22 orang korban perdagangan orang masih tertahan di Malaysia

22 orang korban perdagangan orang masih tertahan di Malaysia
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 22 orang korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang tertangkap petugas kepolisian Malaysia, hingga kini belum berhasil dipulangkan ketanah air. Ke-22 orang itu, harus disidang di mahkamah guna memberikan kesaksian.
"Sebenarnya ada 104 TKI, akan tetapi baru berhasil dipulangkan 82 orang. Sisanya masih harus hadir di mahkamah untuk memberikan kesaksian terkait kasus tersebut di sana," kata Tatang Budi Utama Rajaq, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia pada Kemenlu RI, Senin (28/1/2013).
Dia menambahkan, ke 82 Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah berhasil dipulangkan hari ini merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berhasil dibebaskan dari tindak kejahatan penjualan orang oleh pihak kepolisian IPPD Cheras dan Imigrasi Port Klang, Selangor, Malaysia, yang ditindak lanjuti oleh KBRI Kuala Lumpur.
Mereka dipekerjakan di Malaysia, dan rencananya akan diberangkatkan kembali kesejunlah negara di kawasan Timur Tengah untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga tanpa melalui proses perekrutan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dikatakan Tatang, ke 82 TKI korban TPPO berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, mulai dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Pembebasannya pada 1 Desember 2012 saat pihak imigrasi melapor ke KBRI Kuala Lumpur bahwa diselamatkan 104 tenaga kerja asing dimana 93 diantaranya WNI yang direkrut oleh agen setempat bernama AP Sentosa. Lalu kembali diselamatkan 11 TKI yang disekap di apartemen di Bukit Jalil, Kuala Lumpur," terangnya.
Para TKI korban TPPO ini berangkat tanpa dokumen resmi dari pihak pemerintah. Rencanaya, para TKI ini akan dikirim ke Timur Tengah dimana negara ini sudah tidak lagi aman untuk dijadikan tujuan penempatan TKI usai moratorium situasi politik domestik yang tidak kondusif.
"Sebenarnya ada 104 TKI, akan tetapi baru berhasil dipulangkan 82 orang. Sisanya masih harus hadir di mahkamah untuk memberikan kesaksian terkait kasus tersebut di sana," kata Tatang Budi Utama Rajaq, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia pada Kemenlu RI, Senin (28/1/2013).
Dia menambahkan, ke 82 Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah berhasil dipulangkan hari ini merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berhasil dibebaskan dari tindak kejahatan penjualan orang oleh pihak kepolisian IPPD Cheras dan Imigrasi Port Klang, Selangor, Malaysia, yang ditindak lanjuti oleh KBRI Kuala Lumpur.
Mereka dipekerjakan di Malaysia, dan rencananya akan diberangkatkan kembali kesejunlah negara di kawasan Timur Tengah untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga tanpa melalui proses perekrutan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dikatakan Tatang, ke 82 TKI korban TPPO berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, mulai dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Pembebasannya pada 1 Desember 2012 saat pihak imigrasi melapor ke KBRI Kuala Lumpur bahwa diselamatkan 104 tenaga kerja asing dimana 93 diantaranya WNI yang direkrut oleh agen setempat bernama AP Sentosa. Lalu kembali diselamatkan 11 TKI yang disekap di apartemen di Bukit Jalil, Kuala Lumpur," terangnya.
Para TKI korban TPPO ini berangkat tanpa dokumen resmi dari pihak pemerintah. Rencanaya, para TKI ini akan dikirim ke Timur Tengah dimana negara ini sudah tidak lagi aman untuk dijadikan tujuan penempatan TKI usai moratorium situasi politik domestik yang tidak kondusif.
(san)