375 desa terancam longsor

Senin, 07 Januari 2013 - 19:31 WIB
375 desa terancam longsor
375 desa terancam longsor
A A A
Sindonews.com - Sedikitnya terdapat 375 desa yang berada di sembilan kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih terancam bencana longsor. Sebagian besar wilayah tersebut di daerah lereng pegunungan Menoreh.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo mengatakan, sejumlah kecamatan yang masuk dalam wilayah rawan longsor adalah Kecamatan Borobudur, Salaman, Kaliangkrik, Kajoran, Tempuran, Windusari, Bandongan, Pakis, dan Ngablak.

"Data tersebut merupakan hasil survei dan pendataan langsung di lokasi kejadian," katanya di kantornya, Senin (7/1/2013).

Selain Menoreh, pegunungan Sumbing dan Merbabu juga masuk dalam daftar wilayah rawan tanah longsor.

Sejauh ini, tingkat kerawanan yang tinggi sepanjang tahun 2012, berada di wilayah Kecamatan Kajoran, Salaman, dan Borobudur.

"Di wilayah tersebut, kontur tanah tanah labil, sehingga mudah terjadi longsor," ungkapnya.

Berdasarkan survei lokasi yang dilakukannya, beberapa warga banyak yang tinggal di wilayah perbukitan yang rawan longsor. Ia menyebut kearifan lokal yang masih kental, membuat warga masih enggan untuk hidup di bawah perbukitan.

"Sejauh ini memang tidak ada relokasi," paparnya.

Memasuki musim hujan seperti saat ini, pihaknya terus menghimbau warga jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama tiga jam berturut-turut, warga harus bersiap-siap bergeser dari wilayah lokasi ke lokasi yang aman.

Sementara itu, langkah taktis yang sudah dilakukan pihaknya saat ini adalah pemberian himbauan dengan melibatkan langsung masyarakat. Menurutnya, ada beberapa organisasi di masyarakat yang dibentuk untuk pengurangan resiko bencana.

Selain itu, deteksi dini terhadap bencana juga dilakukan dengan pemasangan Early Warning System (EWS) di beberapa titik seperti di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Desa Salam Kanci, Kecamatan Bandongan, Desa Genita, KecamatanWindusari, dan Desa Bale Agung, Kecamatan Grabag.

“Tahun ini (2013) kita usulkan pemasangan EWS di Desa Madyagondo, Kecamatan Ngablak,” jelasnya.

Sebelumnya, bencana longsor terjadi di jalur Magelang-Boyolali, Sabtu (5/1) malam hingga Minggu (6/1) pagi. Kepala bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan

Kepala BPBD Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Jika terjadi bencana, atau tanda-tanda langsung melakukan koordinasi dengan aparat desa, SAR terdekat, atau langsung kepada kami," ujarnya.

Joko menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Satlantas dan Dishub untuk memasang himbauan di sepanjang jalur alternatif tersebut. Pengamanan tersebut dibutuhkan lantaran banyak tebing-tebing yang sudah retak-retak.

“Tentu saja masih memiliki potensi longsor cukup tinggi. Untuk pengendara sepeda motor juga harus berhati-hati, selain longsor, jalan juga masih licin,” tandasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1716 seconds (0.1#10.140)