Dinding penahan ambrol, jembatan ditutup
A
A
A
Sindonews.com - Jembatan gantung di Desa Manaruwi, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, terpaksa ditutup untuk waktu yang tidak ditentukan. Penutupan ini karena plengsengan atau dinding penahan jembatan ambrol tergerus air.
Jembatan gantung Desa Manaruwi tersebut memiliki bentangan sekitar 40 meter dan lebar 1,25 meter diatas di Sungai Kedung Larangan. Akibat penutupan jembatan yang menghubungkan antar dusun tersebut, warga harus memutar sejauh 3 kilometer.
Menurut warga sekitar, ambrolnya plengsengan penyanggah jembatan itu selain karena tergerus air juga disebabkan struktur bangunan yang tidak kuat. Plengsengan tersebut dibangun sekitar tujuh tahun lalu.
"Aliran sungai sebenarnya tidak seberapa besar. Tapi karena bangunannya tidak kuat, sehingga ambrol tergerus air," kata Ahmad Fatah, warga setempat, Senin (14/1/2013).
Menurut warga, meski berukuran kecil, fungsi jembatan gantung ini sangat vital. Pengguna jembatan ini dapat memotong jarak tempuh mencapai tiga kilometer.
Warga berharap, Pemkab Pasuruan segera membangun kembali plengsengan yang ambrol. Sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan dalam melakukan aktifitas kesehariannya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Pasuruan, Hari Apriyanto, menyatakan, petugas tim tehnis telah turun ke lapangan untuk mensurvei bangunan yang jebol. Pihaknya mengupayakan segera memperbaiki plengsengan tersebut.
"Tim tehnis PU Bina Marga dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah meninjau lapangan. Untuk penanganan darurat menggunakan dana BPBD. Jika memungkinkan akan dilakukan perbaikan secara menyeluruh dengan menggunakan anggaran PU Bina Marga," tandas Hari Apriyanto.
Jembatan gantung Desa Manaruwi tersebut memiliki bentangan sekitar 40 meter dan lebar 1,25 meter diatas di Sungai Kedung Larangan. Akibat penutupan jembatan yang menghubungkan antar dusun tersebut, warga harus memutar sejauh 3 kilometer.
Menurut warga sekitar, ambrolnya plengsengan penyanggah jembatan itu selain karena tergerus air juga disebabkan struktur bangunan yang tidak kuat. Plengsengan tersebut dibangun sekitar tujuh tahun lalu.
"Aliran sungai sebenarnya tidak seberapa besar. Tapi karena bangunannya tidak kuat, sehingga ambrol tergerus air," kata Ahmad Fatah, warga setempat, Senin (14/1/2013).
Menurut warga, meski berukuran kecil, fungsi jembatan gantung ini sangat vital. Pengguna jembatan ini dapat memotong jarak tempuh mencapai tiga kilometer.
Warga berharap, Pemkab Pasuruan segera membangun kembali plengsengan yang ambrol. Sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan dalam melakukan aktifitas kesehariannya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Pasuruan, Hari Apriyanto, menyatakan, petugas tim tehnis telah turun ke lapangan untuk mensurvei bangunan yang jebol. Pihaknya mengupayakan segera memperbaiki plengsengan tersebut.
"Tim tehnis PU Bina Marga dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah meninjau lapangan. Untuk penanganan darurat menggunakan dana BPBD. Jika memungkinkan akan dilakukan perbaikan secara menyeluruh dengan menggunakan anggaran PU Bina Marga," tandas Hari Apriyanto.
(ysw)