Pasca 2 pendaki tewas, Gunung sindoro tetap buka
A
A
A
Sindonews.com - Gunung Sindoro yang terletak di perbatasan Kabupaten Temanggung, dan Wonosobo, dinyatakan tetap dibuka untuk kegiatan pendakian meskipun sempat terjadi insiden tewasnya dua pendaki di malam pergantian tahun 2013 lalu.
Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Temanggung, Juni Junaedi mengatakan, sampai saat ini yang Gunung Sindoro masih aman untuk pendakian.
Namun, para pendaki dilarang untuk mendekati kawah Jalatunda. Sebab, lokasi yang berada di puncak gunung tersebut masih sering mengeluarkan gas beracun atau asap sulfatara yang membahayakan.
"Secara keseluruhan Sindoro aman untuk pendakian, hanya perlu diwaspadai aktivitas kawah Jalatunda. Apalagi saat musim hujan seperti sekarang, sering turun kabut sehingga udara semakin tipis karena ketinggian dan tekanan udara," kata Juni Junaedi di ruang kerjanya, Kamis (3/1/2013).
Menurutnya, suhu di puncak gunung dan kadar gas tidak bisa diprediksi. Kalau tekanan udara di atas rendah, lanjutnya, maka gas akan mengumpul dan terkonsentrasi sehingga membahayakan bagi yang menghirupnya.
Rencananya, pihaknya akan memasang rambu atau papan peringatan di setiap jalur pendakian Sindoro. Selain untuk peringatan, hal ini dapat mengantisipasi terjadinya pendaki yang tersesat.
Petugas Pos Pemantau Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Yuli Rahmatullah mengatakan, sejak Maret 2012, sudah mengirimkan surat ke semua pos pendakian yang ada di Gunung Sindoro.
Dijelaskannya, surat tersebut berisi imbauan kepada para pendaki agar tidak mendekati kawah Jalatunda. Setidaknya pendaki dilarang mendekati bibir kawah dalam jarak minimal 100 meter.
"Pos pendakian Kledung juga sudah kami beri, teman-teman Grasindo juga sudah memperingatkan kepada setiap pendaki agar tidak mendekati bibir kawah pada saat naik ke puncak Sindoro," ujarnya.
Sebenarnya, lanjut dia, di puncak Sindoro pernah dipasang papan peringatan, namun papan larangan itu sekarang sudah tidak ada karena di rusak oleh pendaki yang tidak bertanggung jawab.
Diketahui, pada malam pergantian tahun 2013 dua pedaki gunung tersebut, yakni Mudliul Fuad (17) dan Mufaikin (15) warga dusun Kebon Kandang, Desa Kapulogo, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo tewas di sekitar kawah Jalatunda diduga karena menghirup gas beracun (asap sulfatara).
Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Temanggung, Juni Junaedi mengatakan, sampai saat ini yang Gunung Sindoro masih aman untuk pendakian.
Namun, para pendaki dilarang untuk mendekati kawah Jalatunda. Sebab, lokasi yang berada di puncak gunung tersebut masih sering mengeluarkan gas beracun atau asap sulfatara yang membahayakan.
"Secara keseluruhan Sindoro aman untuk pendakian, hanya perlu diwaspadai aktivitas kawah Jalatunda. Apalagi saat musim hujan seperti sekarang, sering turun kabut sehingga udara semakin tipis karena ketinggian dan tekanan udara," kata Juni Junaedi di ruang kerjanya, Kamis (3/1/2013).
Menurutnya, suhu di puncak gunung dan kadar gas tidak bisa diprediksi. Kalau tekanan udara di atas rendah, lanjutnya, maka gas akan mengumpul dan terkonsentrasi sehingga membahayakan bagi yang menghirupnya.
Rencananya, pihaknya akan memasang rambu atau papan peringatan di setiap jalur pendakian Sindoro. Selain untuk peringatan, hal ini dapat mengantisipasi terjadinya pendaki yang tersesat.
Petugas Pos Pemantau Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Yuli Rahmatullah mengatakan, sejak Maret 2012, sudah mengirimkan surat ke semua pos pendakian yang ada di Gunung Sindoro.
Dijelaskannya, surat tersebut berisi imbauan kepada para pendaki agar tidak mendekati kawah Jalatunda. Setidaknya pendaki dilarang mendekati bibir kawah dalam jarak minimal 100 meter.
"Pos pendakian Kledung juga sudah kami beri, teman-teman Grasindo juga sudah memperingatkan kepada setiap pendaki agar tidak mendekati bibir kawah pada saat naik ke puncak Sindoro," ujarnya.
Sebenarnya, lanjut dia, di puncak Sindoro pernah dipasang papan peringatan, namun papan larangan itu sekarang sudah tidak ada karena di rusak oleh pendaki yang tidak bertanggung jawab.
Diketahui, pada malam pergantian tahun 2013 dua pedaki gunung tersebut, yakni Mudliul Fuad (17) dan Mufaikin (15) warga dusun Kebon Kandang, Desa Kapulogo, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo tewas di sekitar kawah Jalatunda diduga karena menghirup gas beracun (asap sulfatara).
(rsa)