Jalan Sedati-Buduran jadi Sirkuit Motor Cross
A
A
A
Sindonews.com - "Anda Memasuki Sirkuit Motor Cross", begitulah bunyi spanduk yang dipasang oleh warga di Jalan Raya Kwangsan, Kecamatan Sedati. Warga memasang spanduk itu sebagai ungkapan kekesalan karena jalan yang rusak belum juga diperbaiki.
Bukan hanya spanduk sindiran yang mengibaratkan jalan itu sirkuit untuk adu ketangkasan motor cross. Di sepanjang jalan penghubung Kecamatan Sedati ke Kecamatan Buduran itu juga ditanami pohon oleh warga. Bukan hanya itu, di beberapa ruas jalan yang rusak juga dipasang patung boneka, bahkan keranda mayat.
Adapula papan bertuliskan jalan ke rumah Bupati rusak parah. Warga juga memberi batu besar di jalan yang rusak serta dedaunan untuk menutupi jalan yang rusak. "Karena rusak lagi, warga kembali menanam pohon dan atribut lainnya," ujar warga sekitar, Senin (3/6/2013).
Aksi protes serupa sebenarnya pernah dilakukan warga awal Mei lalu, dan akhirnya pertengahan Mei, Dinas PU Bina Marga Sidoarjo minta bantuan pihak pengembang untuk menguruk jalan yang rusak. Pengurukan sifatnya sementara agar jalan tidak berlubang sambil menunggu perbaikan permanen yang sudah diagendakan.
Namun, karena hujan terus mengguyur Sidoarjo dan sekitarnya. Jalan yang awalnya sudah diuruk terkena air dan rusak lagi. Genangan air di jalan yang berlubang membuat jalan yang sebagian besar bercampur sirtu itu rusak parah.
Warga yang tidak sabar karena menunggu perbaikan permanen tidak juga dilakukan, kemudian menggelar aksi dengan menanam pohon, patung dari boneka, keranda mayat bahkan atribut lainnya di jalan yang rusak. Sehingga, kendaraan yang lewat harus lebih berhati-hati, karena disamping jalan rusak, ada dibeberapa ruas yang disisi kanan dan kiri ditanami pohon.
"Kalau lewat harus bergantian. Ini lihat di kanan dan kiri jalan ditanami pohon," ujar Suyitno, salah satu pengendara yang kebetulan lewat jalan itu.
Selain rusak, sepanjang jalan itu juga cukup sempit. Padahal, di kiri kanan banyak perumahan yang padat penduduk. Otomatis, kendaraan yang lewat juga padat sehingga jalan yang diperbaiki akan lebih cepat rusak lagi. Jalan itu juga sering macet saat berangkat dan waktunya pulang kerja.
"Harusnya jalan diperlebar karena di kawasan ini banyak perumahan," ujar salah satu warga.
Kepala Dinas PU Bina Marga Sidoarjo mengatakan pihaknya sudah minta bantuan pengembang untuk menguruk jalan yang rusak. Selanjutnya, Bina Marga memadatkan jalan itu dengan akat berat dengan harapan jalan lebih kuat.
Perbaikan itu sifatnya sementara karena masih menunggu lelang proyek peningkatan jalan yang rusak itu. "Rupanya warga tidak sabar setelah melihat jalan rusak lagi mereka menanam pohon dan lainnya di jalan yang rusak," tandas Sigit Setiawan.
Lalu kapan perbaikan jalan itu dikerjakan?, mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) itu mengaku pertengahan Juni sudah bisa dikerjakan. Sebab, saat ini proses lelang sudah berlangsung dan secepat mungkin bisa dikerjakan. Jalan yang akan diperbaiki dengan peningkatan jalan sepanjang 700 meter.
Sedangkan perbaikam jalan dari Damarsih-Banjarsari-Buduran,tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan anggaran. Namun untuk kerusakan di desa Banjarsari yang jauhnya sampai 2 km itu merupakan tanggungan pengembang PT Jayaland yang menguruk perumahan di kawasan itu.
Bukan hanya spanduk sindiran yang mengibaratkan jalan itu sirkuit untuk adu ketangkasan motor cross. Di sepanjang jalan penghubung Kecamatan Sedati ke Kecamatan Buduran itu juga ditanami pohon oleh warga. Bukan hanya itu, di beberapa ruas jalan yang rusak juga dipasang patung boneka, bahkan keranda mayat.
Adapula papan bertuliskan jalan ke rumah Bupati rusak parah. Warga juga memberi batu besar di jalan yang rusak serta dedaunan untuk menutupi jalan yang rusak. "Karena rusak lagi, warga kembali menanam pohon dan atribut lainnya," ujar warga sekitar, Senin (3/6/2013).
Aksi protes serupa sebenarnya pernah dilakukan warga awal Mei lalu, dan akhirnya pertengahan Mei, Dinas PU Bina Marga Sidoarjo minta bantuan pihak pengembang untuk menguruk jalan yang rusak. Pengurukan sifatnya sementara agar jalan tidak berlubang sambil menunggu perbaikan permanen yang sudah diagendakan.
Namun, karena hujan terus mengguyur Sidoarjo dan sekitarnya. Jalan yang awalnya sudah diuruk terkena air dan rusak lagi. Genangan air di jalan yang berlubang membuat jalan yang sebagian besar bercampur sirtu itu rusak parah.
Warga yang tidak sabar karena menunggu perbaikan permanen tidak juga dilakukan, kemudian menggelar aksi dengan menanam pohon, patung dari boneka, keranda mayat bahkan atribut lainnya di jalan yang rusak. Sehingga, kendaraan yang lewat harus lebih berhati-hati, karena disamping jalan rusak, ada dibeberapa ruas yang disisi kanan dan kiri ditanami pohon.
"Kalau lewat harus bergantian. Ini lihat di kanan dan kiri jalan ditanami pohon," ujar Suyitno, salah satu pengendara yang kebetulan lewat jalan itu.
Selain rusak, sepanjang jalan itu juga cukup sempit. Padahal, di kiri kanan banyak perumahan yang padat penduduk. Otomatis, kendaraan yang lewat juga padat sehingga jalan yang diperbaiki akan lebih cepat rusak lagi. Jalan itu juga sering macet saat berangkat dan waktunya pulang kerja.
"Harusnya jalan diperlebar karena di kawasan ini banyak perumahan," ujar salah satu warga.
Kepala Dinas PU Bina Marga Sidoarjo mengatakan pihaknya sudah minta bantuan pengembang untuk menguruk jalan yang rusak. Selanjutnya, Bina Marga memadatkan jalan itu dengan akat berat dengan harapan jalan lebih kuat.
Perbaikan itu sifatnya sementara karena masih menunggu lelang proyek peningkatan jalan yang rusak itu. "Rupanya warga tidak sabar setelah melihat jalan rusak lagi mereka menanam pohon dan lainnya di jalan yang rusak," tandas Sigit Setiawan.
Lalu kapan perbaikan jalan itu dikerjakan?, mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) itu mengaku pertengahan Juni sudah bisa dikerjakan. Sebab, saat ini proses lelang sudah berlangsung dan secepat mungkin bisa dikerjakan. Jalan yang akan diperbaiki dengan peningkatan jalan sepanjang 700 meter.
Sedangkan perbaikam jalan dari Damarsih-Banjarsari-Buduran,tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan anggaran. Namun untuk kerusakan di desa Banjarsari yang jauhnya sampai 2 km itu merupakan tanggungan pengembang PT Jayaland yang menguruk perumahan di kawasan itu.
(rsa)