Ratusan hektare padi hanyut tersapu banjir
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan hektare tanaman padi yang baru ditanam hanyut tersapu banjir yang merendam sawah milik petani di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (22/1/2013) pagi.
Akibatnya banjir ini, petani menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah. Petani berharap pemerintah mau membantu memberi bibit padi secara gratis karena dalam sebulan sudah dua kali ini tanaman padi mereka hilang tersapu banjir.
Hamparan sawah di Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, dalam sebulan ini berubah menjadi danau. Air setinggi 1,5 meter membuat tanaman padi yang baru saja ditanam petani hilang.
Dalam satu bulan, banjir ini sudah dua kali menggenangi sawah mereka. Padahal akhir Desember lalu mereka sudah menanami sawah dengan bibit padi namun satu pekan kemudian bibit padinya hilang karena sawahnya terendam banjir.
Setelah banjir surut, dua pekan lalu petani mencoba menanam bibit padi lagi namun untuk kedua kalinya banjir kembali datang dan menghanyutkan lagi tanaman padi yang baru mereka tanam.
Padahal untuk satu kali tanam, petani mengaku harus mengeluarkan biaya antara Rp1 juta-Rp2 juta per hektare.
Petani dari Desa Kedungmlati, Khusnan mengatakan, banjir ini akibat luapan air Sungai Konto.
"Sejak satu pekan lalu meluap, sampai kini belum surut juga," katanya, Selasa (22/1/2013).
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Jombang segera melakukan normalisasi Sungai Konto yang melintas di desa mereka agar mampu menampung air di tiap musim penghujan.
Selain di Desa Kedungmlati, banjir juga masih merendam puluhan hektare sawah petani di Kecamatan Tembelang dan Kecamatan Megaluh.
Akibatnya banjir ini, petani menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah. Petani berharap pemerintah mau membantu memberi bibit padi secara gratis karena dalam sebulan sudah dua kali ini tanaman padi mereka hilang tersapu banjir.
Hamparan sawah di Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, dalam sebulan ini berubah menjadi danau. Air setinggi 1,5 meter membuat tanaman padi yang baru saja ditanam petani hilang.
Dalam satu bulan, banjir ini sudah dua kali menggenangi sawah mereka. Padahal akhir Desember lalu mereka sudah menanami sawah dengan bibit padi namun satu pekan kemudian bibit padinya hilang karena sawahnya terendam banjir.
Setelah banjir surut, dua pekan lalu petani mencoba menanam bibit padi lagi namun untuk kedua kalinya banjir kembali datang dan menghanyutkan lagi tanaman padi yang baru mereka tanam.
Padahal untuk satu kali tanam, petani mengaku harus mengeluarkan biaya antara Rp1 juta-Rp2 juta per hektare.
Petani dari Desa Kedungmlati, Khusnan mengatakan, banjir ini akibat luapan air Sungai Konto.
"Sejak satu pekan lalu meluap, sampai kini belum surut juga," katanya, Selasa (22/1/2013).
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Jombang segera melakukan normalisasi Sungai Konto yang melintas di desa mereka agar mampu menampung air di tiap musim penghujan.
Selain di Desa Kedungmlati, banjir juga masih merendam puluhan hektare sawah petani di Kecamatan Tembelang dan Kecamatan Megaluh.
(ysw)