Perwira polisi diduga dalangi pembunuhan Briptu yoga

Jum'at, 25 Januari 2013 - 19:26 WIB
Perwira polisi diduga...
Perwira polisi diduga dalangi pembunuhan Briptu yoga
A A A
Sindonews.com - Setelah mendapatkan petunjuk, akhirnya Kepolisian Resor Kota (Polsekta) Blitar berhasil mengungkap pembunuhan polisi di malam tahun baru. Ternyata tindakan tersebut didalangi perwira polisi yang cemburu dengan korban.

Pembunuh anggota Polsek Sananwetan Kota Blitar Brigadir Inspektur Satu Prayoga Ardi Priyanto (25) pada malam pergantian tahun baru 2012 silam dibawa ke Blitar.

Pelaku yakni, Mohammad Muad alias Ustadz (30) warga Panjangjiwo, Surabaya dilimpahkan ke Polres Blitar Kota. Dalam pemeriksaan lanjutan penyidik, Muadz mengaku hanya menjalankan perintah oknum perwira kepolisian dengan imbalan uang senilai Rp15 juta.

“Saya hanya disuruh Kompol R untuk membunuh korban,“ tutur Muad di hadapan penyidik, Jumat (25/1/2013).

Dengan sebilah senjata tajam jenis belati, Muadz menusuk leher Briptu Yoga yang saat itu sedang menjalankan tugas piket pengamanan malam tahun baru.

“Saya mendapat uang muka sebesar Rp 5 juta. Sisanya diberikan setelah pekerjaan saya selesai,“terangnya.

Berdasarkan informasi, Kompol R adalah mantan Wakapolres Kota Blitar yang berpindah tugas di Polda Jawa Timur. Kasus pembunuhan ini bermotif asmara.

Kompol R merasa sakit hati setelah wanita simpananya (WIL) bermain hati dengan Briptu Yoga. Wanita berinisial W yang berprofesi sebagai pemandu lagu tersebut merupakan mantan pacar lama Yoga.

Karena merasa dipecundangi Kompol R marah dan sempat melakukan kekerasan kepada Yoga. Meski berstatus sebagai bawahan, Yoga nekat memperlihatkan sikap melawan.

Informasinya, mutasi Kompol R ke Polda Jatim terkait erat dengan permasalahan asmara tersebut. Sebelum menangkap Muadz, petugas lebih dulu meringkus Ahmad Zaini (25) teman Muadz yang bertindak sebagai joki kendaraan (sepeda motor).

Mendengar Zaini tertangkap, Muad mengaku sempat hendak menyerahkan diri. Ia sudah mendatangi Mapolda Jawa Timur. Namun tidak tahu harus menemui siapa.

“Saya kemudian memutuskan kabur lagi. Dari kota ke kota. Dan kemudian memutuskan masuk ke pondok pesantren di Desa Pesawahan, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Saya bermaksud untuk bertobat, “sesalnya.

Seperti diketahui, dalam kasus pembunuhan ini, sejak awal aparat kepolisian cenderung memperlihatkan sikap tertutup. Termasuk ketika menjebloskan Kompol R di Lapas Klas II B Blitar dengan tuduhan penganiayaan terhadap teman wanitanya berinisial R, polisi tidak memberikan keterangan secara gamblang.

Begitu juga dengan sekarang. Kapolres Kota Blitar AKBP Indarto hanya mengatakan pihaknya masih akan melakukan pendalaman penyidikan. Dalam waktu dekat polisi juga akan melakukan rekonstruksi pembunuhan tersebut.

“Kita masih akan mendalami penyedikan ini, termasuk melakukan rekonstruksi,“ ujarnya singkat.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)