Soal Bahasa Indonesia, lembar jawaban Bahasa Inggris

Senin, 15 April 2013 - 20:03 WIB
Soal Bahasa Indonesia, lembar jawaban Bahasa Inggris
Soal Bahasa Indonesia, lembar jawaban Bahasa Inggris
A A A
Sindonews.com - Hari pertama pelaksanan ujian nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA), diwarnai kekacauan.

Di Kabupaten Ciamis, sejumlah pengawas ruangan dan panitia lokal sempat disibukan dengan temuan ketidak sesuaian antara soal dengan lembar jawaban. Temuan itu, terjadi di sejumlah sekolah di Ciamis. Diantaranya di SMK N 1 Ciamis dan SMK N 2 Ciamis.

Sejumlah pengawas ruangan menemukan, soal Bahasa Indonesia yang dibagikan kepada murid ternyata berisi sisipan lembar jawaban Bahasa Inggris.

Selain itu, pengawas juga menemukan soal Bahasa Indonesia berisi dua lembar jawaban dengan barkode yang berbeda. Kondisi itu, sempat membuat bingung peserta UN karena harus memilih apakah mengisi lembar jawaban kesatu atau lembar jawaban kedua dengan barkode yang berbeda.

Pengawasan Satuan Perguruan Tinggi di SMKN 2 Ciamis Taopik Sopyan membenarkan, di SMKN 2 Ciamis ditemukan kasus kesalahan sisipan lembar jawaban, yang seharusnya lembar jawaban Bahasa Indonesia sesuai soal yang dijadwalkan ternyata saat dibagikan berisi lembar jawaban untuk Bahasa Inggris.

“Karena SMK N 2 Ciamis kebetulan merupakan titik api, sehingga kekeliruan itu dengan cepat bisa diantisipasi mengunakan soal dan lembar jawaban cadangan,” terang Sopyan, Senin (15/4/2013).

Rektor Universitas Galuh (Unigal) Ciamis Suherli menilai, dengan beberapa temuan kasus kekeliruan itu menunjukan pelaksanaan UN di hari pertama ini masih kurang siap. Suherli menegaskan, kasus perbedaan antara soal dengan lembar jawaban seharusnya tidak boleh terjadi, apalagi jika ada lembar jawaban dengan dua barkode yang berbeda.

“Seharusnya saat sortir, soal-soal yang keliru ini sudah bisa disisir di Percetakan jangan samapi terkirim ke sekolah. Dampaknya, selain membuat panik panitia siswa peserta UN juga sempat dibuat panik,” kata Suherli.

Suherli menyebutkan, akibat kekeliruan yang dipastikan fatal itu, jelas sangat merugikan peserta UN. Apalagi, kalau peserta UN dan pengawas tidak teliti. Bisa saja, ada kemungkinan karena lembar jawaban berbeda maka tidak bisa dilakukan pemindaian saat dilakukan pemeriksaan jawaban.

“Akibatnya siswa akan rugi, karena nilai mereka bisa blank kalau saat pemindaian ditolak oleh komputer,” pungkas Suherli.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis Herdiyat didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis Tatang usai melakukan pemantauan UN menyebutkan, sekalipun terjadi beberapa temuan secara umum pelaksanan UN di Ciamis berjalan dengan lancar sesuai rencana sebelumnya.

“Kami sempat khawatir dengan keterlambatan soal, ternyata alhamdulilah bisa sampai sesuai dengan jadwal,” kata Tatang.

Tatang menegaskan, untuk perbedaan lembar jawaban dengan soal sudah bisa diantisipasi dengan soal dan lembar jawaban cadangan. Sementara untuk kehadiran di hari pertama pelaksanaan UN, dari 12.317 peserta UN hanya satu siswa yang dilaporkan tidak bisa ikut UN karena kondisinya sakit.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3140 seconds (0.1#10.140)