'KPK' pantau aktivitas pasca penutupan lokalisasi Kremil
A
A
A
Sindonews.com - Pasca penutupan lokalisasi Tambak Asri (Kremil) diprediksi akan muncul persoalan sosial di kawasan lokalisasi tersebut. Dampak sosial itu bisa berupa permasalahan pengangguran, aksi kriminalitas, prostitusi terselubung hingga pelecehan seksual.
Ketua Komunitas Peduli Kremil (KPK) Danile Lukas Rorong mengaku, dampak sosial itu pasti akan muncul pasca penghentian aktivitas prostitusi di lokalisasi tertua kedua setelah lokalisasi Bangun Sari.
Ia menjelaskan, sebelum lokalisasi ini dihentikan operasinya, tidak sedikit warga sekitar yang menggantungkan hidup dari keberadaan lokalisasi tersebut. Bahkan secara ekonomi adanya lokalisasi ini membuat sejumlah warga sekitar menggantungkan hidup.
"Banyak orang yang mencari nafkah di lokalisasi Kermil. Seperti penjual makanan, tukang pijat, buruh cuci, buruh setrika, tukang becak dan masih banyak lagi yang lainnya, yang memanfaatkan lokalisasi Kermil," beber Daniel di Jawa Timur (Jatim), Rabu (29/5/2013).
Daniel yang mengaku besar dan lahir di Kremil ini mengaku memiliki sejumlah agenda pasca penutupan tersebut. Khususnya pembinaan dan kenyamanan bagi remaja dan anak-anak yang hidup disekitar lokalisasi itu. "Kami berencana membuka perpustakaan, pelatihan internet serta sarana bermain. Semuanya gratis," ujarnya.
Tak hanya beberapa agenda sosial juga disiapkan seperti sosialisasi bahaya narkoba, antisipasi seks bebas dan pendidikan moral bagi anak-anak dan remaja Kremil. Atas penutupan yang dilakukan oleh pemerintah, KPK sendiri menyambut positif karena akan menyelematkan generasi mendatang.
Sementara untuk para orangtua, kata dia, pihaknya secara bergiliran akan menggelar pelatihan dan kursus-kursus keterampilan seperti memasak, membantik, tata rias kecantikkan, pemeriksaan kesehatan gratis dan lain.
"Ini sesuai dengan tagline kami, yakni mewujudkan Kermil menuju harapan baru. Dan tentunya, kami akan bekerjasama dengan banyak pihak," pungkas salah satu pengurus ormas Persatuan Indonesia (Perindo) Jatim ini.
Ketua Komunitas Peduli Kremil (KPK) Danile Lukas Rorong mengaku, dampak sosial itu pasti akan muncul pasca penghentian aktivitas prostitusi di lokalisasi tertua kedua setelah lokalisasi Bangun Sari.
Ia menjelaskan, sebelum lokalisasi ini dihentikan operasinya, tidak sedikit warga sekitar yang menggantungkan hidup dari keberadaan lokalisasi tersebut. Bahkan secara ekonomi adanya lokalisasi ini membuat sejumlah warga sekitar menggantungkan hidup.
"Banyak orang yang mencari nafkah di lokalisasi Kermil. Seperti penjual makanan, tukang pijat, buruh cuci, buruh setrika, tukang becak dan masih banyak lagi yang lainnya, yang memanfaatkan lokalisasi Kermil," beber Daniel di Jawa Timur (Jatim), Rabu (29/5/2013).
Daniel yang mengaku besar dan lahir di Kremil ini mengaku memiliki sejumlah agenda pasca penutupan tersebut. Khususnya pembinaan dan kenyamanan bagi remaja dan anak-anak yang hidup disekitar lokalisasi itu. "Kami berencana membuka perpustakaan, pelatihan internet serta sarana bermain. Semuanya gratis," ujarnya.
Tak hanya beberapa agenda sosial juga disiapkan seperti sosialisasi bahaya narkoba, antisipasi seks bebas dan pendidikan moral bagi anak-anak dan remaja Kremil. Atas penutupan yang dilakukan oleh pemerintah, KPK sendiri menyambut positif karena akan menyelematkan generasi mendatang.
Sementara untuk para orangtua, kata dia, pihaknya secara bergiliran akan menggelar pelatihan dan kursus-kursus keterampilan seperti memasak, membantik, tata rias kecantikkan, pemeriksaan kesehatan gratis dan lain.
"Ini sesuai dengan tagline kami, yakni mewujudkan Kermil menuju harapan baru. Dan tentunya, kami akan bekerjasama dengan banyak pihak," pungkas salah satu pengurus ormas Persatuan Indonesia (Perindo) Jatim ini.
(mhd)