Demo di Cianjur ricuh, 15 polisi luka-luka
A
A
A
Sindonews.com - Demo penolakan tambang pasir besi milik PT Megatop di Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, berujung bentrok hingga menyebabkan beberapa polisi dan warga terluka.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, awalnya warga ditiga kecamatan dan LSM Pemantau Kinerja Aparatur Negara (Penjara) yang berjumlah sekira 800 orang melakukan aksi unjuk rasa, sekira pukul 11.00 WIB.
“Awalnya aksi berjalan damai. Tapi setelah perwakilan massa diundang dialog kericuhan pun pecah dan massa mulai melempari kantor PT Megatop dengan menggunakan batu,” terang Martinus, kepada wartawan, di Bandung, Selasa (25/6/2013).
Dalam serangan pertama itu, lemparan batu menyebabkan kerusakan pada bangunan kantor dan merusak tiga kendaraan yang tengah di parkir.
Polisi pun akhirnya bertindak dan berhasil mendorong massa keluar dari lingkungan perusahaan. Namun, aksi terus berlanjut di luar lingkungan perusahan dengan cara yang sama yakni melempari kantor.
“Aksi saling lempat itu kembali terjadi. Akibatnya tiga motor yang sedang di parkir rusak. Tidak hanya itu, sebagian massa juga melakukan aksi pelemparan, dobrak pagar seng, dan membakar alumunium yang di simpan di gudang,” bebernya.
Tidak sampai disitu, sekitar pukul 13.00 WIB, datang kembali 200 orang dari arah selatan dan langsung merangsek masuk kedalam perusahaan dengan cara merusakan pagar seng.
“Massa kemudian membakar mesin genset. Akhirnya anggota dalmas mendorong massa sampai ke jalan raya, dan sempat terjadi bentrok fisik,” jelasnya.
Massa yang semakin beringas terus melakukan perlawan kearah polisi hingga akhirnya melukai sekitar 15 orang anggota polisi. “Mereka semua luka terkena lemparan batu,” katanya.
Bentrokan pun kembali pecah setelah massa menjebol pagar seng yang berada disebelah barat. Namun akhirnya massa pun mundur setelah polisi menembakan gas air mata terhadap massa sekitar pukul 13.45 WIB.
Atas kejadian tersebut, selain 15 orang polisi menjadi korban. Tiga orang dari massa pun terluka akibat bentrokan itu.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, awalnya warga ditiga kecamatan dan LSM Pemantau Kinerja Aparatur Negara (Penjara) yang berjumlah sekira 800 orang melakukan aksi unjuk rasa, sekira pukul 11.00 WIB.
“Awalnya aksi berjalan damai. Tapi setelah perwakilan massa diundang dialog kericuhan pun pecah dan massa mulai melempari kantor PT Megatop dengan menggunakan batu,” terang Martinus, kepada wartawan, di Bandung, Selasa (25/6/2013).
Dalam serangan pertama itu, lemparan batu menyebabkan kerusakan pada bangunan kantor dan merusak tiga kendaraan yang tengah di parkir.
Polisi pun akhirnya bertindak dan berhasil mendorong massa keluar dari lingkungan perusahaan. Namun, aksi terus berlanjut di luar lingkungan perusahan dengan cara yang sama yakni melempari kantor.
“Aksi saling lempat itu kembali terjadi. Akibatnya tiga motor yang sedang di parkir rusak. Tidak hanya itu, sebagian massa juga melakukan aksi pelemparan, dobrak pagar seng, dan membakar alumunium yang di simpan di gudang,” bebernya.
Tidak sampai disitu, sekitar pukul 13.00 WIB, datang kembali 200 orang dari arah selatan dan langsung merangsek masuk kedalam perusahaan dengan cara merusakan pagar seng.
“Massa kemudian membakar mesin genset. Akhirnya anggota dalmas mendorong massa sampai ke jalan raya, dan sempat terjadi bentrok fisik,” jelasnya.
Massa yang semakin beringas terus melakukan perlawan kearah polisi hingga akhirnya melukai sekitar 15 orang anggota polisi. “Mereka semua luka terkena lemparan batu,” katanya.
Bentrokan pun kembali pecah setelah massa menjebol pagar seng yang berada disebelah barat. Namun akhirnya massa pun mundur setelah polisi menembakan gas air mata terhadap massa sekitar pukul 13.45 WIB.
Atas kejadian tersebut, selain 15 orang polisi menjadi korban. Tiga orang dari massa pun terluka akibat bentrokan itu.
(san)