Jembatan ambruk, akses penghubung Garut Selatan lumpuh
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah jembatan di Kampung Pasirkopi, Desa Panggalih, Kecamatan Cisewu roboh. Robohnya jembatan tersebut setidaknya melumpuhkan jalur penghubung antara Kecamatan Cisewu dan Caringin.
Camat Cisewu, Arif Rumdana, mengatakan Jembatan Cipanjong ambruk setelah terkikis arus sungai. Jembatan ini memiliki lebar 6 meter dan panjang 10 meter.
"Kendaraan roda dua dan empat tidak dapat melewatinya. Warga sampai sekarang terpaksa turun ke badan sungai untuk menyeberang," kata Arif, Minggu (28/4/2013).
Menurut Arif, Jembatan Cipanjong merupakan akses penghubung Desa Panggalih dan Karangsewu di Kecamatan Cisewu dengan Desa Purbalaya di Kecamatan Caringin. Tidak hanya itu, jalur ini pun terhubung dengan Cidaun, Kabupaten Cianjur.
"Kendaraan yang menuju Caringin, harus memutar sampai puluhan kilometer menuju pusat kecamatan. Kemudian, mengambil jalur lain menuju Caringin atau Cidaun. Ini merupakan dampak dari ambruknya jembatan," ujarnya.
Menurut Arif, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Binamarga Kabupaten Garut untuk memperbaiki jembatan tersebut. Di tempat terpisah, sebuah jembatan lainnya, yaitu Jembatan Cijajaway di Desa Mekarmulya, Kecamatan Talegong, anjlok.
Anjloknya jembatan, mengancam memutuskan akses transportasi dan dikhawatirkan dapat mengisolasi empat desa di Kecamatan Talegong. Penyebab anjloknya jembatan sedalam 6 cm ini disebabkan oleh kikisan air dan faktor usia jembatan.
Camat Talegong Nurodin mengatakan, jembatan tersebut anjlok pertama kali saat hujan besar turun di Talegong sekitar dua minggu lalu. Ia mengaku khawatir bila terjadi anjlok susulan.
"Bisa-bisa, bila anjlok lagi jembatan akan roboh dan terputus. Kalau sampai putus, Desa Mekarmulya, Selaawi, Mekarmukti, dan Mekarwangi, bisa terisolasi," katanya.
Meski anjlok, sejumlah kendaraan roda dua dan empat masih bisa melintasi jembatan tersebut. Oleh karena dikhawatirkan roboh, ia mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan kendaraan bertonase tinggi saat melewati jembatan berukuran lebar 4 meter dan panjang 3 meter tersebut.
Camat Cisewu, Arif Rumdana, mengatakan Jembatan Cipanjong ambruk setelah terkikis arus sungai. Jembatan ini memiliki lebar 6 meter dan panjang 10 meter.
"Kendaraan roda dua dan empat tidak dapat melewatinya. Warga sampai sekarang terpaksa turun ke badan sungai untuk menyeberang," kata Arif, Minggu (28/4/2013).
Menurut Arif, Jembatan Cipanjong merupakan akses penghubung Desa Panggalih dan Karangsewu di Kecamatan Cisewu dengan Desa Purbalaya di Kecamatan Caringin. Tidak hanya itu, jalur ini pun terhubung dengan Cidaun, Kabupaten Cianjur.
"Kendaraan yang menuju Caringin, harus memutar sampai puluhan kilometer menuju pusat kecamatan. Kemudian, mengambil jalur lain menuju Caringin atau Cidaun. Ini merupakan dampak dari ambruknya jembatan," ujarnya.
Menurut Arif, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Binamarga Kabupaten Garut untuk memperbaiki jembatan tersebut. Di tempat terpisah, sebuah jembatan lainnya, yaitu Jembatan Cijajaway di Desa Mekarmulya, Kecamatan Talegong, anjlok.
Anjloknya jembatan, mengancam memutuskan akses transportasi dan dikhawatirkan dapat mengisolasi empat desa di Kecamatan Talegong. Penyebab anjloknya jembatan sedalam 6 cm ini disebabkan oleh kikisan air dan faktor usia jembatan.
Camat Talegong Nurodin mengatakan, jembatan tersebut anjlok pertama kali saat hujan besar turun di Talegong sekitar dua minggu lalu. Ia mengaku khawatir bila terjadi anjlok susulan.
"Bisa-bisa, bila anjlok lagi jembatan akan roboh dan terputus. Kalau sampai putus, Desa Mekarmulya, Selaawi, Mekarmukti, dan Mekarwangi, bisa terisolasi," katanya.
Meski anjlok, sejumlah kendaraan roda dua dan empat masih bisa melintasi jembatan tersebut. Oleh karena dikhawatirkan roboh, ia mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan kendaraan bertonase tinggi saat melewati jembatan berukuran lebar 4 meter dan panjang 3 meter tersebut.
(rsa)