Ini alasan TNI mencopot Pangdam Diponegoro
A
A
A
Sindonews.com - Mulutmu harimaumu, pepatah ini nampaknya pas untuk menggambarkan pencopotan Pangdam IV Diponegoro Mayjen Hardiono Saroso. TNI menegaskan, statement Hardiono terhadap kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan yang membuatnya dicopot.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, pencopotan Pangdam Diponegoro terkait dengan statement-nya yang bertentangan dengan fakta yang ditemukan TNI.
"Masalah statement yang bertentangan dengan fakta yang ditemukan," kata Iskandar ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (6/4/2013).
Kendati begitu, Iskandar tak merinci perkataan dari Mayjend Hardiono Saroso yang membuatnya harus lengser dari kursi Pangdam Diponegoro.
Paska penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang menewaskan empat tahanan titipan Polda DIY, Mayjend Hardiono Saroso dengan berapi-api membantah kalau anak buahnya terlibat.
Saat itu, ia memastikan bahwa pelaku bukan prajurit atau anggota TNI. Pelaku merupakan sekelompok orang yang tidak dikenal.
"Sebagai panglima, saya bertanggung jawab penuh dengan semua yang ada di wilayah Kodam IV Diponegoro. Tidak ada prajurit yang terlibat karena hasil jaminan dari komandan satuan mereka bisa mengendalikan semua," jelas Hardiono.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, pencopotan Pangdam Diponegoro terkait dengan statement-nya yang bertentangan dengan fakta yang ditemukan TNI.
"Masalah statement yang bertentangan dengan fakta yang ditemukan," kata Iskandar ketika dihubungi Sindonews, Sabtu (6/4/2013).
Kendati begitu, Iskandar tak merinci perkataan dari Mayjend Hardiono Saroso yang membuatnya harus lengser dari kursi Pangdam Diponegoro.
Paska penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang menewaskan empat tahanan titipan Polda DIY, Mayjend Hardiono Saroso dengan berapi-api membantah kalau anak buahnya terlibat.
Saat itu, ia memastikan bahwa pelaku bukan prajurit atau anggota TNI. Pelaku merupakan sekelompok orang yang tidak dikenal.
"Sebagai panglima, saya bertanggung jawab penuh dengan semua yang ada di wilayah Kodam IV Diponegoro. Tidak ada prajurit yang terlibat karena hasil jaminan dari komandan satuan mereka bisa mengendalikan semua," jelas Hardiono.
(ysw)