Dukung kebebasan pers, wartawan kumpulkan tandatangan
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah wartawan di Tapanuli Utara (Taput) melakukan aksi mengumpulkan sejuta tandatangan dalam rangka merayakan hari Pers ke 67 yang jatuh pada tanggal 9 Pebuari 2013.
Pengumpulan tandangan di depan Kantor DPRD Tarutung tersebut diharapkan sebagai bagian dari ekspresi dalam memerdekakan mengemukakan pendapat.
Aksi pengumpulan tandangan tangan tersebut dilakukan untuk mengingat kembali pentingnya tugas wartawan dalam menunjung dekomkrasi nilai dan hak azasi manusia.
Bahkan sebagai salah satu pilar demokrasi, Pers tidak jarang dihadapkan pada berbagai tantangan baik idologis maupun fisik.
“Meskipun demikian, sampai saat ini pers terus bertahan dan menjadi bagian dari kontrol sosial yang melengkapi kehidupan berbangsa dan bernegara,” terang Koordinator kegiatan Tulus Sibuea, Sabtu (9/2/2013).
Pers merupakan pintu perluasan dari ilmu pengetahuan, kemerdekaan dan kebebasan sebagai manusia yang bermartabat. Sehingga dalam rangka hari pers nasional, komunitas wartawan Taput berusaha untuk menujukkan kepada public bahwa wartawan adalah komunitas terpenting dalam pembangunan bangsa.
Wartawan lainnya yang ikut dalam aksi pengumpulan dukungan kebebasan pers, Candra Sirait yang mengatakan bahwa kerap sekali wartawan dianggap sebagai kasta kedua di Negara ini.
Bahkan dihina dan dianiaya atas nama tugas dan kebebasan demokrasi. Padahal dari aspek tugas wartawan dituntut sebagai mesin pencerahan terhadap masyarakat luas.
“Karena pada prinsipnya dunia akan gelap tanpa wartawan,” katanya.
Pengumpulan tandangan di depan Kantor DPRD Tarutung tersebut diharapkan sebagai bagian dari ekspresi dalam memerdekakan mengemukakan pendapat.
Aksi pengumpulan tandangan tangan tersebut dilakukan untuk mengingat kembali pentingnya tugas wartawan dalam menunjung dekomkrasi nilai dan hak azasi manusia.
Bahkan sebagai salah satu pilar demokrasi, Pers tidak jarang dihadapkan pada berbagai tantangan baik idologis maupun fisik.
“Meskipun demikian, sampai saat ini pers terus bertahan dan menjadi bagian dari kontrol sosial yang melengkapi kehidupan berbangsa dan bernegara,” terang Koordinator kegiatan Tulus Sibuea, Sabtu (9/2/2013).
Pers merupakan pintu perluasan dari ilmu pengetahuan, kemerdekaan dan kebebasan sebagai manusia yang bermartabat. Sehingga dalam rangka hari pers nasional, komunitas wartawan Taput berusaha untuk menujukkan kepada public bahwa wartawan adalah komunitas terpenting dalam pembangunan bangsa.
Wartawan lainnya yang ikut dalam aksi pengumpulan dukungan kebebasan pers, Candra Sirait yang mengatakan bahwa kerap sekali wartawan dianggap sebagai kasta kedua di Negara ini.
Bahkan dihina dan dianiaya atas nama tugas dan kebebasan demokrasi. Padahal dari aspek tugas wartawan dituntut sebagai mesin pencerahan terhadap masyarakat luas.
“Karena pada prinsipnya dunia akan gelap tanpa wartawan,” katanya.
(ysw)