DPRD minta Hati bertanggungjawab atas kerusuhan Palopo
A
A
A
Sindonews.com - Ketua DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) M Roem, meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku kerusuhan Pilwalkot Palopo yang terjadi Minggu 31 Maret 2013, lalu.
Menurutnya, dengan penindakan tersebut, akan ada efek jera dari para pelaku dan sebagai shok terapi kepada masyarakat agar kejadian seperti itu tak kembali terulang di kemudian hari.
“Tidak cukup dengan meminta maaf, pelaku harus ditindak, tegas,” ujar Roem, di DPRD Sulsel, Selasa (2/4/2013).
Dia menyebutkan, rusuh Palopo seharusnya sudah diantisipasi sejak awal. Apalagi Pilwalkot ini berbeda dengan Pilgub, karena kandidat dan warga memiliki ikatan emosional yang sangat dekat. Jikapun terjadi hal demikian, lanjutnya, kandidat yakni Haidir Basir-Tamrin (Hati) dinilai sebagai sosok harus bertanggungjawab.
“Seharusnya, kalau memang tidak terima dengan keputusan KPU, kandidat yang kalah (Hati) harusnya menempuh jalur MK, dan bukan dengan cara kekerasan," ujar mantan Bupati Sinjai dua periode itu.
Maka itu, dirinya sangat mengecam aksi brutal yang dilakukan salah satu kandidat tersebut. Pasalnya, kejadian itu dinilai sangat merugikan semua pihak, terutama rakyat Kota Palopo, karena sejumlah kantor pemerintahan rusak sehingga tak mampu melakukan pelayanan secara normal.
Seperti diberitakan sebelumnya, pendukung Hati, calon wali kota Palopo yang kalah dalam Pilkada mengamuk dan membakar sejumlah gedung perkantoran. Kantor wali kota Palopo tak luput dari kemarahan massa dan ludes terbakar.
Selain itu, beberapa gedung perkantoran, Kantor KPU, Kantor Panwaslu, Kantor Golkar, Kantor Redaksi Harian Palopo Pos, Kantor Dinas Perhubungan, dan Kantor Akademi Keperawatan (Akper) milik Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.
Dalam aksi massa tersebut, dua bus dinas perhubungan, dua mobil dinas lainnya dan puluhan sepeda motor tak luput dari aksi pembakaran yang dilakukan para massa anarkis tersebut.
Menurutnya, dengan penindakan tersebut, akan ada efek jera dari para pelaku dan sebagai shok terapi kepada masyarakat agar kejadian seperti itu tak kembali terulang di kemudian hari.
“Tidak cukup dengan meminta maaf, pelaku harus ditindak, tegas,” ujar Roem, di DPRD Sulsel, Selasa (2/4/2013).
Dia menyebutkan, rusuh Palopo seharusnya sudah diantisipasi sejak awal. Apalagi Pilwalkot ini berbeda dengan Pilgub, karena kandidat dan warga memiliki ikatan emosional yang sangat dekat. Jikapun terjadi hal demikian, lanjutnya, kandidat yakni Haidir Basir-Tamrin (Hati) dinilai sebagai sosok harus bertanggungjawab.
“Seharusnya, kalau memang tidak terima dengan keputusan KPU, kandidat yang kalah (Hati) harusnya menempuh jalur MK, dan bukan dengan cara kekerasan," ujar mantan Bupati Sinjai dua periode itu.
Maka itu, dirinya sangat mengecam aksi brutal yang dilakukan salah satu kandidat tersebut. Pasalnya, kejadian itu dinilai sangat merugikan semua pihak, terutama rakyat Kota Palopo, karena sejumlah kantor pemerintahan rusak sehingga tak mampu melakukan pelayanan secara normal.
Seperti diberitakan sebelumnya, pendukung Hati, calon wali kota Palopo yang kalah dalam Pilkada mengamuk dan membakar sejumlah gedung perkantoran. Kantor wali kota Palopo tak luput dari kemarahan massa dan ludes terbakar.
Selain itu, beberapa gedung perkantoran, Kantor KPU, Kantor Panwaslu, Kantor Golkar, Kantor Redaksi Harian Palopo Pos, Kantor Dinas Perhubungan, dan Kantor Akademi Keperawatan (Akper) milik Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.
Dalam aksi massa tersebut, dua bus dinas perhubungan, dua mobil dinas lainnya dan puluhan sepeda motor tak luput dari aksi pembakaran yang dilakukan para massa anarkis tersebut.
(rsa)