4 Mahasiswa Akademi Maritim dikeroyok 30 bikers
A
A
A
Sindonews.com - Dua mahasiswa Akademi Maritim Yogyakarta menderita luka tikam senjata tajam setelah dikeroyok sekira 30 laki - laki tak dikenal, di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (6/6/2013) dini hari.
Selain itu ada dua mahasiswa lainnya menderita luka lebam karena dipukuli pengeroyok yang beraksi menggunakan sepeda motor. Para korban melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, sekira pukul 08.45 WIB, hari ini.
Saat itu, ke empat korban bersama belasan temannya satu kampus, sedang menikmati suasana malam Kota Semarang dengan kongkow di pinggir jalan.
Masing-masing korban; Ervan Adi Resta (21), warga asli Kulonprogo, Yogyakarta, yang menderita luka hidung dan kepala luka bacok; Rio Bagaskara menderita luka tusuk sajam di dada, leher kiri dan pantat kiri. Hingga kemarin Rio masih mendapat perawatan intensif di RS Roemani Semarang.
Dua mahasiswa yang jadi korban lainnya adalah Miftahudin (24), warga Magelang, luka di mata kiri dan Anesta Darmawan, menderita luka di telinga kanan. Semua korban adalah mahasiswa jurusan teknik mesin Akademi Maritim Yogyakarta.
Korban Ervan mengatakan, bersama teman-temannya satu kampus sudah sejak Senin (3/6) lalu di Semarang dalam rangka simulasi kapal di Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin), Jalan Pawiyatan Luhur I/1, Bendan Duwur, Semarang.
"Kami di Semarang rencana sampai Sabtu nanti. Karena pelatihan hanya 6 hari. Karena libur (kemarin), kami pada Rabu malam nongkrong-nongkrong di Jalan Pahlawan. Awalnya kami nongkrong sekitar 20 orang, tapi beberapa teman ada yang pulang," katanya saat melapor sembari menunjukkan luka bekas senjata tajam di kepalanya, Kamis (6/6/2013).
Para mahasiswa ini, datang menggunakan sepeda motor. Mereka nongkrong sejak pukul 24.00 WIB. Satu jam kemudian, tiba-tiba datang rombongan pesepeda motor dari arah utara. "Mereka mengendarai motor, rombongan, melawan arus," tambahnya.
Kawanan pemotor tak dikenal itu, tiba-tiba menyerang korban dan teman-temannya yang sedang asyik nongkrong. Beberapa pelaku bahkan menyerang dengan sajam. Hal ini membuat korban dan teman-temannya kocar-kacir.
Korban Miftachudin menambahkan, ia dan teman-temannya langsung lari menyelamatkan diri. Meninggalkan sepeda motor dan helm di lokasi.
"Kami cukup lama sembunyi. Setelah dirasa aman, kami kembali. Motor dan helm masih utuh. Teman saya yang kena luka tusuk langsung dilarikan ke rumah sakit," bebernya.
Baik Miftachudin maupun teman-temannya, mengaku tidak mengenal para pengeroyok. Ciri-cirinya; para pelaku bertubuh tegap dan berpotongan cepak.
Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Semarang, Komisaris Willer Napitupulu mengatakan laporan dikoordinasikan dengan Satuan Reserse Kriminal untuk dilakukan penyelidikan.
Selain itu ada dua mahasiswa lainnya menderita luka lebam karena dipukuli pengeroyok yang beraksi menggunakan sepeda motor. Para korban melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, sekira pukul 08.45 WIB, hari ini.
Saat itu, ke empat korban bersama belasan temannya satu kampus, sedang menikmati suasana malam Kota Semarang dengan kongkow di pinggir jalan.
Masing-masing korban; Ervan Adi Resta (21), warga asli Kulonprogo, Yogyakarta, yang menderita luka hidung dan kepala luka bacok; Rio Bagaskara menderita luka tusuk sajam di dada, leher kiri dan pantat kiri. Hingga kemarin Rio masih mendapat perawatan intensif di RS Roemani Semarang.
Dua mahasiswa yang jadi korban lainnya adalah Miftahudin (24), warga Magelang, luka di mata kiri dan Anesta Darmawan, menderita luka di telinga kanan. Semua korban adalah mahasiswa jurusan teknik mesin Akademi Maritim Yogyakarta.
Korban Ervan mengatakan, bersama teman-temannya satu kampus sudah sejak Senin (3/6) lalu di Semarang dalam rangka simulasi kapal di Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin), Jalan Pawiyatan Luhur I/1, Bendan Duwur, Semarang.
"Kami di Semarang rencana sampai Sabtu nanti. Karena pelatihan hanya 6 hari. Karena libur (kemarin), kami pada Rabu malam nongkrong-nongkrong di Jalan Pahlawan. Awalnya kami nongkrong sekitar 20 orang, tapi beberapa teman ada yang pulang," katanya saat melapor sembari menunjukkan luka bekas senjata tajam di kepalanya, Kamis (6/6/2013).
Para mahasiswa ini, datang menggunakan sepeda motor. Mereka nongkrong sejak pukul 24.00 WIB. Satu jam kemudian, tiba-tiba datang rombongan pesepeda motor dari arah utara. "Mereka mengendarai motor, rombongan, melawan arus," tambahnya.
Kawanan pemotor tak dikenal itu, tiba-tiba menyerang korban dan teman-temannya yang sedang asyik nongkrong. Beberapa pelaku bahkan menyerang dengan sajam. Hal ini membuat korban dan teman-temannya kocar-kacir.
Korban Miftachudin menambahkan, ia dan teman-temannya langsung lari menyelamatkan diri. Meninggalkan sepeda motor dan helm di lokasi.
"Kami cukup lama sembunyi. Setelah dirasa aman, kami kembali. Motor dan helm masih utuh. Teman saya yang kena luka tusuk langsung dilarikan ke rumah sakit," bebernya.
Baik Miftachudin maupun teman-temannya, mengaku tidak mengenal para pengeroyok. Ciri-cirinya; para pelaku bertubuh tegap dan berpotongan cepak.
Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Semarang, Komisaris Willer Napitupulu mengatakan laporan dikoordinasikan dengan Satuan Reserse Kriminal untuk dilakukan penyelidikan.
(rsa)