Bina Marga: Banyak jalan nasional yang rawan kecelakaan
A
A
A
Sindonews.com - Maraknya kecelakaan di Jawa Barat tidak lepas dari buruknya infrastruktur jalan, baik jalan provinsi maupun nasional.
Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat Guntoro menyebutkan, jalan rawan kecelakaan tersebut sebagian besar ada di jalan nasional.
"Jalur rawan kecelakaan itu biasanya jalannya jelek, tapi kebanyakan bukan jalan provinsi," kata Guntoro, di Bandung, Kamis (7/3/2013).
Ia menjelaskan, jalan nasional kewenangannya ada di pemerintah pusat. Pemprov Jabar sudah mengusulkan perbaikan jalan nasional tersebut, tetapi belum mendapat tanggapan. Contoh jalan nasional di antaranya di wilayah Pantura dan Puncak.
"Sejak tiga bulan lalu kami sudah mengusulkan, tapi belum ada respon," tuturnya.
Biaya perawatan/perbaikan jalan nasional yang rusak tersebut cukup besar. Untuk jalan aspal dananya bisa mencapai Rp35 juta perkilometer pertahunnya.
Lebih mahal lagi jika perawatan jalan beton yang biayanya bisa tiga kali lipat dari perawatan jalan aspal.
Sementara kondisi jalan provinsi yang panjangnya sekira 2.191 kilometer, kata Guntoro, relatif lebih baik dibandingkan jalan nasional. Ia mengklaim, perawatan untuk memantapkan jalan dilakukan setiap tahunnya.
Bahkan tahun ini pihaknya mentargetkan 100 persen kemantapan jalan provinsi.
"Saat ini kemantapan jalan sudah 97,5 persen," sebutnya.
Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat Guntoro menyebutkan, jalan rawan kecelakaan tersebut sebagian besar ada di jalan nasional.
"Jalur rawan kecelakaan itu biasanya jalannya jelek, tapi kebanyakan bukan jalan provinsi," kata Guntoro, di Bandung, Kamis (7/3/2013).
Ia menjelaskan, jalan nasional kewenangannya ada di pemerintah pusat. Pemprov Jabar sudah mengusulkan perbaikan jalan nasional tersebut, tetapi belum mendapat tanggapan. Contoh jalan nasional di antaranya di wilayah Pantura dan Puncak.
"Sejak tiga bulan lalu kami sudah mengusulkan, tapi belum ada respon," tuturnya.
Biaya perawatan/perbaikan jalan nasional yang rusak tersebut cukup besar. Untuk jalan aspal dananya bisa mencapai Rp35 juta perkilometer pertahunnya.
Lebih mahal lagi jika perawatan jalan beton yang biayanya bisa tiga kali lipat dari perawatan jalan aspal.
Sementara kondisi jalan provinsi yang panjangnya sekira 2.191 kilometer, kata Guntoro, relatif lebih baik dibandingkan jalan nasional. Ia mengklaim, perawatan untuk memantapkan jalan dilakukan setiap tahunnya.
Bahkan tahun ini pihaknya mentargetkan 100 persen kemantapan jalan provinsi.
"Saat ini kemantapan jalan sudah 97,5 persen," sebutnya.
(ysw)