Jembatan putus, warga minta dibeton

Selasa, 02 April 2013 - 18:07 WIB
Jembatan putus, warga minta dibeton
Jembatan putus, warga minta dibeton
A A A
Sindonews.com - Warga di Kelurahan Leang-leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros sesalkan sikap pemerintah yang tidak melakukan perbaikan jembatan penghubung desa. Sejauh ini pemerintah hanya menggelontorkan anggaran Rp150 juta yang ditolak warga.

Akibat terputusnya jembatan penghubung dua daerah itu, warga terpaksa memutar sejauh dua kilometer untuk mencapai kampung sebelah. Karena minimnya perhatian pemda, maka warga mengambil inisiatif untuk memperbaiki jembatan itu secara swadaya.

Jembatan yang putus diujungnya ini disiasati menggunakan empat lembar papan. Agar transportasi warga dari Kelurahan Kalabirang memasuki Kelurahan Leang-leang menjadi lancar.

Putusnya jembatan ini akibat terjangan banjir bandang yang menimpa Kabupaten Maros sejak Januari 2013 lalu. Jembatan itu sendiri telah ada sejak 29 tahun lalu, yakni 1984 lalu ini. Ada 70 kepala keluarga yang bergantung pada jembatan kayu tersebut.

Menurut seorang warga, Santuo, sudah lima hari warga berinisiatif sendiri mengerjakan jembatan yang sudah putus. Dia mengaku sejak jembatan dibangun, tidak pernah tersentuh perbaikan.

"Cuma kayu pengamannya saja yang diganti karena sudah rapuh. Hari ini sudah jalan lima hari kami bekerja. Rencananya sampai selesai," jelasnya di lokasi jembatan, Selasa (2/4/2013).

Santuo menuturkan, warga di kampungnya meminta jembatan yang putus ini diganti menjadi jembatan yang terbuat dari beton. Dia menambahkan, sebelumnya pernah ada anggaran yang telah digelontorkan untuk perbaikan jembatan sebesar Rp150 juta. Hanya saja, sejak cair anggaran itu tidak pernah turun untuk perbaikan jembatan.

"Warga menuntut agar jembatan ini segera dibeton. Supaya dapat bertahan meski terjangan banjir sekalipun," ungkapnya.

Saat dikonfirmasi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Maros, Abdul Salam membenarkan kondisi jembatan di Kelurahan cagar alam yang terputus. Dana untuk perbaikan sementara jembatan rencananya digelontorkan Rp 150 juta. Namun warga menolak jika perbaikan itu tetap sama dengan kondisi awal.

"Alasan kami mau mengerjakan jembatan dengan bahan kayu karena volume kendaraan disana juga belum begitu padat. Jadi sebaiknya jembatannya dari kayu," jelasnya

Menyoal permintaan warga untuk betonisasi, Salam mengatakan, hal itu harus berdasarkan pertimbangan teknis. Untuk betonisasi setidaknya menelan anggaran Rp 600 juta.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5381 seconds (0.1#10.140)