Sejumlah situs sejarah di Wajo memprihatinkan
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah situs sejarah yang ada di Kabupaten Wajo mulai kritis. Hal ini disebabkan adanya aktivitas warga di sekitar situs sejarah yang bisa mengancam kondisi dan posisi situs.
Situs sejarah yang membutuhkan perhatian lebih hingga saat sekarang ini adalah Mushollah (Mesjid tua) yang ada di Desa Tosora. Selain itu Situs Geddongge, dan Allangkanangge yang juga dalam mulai memperihatinkan.
Ketua Komisi III DPRD Wajo Agustan Ranreng mengatakan, untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah harus menanganinya dengan segera, karena dikhawatirkan kalau dibiarkan berlarut-larut situs tersebut bisa saja hilang.
"Kami akan sharing dengan Dispora terkait persaolan tersebut, karena selain Situs Geddongnge masih banyak situs lain yang juga memprihatinkan dan perlu pembenahan di Tosora. Jadi harus ada pembenahan di sekitar situs sebagai bukti sejarah bahwa di Tosora lah asal mulanya Wajo," katanya.
Sementara itu, Staf Bidang Sejarah Disporabudpar Kabupaten Wajo, Aldi, membenarkan adanya aktivitas warga tersebut. Menurutnya, aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat itu sangat bembahayakan keberadaan situs karena akibat dari aktivitas seperti berkebun itu bisa merubah kondisi situs dan lokasi situs.
Dia mengatakan kritisnya sejumlah situs yang ada dikabupaten Wajo itu disebabkan adanya aktivitas warga di lokasi situs yang sebenarnya tidak diperbolehkan karena berkaitan dengan sejarah.
"Upaya untuk menyelamatkan sistus sejarah itu, pemerintah sudah membuat rancangan peraturan daerah terkait cagar budaya dan saat ini rancangan peraturan daerah itu sudah ada dibagian perundang-undangan Setda Wajo dan diharapkan dalam waktu dekat bisa dikaji oleh DPRD kemudian ditetapkan menjadi perda," kata Aldi.
Aldi mengatakan, perda cagar budaya harus diperhatikan karena ini berkaitan dengan lingkungan dan perda cagar budaya juga berkaitan dengan cagar budaya itu berhubungan dengan sejarah pembentukan kabupaten Wajo.
"Bahkan sejumlah situs yang ada di Wajo itu ada kaitannya dengan pembentukan Sulawesi Selatan pada umumnya," kata Aldi.
Sementara Wakil Bupati Wajo Amran, yang dimintai tanggapannya terkait hal tersebut mengatakan, Pemkab akan tetap memperhatikan situs sejarah yang ada. Kedepan selain memperhatikan infrastruktur situs sejarah juga akan tetap menjadi perhatian.
"Tentu kita akan upayakan sinergikan dengan program lain, karena situs sejarah tidak boleh hilang," katanya.
Situs sejarah yang membutuhkan perhatian lebih hingga saat sekarang ini adalah Mushollah (Mesjid tua) yang ada di Desa Tosora. Selain itu Situs Geddongge, dan Allangkanangge yang juga dalam mulai memperihatinkan.
Ketua Komisi III DPRD Wajo Agustan Ranreng mengatakan, untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah harus menanganinya dengan segera, karena dikhawatirkan kalau dibiarkan berlarut-larut situs tersebut bisa saja hilang.
"Kami akan sharing dengan Dispora terkait persaolan tersebut, karena selain Situs Geddongnge masih banyak situs lain yang juga memprihatinkan dan perlu pembenahan di Tosora. Jadi harus ada pembenahan di sekitar situs sebagai bukti sejarah bahwa di Tosora lah asal mulanya Wajo," katanya.
Sementara itu, Staf Bidang Sejarah Disporabudpar Kabupaten Wajo, Aldi, membenarkan adanya aktivitas warga tersebut. Menurutnya, aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat itu sangat bembahayakan keberadaan situs karena akibat dari aktivitas seperti berkebun itu bisa merubah kondisi situs dan lokasi situs.
Dia mengatakan kritisnya sejumlah situs yang ada dikabupaten Wajo itu disebabkan adanya aktivitas warga di lokasi situs yang sebenarnya tidak diperbolehkan karena berkaitan dengan sejarah.
"Upaya untuk menyelamatkan sistus sejarah itu, pemerintah sudah membuat rancangan peraturan daerah terkait cagar budaya dan saat ini rancangan peraturan daerah itu sudah ada dibagian perundang-undangan Setda Wajo dan diharapkan dalam waktu dekat bisa dikaji oleh DPRD kemudian ditetapkan menjadi perda," kata Aldi.
Aldi mengatakan, perda cagar budaya harus diperhatikan karena ini berkaitan dengan lingkungan dan perda cagar budaya juga berkaitan dengan cagar budaya itu berhubungan dengan sejarah pembentukan kabupaten Wajo.
"Bahkan sejumlah situs yang ada di Wajo itu ada kaitannya dengan pembentukan Sulawesi Selatan pada umumnya," kata Aldi.
Sementara Wakil Bupati Wajo Amran, yang dimintai tanggapannya terkait hal tersebut mengatakan, Pemkab akan tetap memperhatikan situs sejarah yang ada. Kedepan selain memperhatikan infrastruktur situs sejarah juga akan tetap menjadi perhatian.
"Tentu kita akan upayakan sinergikan dengan program lain, karena situs sejarah tidak boleh hilang," katanya.
(rsa)