Uang operasional mushala & masjid se-Kota Batu disunat
A
A
A
Sindonews.com - Uang operasional mushala dan masjid se Kota Batu di sunat oleh oknum pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Batu. Pemotongan uang operasional tempat ibadah itu untuk bancaan dan membiayai operasional kegiatan pengurus DMI selama tahun 2013.
Setiap tahun, bagian Kesra Kota Batu mencairkan bantuan dana operasional bagi 478 mushala dan 158 masjid se Kota Batu. Setiap mushola menerima bantuan Rp1 juta. Sedangkan untuk operasional masjid pemerintah membantu Rp2,5 juta per masjidnya.
Namun sayang, saat pencairan bantuan, uang yang diterima pengurus mushala dan takmir masjid se Kota Batu tidak utuh lagi. Dana operasional mushola dipotong Rp100 ribu per mushola dan Rp200 ribu untuk setiap masjid.
“Tahun 2011 bantuan operasional mushola yang kami terima dari bagian Kesra utuh tidak ada pemotongan Rp1 pun. Tapi kenapa pada pencairan tahun 2012 kemarin ada pemotongan Rp100 ribu. Soal pemotongan itu belum pernah ada sosialisasi dari pengurus DMI kepada kita,” terang Hidayat, pengurus musholah Istiqomah, Desa/Kecamatan Junrejo, Kamis 3 Januari 2013.
Menurut Hidayat, saat ini muncul keresahaan di tengah masyarakat. Rata-rata pengurus mushala di wilayah Kecamatan Junrejo tidak tahu harus mengadukan masalahnya ke mana.
“Kita sudah bertemu denga Kabag Kesra Kota Batu. Kita mendesak Kabag Kesra segera menuntaskan masalah ini,” ucap Hidayat.
Bantuan dana opersional yang diterima mushala biasanya difungsikan untuk membiayai perbaikan bola lampu yang padam, untuk memperbaruhi cat dinding mushola yang kusam, untuk membeli kapur, dan membeli buku-buku untuk kegiatan TPQ.
Keluhaan serupa juga datang dari Adi Wiyono pengurus mushala Nurul Iman, Kecamatan Junrejo. Kata dia tidak biasanya pemerintah memotong bantuan operasional yang diberikan.
“Tahun-tahun sebelumnya jumlah bantuannya utuh Rp1 juta. Tapi sekarang tinggal Rp900 ribu,” sebut adi Wiyono.
Kabag Kesra Kota Batu, Ismail A Gani saat dikonfirmasi menyatakan, pihaknya tidak pernah memotong bantuan operasional untuk mushala dan masjid. Karena sifat bantuannya dana hibah dari Pemkot Batu kepada pengurus musholah dan takmir masjid.
“Ya kita sudah mendapatkan laporan masyarakat tentang masalah itu. Besok kita akan memanggil pengurus DMI Kota Batu. Karena yang bertugas mencairkan bantuan operasional untuk mushala dan masjid adalah pengurus DMI Kota Batu," jelasnya.
Menurut Ismail, andaikan pemotongan bantuan oeperasional untuk mushala dan masjid itu disengaja oleh pengurus DMI, maka pihaknya akan meminta pertanggung jawaban dari pihak yang memotongnya dan memerintahkan untuk segera mengembalikannya.
Di tempat terpisah, Ketua DMI Kota Batu Maarif Mashuridlo saat dikonfirmasi membenarkan kalau terjadi pemotongan bantuan operasional untuk mushala dan masjid se Kota Batu. Dari hasil pemotongan uang bantuan itu terkumpul uang sebanyak Rp77,3 juta.
Munurut Maarif, pengurus DMI Kota Batu menggelar Rakerda yang dihadiri seluruh takmir masjid se Kota Batu. Dalam rakerda itu diputuskan untuk membiayai operasional kegiatan DMI dan menjalankan program-programnya mengambil uang dari bantuan operasional mushola dan masjid.
