. Sebagai langkah awal, yakni dengan menambal jalan-jalan yang berlubang tersebut.
“Penambahan jalan yang berlubang ini, juga untuk mengantisipasi arus lalu lintas saat arus balik dan mudik nanti,” katanya.
Atas kondisi ini bukan saja menganggu kelancaraan arus lalu lintas, namun juga membahayakan keselamatan pengguna jalan. Terbukti hampir tiap hari, banyak pengunan jalan, terutama sepeda motor jatuh karena terperosok saat melintasi atau menghindari jalan berlubang yang ada di sini.
Namun begitu hingga sekarang belum juga ada perhatian dari pemerintah kabupatan (Pemkab) Sleman akan memperbaiki kerusakan jalan tersebut. Padahal untuk kerusakan ini pemkab sudah mengetahuinya, sebab sudah ada petugas yang melakukan pengecekan dan menandai titik jalan mana saja yang rusak, baik berlubang maupun mengelupas aspalnya.
“Hampir tiap hari minimal ada tiga pengendara sepeda motor yang jatuh di jalan ini,” terang warga Tamanan Pabrik, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Ari, 19, Senin (1/7/2013).
Ari menjelaskan, rusaknya jalan Tamanan yang menghubungkan wilayah Kalasan, Sleman dan Prambanan, Klaten tersebut sudah berlangsung lama, yakni hampir satu tahun lebih. Tetapi belum juga ada tanda-tanda pemkab akan memperbaiki rusaknya jalan ini. Untuk itu, warga mengharapkan pemkab segera memperbaiki kerusakan jalan.
Jalan Tamanan sendiri merupakan akses utama dari dan menuju ke Solo atau Magelang melalui jalur alternatif Prambanan-Tempel. Sehingga saat arus mudik dan balik lebaran nanti dipastikan ruas jalan ini akan dipadati kendaraan, baik yang akan menuju atau keluar wilayah Yogyakarta. Karena itu, jika tidak diperbaiki tentunya akan menyebabkan kemacatan.
“Saat ini saja kalau pagi dan sore, yakni ketika berangkat dan pulang kerja jalananan sudah macet, apalagi saat lebaran nanti,” paparnya.
Menurut Ari rusaknya jalan Tamanan ini, selain karena air, juga ditenggarai tonase kendaraan yang berlebih. Ini lantaran truk pengangkut pasir hilir mudik melewati jalanan tersebut, mulai pagi hingga malam, bahkan pada malam hari truk-truk pengangkut pasir semakin banyak. Bukti rusaknya jalan karena kelebihan tonase, yakni saat jalan sudah ditambal warga, tidak berapa lama jalan rusak lagi dan itu terus terulang.
“Persoalan lain yang menyebabkan sering terjadinya kecelakaan di jalan ini, yakni minimnya penerangan pada malam hari, sehingga bagi pengendara yang tidak terbiasa melewati jalan tersebut, dipastikan tidak mengetahui bagaimana kondisinya,” jelasnya.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sleman Mirza Anfanzury mengaku sudah mengetahui tentang rusaknya jalan kabupatan di daerah Tamanan, Tamanmartani, Kalasan, tersebut. Termasuk sudah ada petugas yang melakukan inventarisasi kerusakannya.
Hanya saja karena terkendala anggaran dan pengadaan untuk material, yakni aspal, sehingga pada tahun 2013, belum dapat melakukan perbaikan secara total dan baru akan dilaksanakan pada 2014 mendatan. Namun begitu, bukan berarti rusaknya jalan itu akan dibiarkan, tetapi tetap akan melakukan perbaikan. Sebagai langkah awal, yakni dengan menambal jalan-jalan yang berlubang tersebut.
“Penambahan jalan yang berlubang ini, juga untuk mengantisipasi arus lalu lintas saat arus balik dan mudik nanti,” katanya.
(rsa)