“Saat rakerda kita memang tidak mengundang pengurus mushola karena jumlahnya banyak. Tapi seluruh tamir masjid di Kota Batu setuju dengan pemotongan itu. Yang jelas uangnya akan kita pergunakan untuk kegiatan anggota DMI, Kota Batu,” urai Maarif.
Setiap tahun, bagian Kesra Kota Batu mencairkan bantuan dana operasional bagi 478 mushala dan 158 masjid se Kota Batu. Setiap mushola menerima bantuan Rp1 juta. Sedangkan untuk operasional masjid pemerintah membantu Rp2,5 juta per masjidnya.
Namun sayang, saat pencairan bantuan, uang yang diterima pengurus mushala dan takmir masjid se Kota Batu tidak utuh lagi. Dana operasional mushola dipotong Rp100 ribu per mushola dan Rp200 ribu untuk setiap masjid.
“Tahun 2011 bantuan operasional mushola yang kami terima dari bagian Kesra utuh tidak ada pemotongan Rp1 pun. Tapi kenapa pada pencairan tahun 2012 kemarin ada pemotongan Rp100 ribu. Soal pemotongan itu belum pernah ada sosialisasi dari pengurus DMI kepada kita,” terang Hidayat, pengurus musholah Istiqomah, Desa/Kecamatan Junrejo, Kamis 3 Januari 2013.
Menurut Hidayat, saat ini muncul keresahaan di tengah masyarakat. Rata-rata pengurus mushala di wilayah Kecamatan Junrejo tidak tahu harus mengadukan masalahnya ke mana.
“Kita sudah bertemu denga Kabag Kesra Kota Batu. Kita mendesak Kabag Kesra segera menuntaskan masalah ini,” ucap Hidayat.
Bantuan dana opersional yang diterima mushala biasanya difungsikan untuk membiayai perbaikan bola lampu yang padam, untuk memperbaruhi cat dinding mushola yang kusam, untuk membeli kapur, dan membeli buku-buku untuk kegiatan TPQ.
Keluhaan serupa juga datang dari Adi Wiyono pengurus mushala Nurul Iman, Kecamatan Junrejo. Kata dia tidak biasanya pemerintah memotong bantuan operasional yang diberikan.
“Tahun-tahun sebelumnya jumlah bantuannya utuh Rp1 juta. Tapi sekarang tinggal Rp900 ribu,” sebut adi Wiyono.
Kabag Kesra Kota Batu, Ismail A Gani saat dikonfirmasi menyatakan, pihaknya tidak pernah memotong bantuan operasional untuk mushala dan masjid. Karena sifat bantuannya dana hibah dari Pemkot Batu kepada pengurus musholah dan takmir masjid.
“Ya kita sudah mendapatkan laporan masyarakat tentang masalah itu. Besok kita akan memanggil pengurus DMI Kota Batu. Karena yang bertugas mencairkan bantuan operasional untuk mushala dan masjid adalah pengurus DMI Kota Batu," jelasnya.
Menurut Ismail, andaikan pemotongan bantuan oeperasional untuk mushala dan masjid itu disengaja oleh pengurus DMI, maka pihaknya akan meminta pertanggung jawaban dari pihak yang memotongnya dan memerintahkan untuk segera mengembalikannya.
Di tempat terpisah, Ketua DMI Kota Batu Maarif Mashuridlo saat dikonfirmasi membenarkan kalau terjadi pemotongan bantuan operasional untuk mushala dan masjid se Kota Batu. Dari hasil pemotongan uang bantuan itu terkumpul uang sebanyak Rp77,3 juta.
Munurut Maarif, pengurus DMI Kota Batu menggelar Rakerda yang dihadiri seluruh takmir masjid se Kota Batu. Dalam rakerda itu diputuskan untuk membiayai operasional kegiatan DMI dan menjalankan program-programnya mengambil uang dari bantuan operasional mushola dan masjid.
“Saat rakerda kita memang tidak mengundang pengurus mushola karena jumlahnya banyak. Tapi seluruh tamir masjid di Kota Batu setuju dengan pemotongan itu. Yang jelas uangnya akan kita pergunakan untuk kegiatan anggota DMI, Kota Batu,” urai Maarif.
(rsa)